Mohon tunggu...
Farid Sudrajat
Farid Sudrajat Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar kehidupan

pembelajar kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merasakan Keteduhan Masjid Tua, Masjid Assurur

8 Februari 2018   13:29 Diperbarui: 8 Februari 2018   13:33 1200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak disadari, ternyata masjid yang aku salat  setiap hari kerja ini, utamanya waktu salat zuhur dan ashar, telah berusia ratusan tahun. Beruntung memang, letak masjid tua itu persis bersebelahan dengan kantor dimana aku bekerja. Menurut angka yang terpampang di gerbang masuk, tertulis angka 1874. Berarti jika benar awal mula masjid itu berdiri di tahun tersebut, maka  masjid ini telah berusia lebih dari 140 tahun...!

Memang kondisi masjid kini barangkali tidak mencerminkan kondisi mula masjid. Menurut penuturan salah satu warga Kebon Jeruk, Kong Jarwani yang berusia lebih dari 70 tahun,  mengatakan sejak dirinya lahir, masjid ini sudah ada dari dulunya di Kebon Jeruk ini. Dulu bangunannya sederhana, banyak unsur kayunya. Selanjutnya seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan dan penambahan bangunan masjid. 

Masjid yang telah melewati berbagai zaman ini, mulai zaman kolonial Belanda, kini memasuki zaman reformasi, bahkan pasca reformasi, terasa sangat nyaman dan sejuk , kini tampil cantik. Sayang memang, sudah tidak ada lagi jejak peninggalan yang mencirikan sebuah bangunan lama. Ini juga yang mungkin tidak bias diusulkan menjadi benda cagar budaya. Sebagaimana disampaikan oleh salah satu pengurus masjid, Bang Ismanu " Wujud bangunan asli masjid ini sudah tidak ada lagi, ketika terjadi pemugaran."

 Meskipun berada di kawasan kebon jeruk, tempat etnis dan budaya betawi masih terasa kental dan pengurusnya masih didominasi etnis betawi, namun masjid ini menerima unsur budaya lain dalam detail bangunannya. Hal ini tampak dengan adanya ukiran kayu jepara yang membentang sangat indah di dinding depan bagian dalam masjid. Juga ukiran Jepara ini terdapat di setiap pintu masuk masjid. Ada tiga pintu masuk di masjid ini, yaitu pintu timur, pintu selatan dan pintu utara. Demikian juga keberadaan beduk, sebagai sebagai salah satu kekhasan masjid di Indonesia, pun didatangkan langsung dari Jepara bersama dengan ukirannya.

dok.pri
dok.pri
Dengan adanya ukiran kayu Jepara ini, justru terasa menonjol unsur budaya Jawa, sebagaimana dapat dengan mudah kita temui di pendopo-pendopo di daerah Jawa. Sungguh mencerminkan keharmonisan budaya yang tercermin melalui banguanan masjid ini. Ini juga barangkali cerminan istilah islam di Nusantara yang sering kita dengar belakangan ini. Islam yang tidak saja ramah dengan tradisi dan budaya setempat, tetapi mengakomodir tradisi dan budaya tersebut, sepanjang tidak bertentangan dengan pokok agama. Salah satunya tercermin dalam wujud seni ukir kerajinan Jepara yang menghiasi masjid  ini sebagai tempat menghamba insan kepada Tuhannya.

Masjid dua lantai yang mampu menampung sekitar 2500 jamaah ini dan berdiri di tengah pemukiman padat dan kawasan sangat berkembang di Kecamatan Kebon Jeruk, masih terus mempercantik diri. Interior dan onrnamen lantai dua dan keberadaan kubah berwarna hijau  masjid ini diatasnnya sekilas mengingatkan   Masjid Nabawi di kota Suci Madinah.

dok.pri
dok.pri
Dalam setiap kesempatan hampir bisa dipastikan setiap pejabat di tingkat propinsi maupun kotamadya di DKI Jakarta baik sipil, kepolian maupun militer juga gubernur sekalipun sekali waktu pastilah singgah di masjid Assurur ini. Barangkali baru gubernur Ahok yang belum pernah menginjakkan kakinya di masjid ini. Ini membuktikan pentingnya peranan masjid Assurur dalam dinamika masyarakat di DKI Jakarta, khususnya di Jakarta barat lebih khusus lagi di Kecamatan Kebon Jeruk.

Tidak kebetulan juga jika keberadaan masjid Assurur ini sangat berdekatan dengan pusat pemerintahan Kecamatan Kebon Jeruk dan tiga pilarnya, yaitu kantor kecamatan, kantor polsek dan kantor koramil. Letaknya yang berada di kawasan bisnis kebon jeruk, termasuk kantor pusat jaringan lembaga penyiaran nasional MNC media grup  (RCTI, Global Tv dan MNC TV), menjadikan oase spiritual tersendiri bagi setiap pengunjung, manakala di sela gegap gempita upaya mengais rezeki di terik mentari siang bergelut dengan urusan duniawi. Beruntungnya lagi gerbang masjid ini tidak berpagar, mengesankan terbuka sehingga pengunjung tidak canggung kapanpun datang ke masjid ini.

Begitu azan zuhur mengumandang, sejenak mereka melepas rutinitas bekerja baik yang di kantoran  ataupun yang di jalanan, tidak jarang setelah mereka menunaikan solat zuhur, terlihat mereka begitu nikmat tertidur sejenak di selasar yang  lapang   dalam kesejukan suasana masjid ini.

dok.pri
dok.pri
Dengan terus mempecantik diri,  siapapun mungkin tidak  menyadari bahwa masjid ini ternyata sudah berusia ratusan tahun. Semoga kesejukan  rumah Tuhan  ini, membawa rahmat dalam kehidupan para pengunjungnya. Allahumma iftahlana abwaab al rohmataka.

Kebon Jeruk Februari 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun