Tidak disadari, ternyata masjid yang aku salat  setiap hari kerja ini, utamanya waktu salat zuhur dan ashar, telah berusia ratusan tahun. Beruntung memang, letak masjid tua itu persis bersebelahan dengan kantor dimana aku bekerja. Menurut angka yang terpampang di gerbang masuk, tertulis angka 1874. Berarti jika benar awal mula masjid itu berdiri di tahun tersebut, maka  masjid ini telah berusia lebih dari 140 tahun...!
Memang kondisi masjid kini barangkali tidak mencerminkan kondisi mula masjid. Menurut penuturan salah satu warga Kebon Jeruk, Kong Jarwani yang berusia lebih dari 70 tahun, Â mengatakan sejak dirinya lahir, masjid ini sudah ada dari dulunya di Kebon Jeruk ini. Dulu bangunannya sederhana, banyak unsur kayunya. Selanjutnya seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan dan penambahan bangunan masjid.Â
Masjid yang telah melewati berbagai zaman ini, mulai zaman kolonial Belanda, kini memasuki zaman reformasi, bahkan pasca reformasi, terasa sangat nyaman dan sejuk , kini tampil cantik. Sayang memang, sudah tidak ada lagi jejak peninggalan yang mencirikan sebuah bangunan lama. Ini juga yang mungkin tidak bias diusulkan menjadi benda cagar budaya. Sebagaimana disampaikan oleh salah satu pengurus masjid, Bang Ismanu " Wujud bangunan asli masjid ini sudah tidak ada lagi, ketika terjadi pemugaran."
 Meskipun berada di kawasan kebon jeruk, tempat etnis dan budaya betawi masih terasa kental dan pengurusnya masih didominasi etnis betawi, namun masjid ini menerima unsur budaya lain dalam detail bangunannya. Hal ini tampak dengan adanya ukiran kayu jepara yang membentang sangat indah di dinding depan bagian dalam masjid. Juga ukiran Jepara ini terdapat di setiap pintu masuk masjid. Ada tiga pintu masuk di masjid ini, yaitu pintu timur, pintu selatan dan pintu utara. Demikian juga keberadaan beduk, sebagai sebagai salah satu kekhasan masjid di Indonesia, pun didatangkan langsung dari Jepara bersama dengan ukirannya.
Masjid dua lantai yang mampu menampung sekitar 2500 jamaah ini dan berdiri di tengah pemukiman padat dan kawasan sangat berkembang di Kecamatan Kebon Jeruk, masih terus mempercantik diri. Interior dan onrnamen lantai dua dan keberadaan kubah berwarna hijau  masjid ini diatasnnya sekilas mengingatkan  Masjid Nabawi di kota Suci Madinah.
Tidak kebetulan juga jika keberadaan masjid Assurur ini sangat berdekatan dengan pusat pemerintahan Kecamatan Kebon Jeruk dan tiga pilarnya, yaitu kantor kecamatan, kantor polsek dan kantor koramil. Letaknya yang berada di kawasan bisnis kebon jeruk, termasuk kantor pusat jaringan lembaga penyiaran nasional MNC media grup  (RCTI, Global Tv dan MNC TV), menjadikan oase spiritual tersendiri bagi setiap pengunjung, manakala di sela gegap gempita upaya mengais rezeki di terik mentari siang bergelut dengan urusan duniawi. Beruntungnya lagi gerbang masjid ini tidak berpagar, mengesankan terbuka sehingga pengunjung tidak canggung kapanpun datang ke masjid ini.
Begitu azan zuhur mengumandang, sejenak mereka melepas rutinitas bekerja baik yang di kantoran  ataupun yang di jalanan, tidak jarang setelah mereka menunaikan solat zuhur, terlihat mereka begitu nikmat tertidur sejenak di selasar yang  lapang  dalam kesejukan suasana masjid ini.
Kebon Jeruk Februari 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H