Jangan dekat-dekat dengan kerbau yang kotor. Artinya, jangan coba-coba masuk dalam kelompok pergaulan yang kurang berbudi pekerti. Karena akan mempengaruhi diri kita sendiri. Ketika pergaulan sudah mengarah maksiat dan mudarat, tidak ada manfaatnya maka saatnya menjauhinya. Agar tidak terpengaruh dari pergaulan buruk tersebut.
Semua itu memang hanya peribahasa. Tapi bila dicermati, mungkin fenomena pergaulan seperti itu ada di dekat kita. Maka ilihlah pergaulan yang bermanfaat, yang menjunjung tinggi kebaikan. Karena baik atau buruk seseorang sangat bergantung pada pergaulannya.
Maka sebagai hikmah puasa, kasihanilah diri kita sendiri. Untuk tidak terlalu banyak bergaul dengan orang-orang yang hanya melemahkan. Kan katanya, kita dibentuk oleh lingkungan di mana kita berada. Maka saatnya memilih lingkungan pergaulan yang buruk. Dan harus lebih hati-hati. Terkadang atas nama pertemanan, teman-teman dekat itulah yang sering "menikam" selalu tepat sasaran. Banyak orang tertipu dengan senyum teman dekatnya sendiri saat berjumpa.
Harus ada prinsip dalam pergaulan. Jauhi pergaulan yang banyak mudaratnya, dekati pergaulan yang banyak maslahatnya. Bijalha dalam pergaulan, di mana pun dan kapan pun. Jadi, untuk apa masih bertahan pada pergaulan yang lebih banyak buruknya? Salam literasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H