Mohon tunggu...
Farid Elsyarif
Farid Elsyarif Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa yang gemar menulis sebagai ekspresi positif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lagi Malas, Kenapa?

30 Juli 2023   07:36 Diperbarui: 30 Juli 2023   07:39 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi malas, nggak apa-apa. Malas kan sangat wajar dan manusiawi. Nggak punya motivasi. Lagi mau ngapain juga. Bila tidak tahu apa yang harus dilakukan. Terlalu lelah kerja, dan ngobrol di grup WA. Jadi tidak punya energi lagi. Apalagi merasa tidak tahu apa-apa, tidak tahu tentang apa pun. Wajar malas, iya kan?

Lagi malas. Akhirnya, sering menunda pekerjaan. Bangun siang dan sering terlambat. Selalu tidak tahu apa yang mau dilakukan. Malas menis, malas membaca. Semuanya jadi malas. Akhirnya, suka mengeluh dan membandingkan diri dengan orang lain. Pengennya, semua serba instan. Kalau bisa nggak usah ada prosesnya, langsung saja terima hasilnya. Enak banget ya, jadi orang malas. Rajin menunda-nunda dan berdiam diri tanpa melakukan apa-apa. Tapi ingin dapat hasilnya secepat mungkin, alhamdulillah.

Malas memang lazim untuk siapapun. Saat tidak mau melakukan apapun. Berdiam diri sambil berleha-leha. Suatu kondisi di mana lebih senang menghindari pekerjaan yang seharusnya dapat dikerjakan. Potensi yang dimiliki jadi sia-sia. Peluang pun terbuang percuma. Bahkan amal pun "terpaksa" dihindari. Maka saat sering menunda dan berdiam diri merasuk diri, di situlah rasa malas bermukim. Rasa malas yang bertambah lagi tidak terkalahkan. Akhirnya produktivitas pun terabaikan. Hidup malas!

Memang benar, siapapun yang lagi malas. Pasti lupa dan cenderung lalai. Bahwa saingan terberat dalam hidup itu bukanlah orang lain tapi diri sendiri. Siapapun yang sedang bermalas-malasan hari ini, lupa bawah orang lain di luar sana sedang bergerak untuk merebut dan menggeser posisi kita. Saat lagi malas, siapapun sudah pasti merasa jalanan dan waktu itu menyulitkan dirinya. Hingga lupa bahwa Allah SWT sudah siapkan jalan yang mudah dan waktu yang luang untuk mengerjakannnya. Yah lagi malas, sudah pasti enggan berjuang enggan menggapai mimpi. Untuk menjadikan diri sebagai pribadi yang lebih baik. Untuk menebar manfaat kepada banyak orang.  Untuk menebar kebaikan di mana pun berada. Tidak yakin, bahkan tidak percaya untuk bisa menjadi orang yang lebih baik.   

Masih malas sekarang? Yah, memang tidak ada "obat"malas selain diri kita sendiri. Malas itu sejatinya penyakit. Akibat sering menunda-nunda, senang berdiam diri tanpa melakukan apapun, Dan yang paling sering bikin orang malas itu karena terlalu gemar membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain. Keseringan mengintip laju orang lain. Sehingga berujung jadi orang yang pesimis dan berpikir negatif. 

Ada benarnya Scott Geller dalam bukunya "Applied Psychology: Actively Caring for People" menyebut rasa malas itu soal bagaimana kita memperlakukan diri sendiri. Soal mentalitas yang ada pada diri sendiri, mau berubah dan peduli terhadap aktivitas. Mau aktif atau tidak dalam hidup untuk selalu berbuat yang baik dan bermanfaat?

Lagi malas? Nggak apa, lanjutkan saja. Apa ada doa yang dikabulkan tanpa adanya ikhtiar? Salam literasi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun