Menulis kreatif, bolehlah disebut sebagai menulis dengan cara yang beda. Karena kreatif itu berarti berbeda. Berbeda dari cara orang-orang kebanyakan.Berbeda dari hal-hal yang lazim selama ini. Maka menulis kreatif dapat dikatakan sebagai cara atau kemampuan menuangkan ide dan gagasan secara tertulis yang berbeda dan menarik sehingga memberi pengalaman batin kepada pembaca yang spesial.
Seiring berkembangnya teknologi digital dan internet, kreativitas menjadi aspek penting yang harus dikuasai siapapun. Bahkan kini, tidak sedikit perusahaan atau profesi di dunia kerja yang membutuhkan kehadiran orang-orang kreatif. Individu yang mampu menghasilkan produk atau karya kreatif. Sebagai inovasi atau terobosan baru dalam menyajikan sesuatu yang berbeda kepada konsumen atau masyarakat.
Buku "Kompetensi Menulis Kreatif" karya Syarifudin Yunus terbitan Ghalia Indonesia (2015) menegaskan bahwa setiap orang pasti memiliki potensi kreatif. Karena sejatinya, kretaivitas tidak diwariskan dari siapapun. Karya kreatif tidak hadir begitu saja tanpa dipelajari atau dilakukan. Bahkan kreativitas tidak selalu berkutat pada bidang tertentu saja, seperti, seniman, penulis, desainer atau sineas film. Dalam dunia penulisan pun dibutuhkan proses kreatif. Tapi sayangnya, hari ini banyak orang gagal menemukan atau mengenali daya kreatif yang dimilikinya.
Menulis kreatif sebagai pembelajaran, subtansinya terletak pada proses menghasilkan tulisan-tulisan yang berbeda. Perbedaan sebuah tulisan bisa terjadi akibat 4 (empat) aspek, yaitu 1) perilaku dalam proses menulis yang berbeda, 2) batin yang mendasari proses menulis berbeda, 3) pikiran yang disajikan dalam tulisan tidak lazim, atau 4) karya atau buku yang dihasilkan pun berbeda.
Oleh karena itu, menulis kreatif harus dilihat sebagai kompetensi. Bukan pelajaran atau teori semata. Sama sekali tidak bermakna belajar menulis di ruang kelas, bila akhirnya tidak mampu membuat tulisan. Faktanya, berapa banyak orang pandai secara teori tapi gagal secara praktik. Berapa banyak orang pandai bicara tapi tidak mampu menulis. Itu artinya, mereka hanya "pandai" tapi "tidak kompeten".
Maka menulis kreatif adalah kompetensi. Menulis sebagai kemampuan yang dilatih dari potensi kreatif yang dimiliki seseorang. Menulis kreatif pun tidak cukup hanya bakat, tidak pula terbatas pada minat. Maka menulis menjadi perilaku yang harus dibiasakan. Itulah pentingnya belajar menulis kreatif.
Masih dalam buku "Kompetensi Menulis Kreatif", Syarifudin Yunus menjelaskan bahwa ada 6 (enam) aspek penting menulis kreatif, yaitu:
1. Pengetahuan, sebagai landasan untuk memulai proses menulis kreatif.
2. Sikap, sebagai pijakan untuk menentukan tema dan topik tulisan yang mau disajikan.
3. Proses, sebagai cara atau tahapan yang dilakukan dalam menuangkan ide dan gagasan secara tertulis.