Mohon tunggu...
Muhammad Farid Abidin
Muhammad Farid Abidin Mohon Tunggu... -

man jadda wa jadda

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Si Pemilih Pemula, Andi Lau antara Dilema dan Galau

3 Juni 2014   13:34 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:46 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“selamat ulang tahun,selamat memasuki masa demokrasi anak muda, ingat pilih presiden yang pasti aja” kata salah seorang abang saya, saat memberi ucapan hari ulang tahun kepada saya, bulan mei kemarin. Abang saya ini memang salah seorang yang cukup antusias dengan dunia politik makanya ucapan ultah aja berbau kampanye hehe, Tapi dalam tulisan ini saya tidak akan membahas abang saya, ngapain juga hehee.

Sekarang ini kita memasuki pemilu ajang 5 tahunan, setelah pileg berlalu tidak lama lagi kita akan menyambut pilpres, dan memilih presiden first time alias pertama kali bagi saya, pemula alias newbie. Nah ke-pemula-an ini lah yang membuat saya dilema dan galau. Bagaimana tidak, katanya proses pilpres ini akan menentukan arah bangsa dan negara kita akan dibawa kemana 5 tahun mendatang (bukan lagu armada :baca). para pemilih pemula sepeti saya ini gampang goyah, di terpa angin sedikit saja sudah goyang inul haha. Berawal dari kegalauan ini saya mencoba mencari, menganalisa serta menggali track record masing-masing calon dengan tujuan agar hak suara saya jatuh kepada orang yang tepat agar saya juga tak golput akibat kegalauan ini (katakan TIDAK pada golput).

Proses pencarian yang saya lakukan dengan 2 metode. Metode pertama, saya berusaha konsultasikan hal ini ke orang-orang yang lebih dahulu merasakan manis paitnya orde lama hingaa reformasi yang menurut saya lebih berpengalaman. Lalu metode yang kedua, saya mencoba menggali informasi dari berbagai media entah itu elektronik maupun cetak. Metode pertama cukup efektif menurut hemat saya meski beberapa orang dari yang saya mintai informasi menganjurkan untuk memilih kandidat A ketimbang B, toh pilihan ada di saya dan dari konsultasi itu juga tak semua nya saya telan mentah-mentah begitu saja. Lanjut ke metode yang kedua, metode ini kurang begitu saya suka. Bagaimana tidak, metode ini malah menambah galau. Banyak nya media elektronik yang seharusnya peluang bagi pemula semacam saya untuk lebih mudah menggali informasi kandidat capres justru malah menyesatkan saya dengan berita yang saya rasa kurang berimbang. Dan doktrin media semacam ini sangatlah kuat menurut saya, menurut saya loh. toh buktinya saya sempat terkecoh. Media elektronik yang satu misalnya menaruh porsi berita kubu capres A lebih besar ketimbang B dan juga kebanyakan isi berita menyudutkan salah satu kandidat dan perlakuan sebaliknya kepada kandidat yang lain dan setelah saya analisis saya sangat menganjurkan pemilih pemula lain nya untuk pandai memilah isi berita yang ada sekarang ini di media massa, tapi saya yakin anak muda indonesia sudah cukup cerdas terkait hal ini.

Melalui tulisan ini tujuan sebenarnya saya mencoba mengajak kawan-kawan pemilih pemula lainnya untuk sama-sama cerdas memilih dengan mengenal calon pilihan kita, mengetahui latar belakang masing-masing meski bukan dengan metode yang sama seperti yang saya lakukan tapi yang terpenting mari berusaha memilih berdasarkan nurani, bukan berdasarkan serangan fajar, serangan petang maupun serangan lainnya, karena hak suara yang kita dapatkan untuk ajang pilpres ini adalah momentum pertama kita yang akan kita cerita kan kelak pada anak cucu kita nanti, jangan sampe momentum ini kita nodai dengan politik uang. Mari terus berijtihad untuk lebih mengenal latar belakang serta track record para kandidat capres kita hingga hari H tiba agar pilihan kita benar-benar yang terbaik untuk bangsa dan negara. Mari bersama membangun bangsa, salam pemuda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun