Mohon tunggu...
Farichatul Jannah
Farichatul Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ingin lebih banyak lagi belajar apa yang belum saya ketahui

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Lewat Katalog Elektronik, ICEF 2023 Tingkatkan Daya Saing dan Skala Bisnis UKM

5 Agustus 2023   09:19 Diperbarui: 5 Agustus 2023   09:46 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gelaran pameran produk pengadaan barang dan jasa (Indonesia Catalog Expo & Forum/ICEF)  dan temu bisnis tahap VI yang diselenggarakan atas kolaborasi Kadin, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Keuangan, Kementerian Hukum dan HAM,  dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) yang diselenggarakan selama tiga hari di JIEXPO Kemayoran (3-5 Agustus 2023) membangkitkan optimisme target transaksi sebesar Rp 500 triiun belanja negara untuk produk pengadaan barang dan jasa lewat Katalog eletronik bisa tercapai.

Direktur Satue Event, selaku event organizer ICEF 2023, Bambang Setiawan mengapresiasi sinergisitas dari pemerintah lewat kementerian terkait  dan lembaga negara lainnya dengan pelaku usaha untuk meningkatkan perekonomian nasional.

Serangkaian event mulai dari seminar, temu bisnis (business matching), konsultasi, workshop, bimbingan teknis, serta talkshow diikuti antusias para peserta.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kolaborasi dalam penyelenggaran Indonesia Catalogue Expo and Forum diharapkan bisa menjadi sinergi untuk mendorong pelaku usaha dalam memperkuat dari sisi produksinya, yaitu daya saing, kualitas, dan kompetitif harganya.

"Transaksi melalui e-katalog juga menjadi salah satu hal untuk bisa meningkatkan partisipasi terutama UMKM di dalam pengadaan pemerintah dan badan usaha. Diharapkan melalui katalog elektronik akan mencapai nilai transaksi Rp 500 triliun," ujar Sri Mulyani dalam opening Indonesia Catalogue Expo and Forum 2023.

Menurut Sri Mulyani, Business Matching atau Temu Bisnis yang dilakukan dalam kegiatan ICEF 2023 merupakan salah satu cara yang sangat penting di dalam memberikan forum dan mediasi, sehingga penggunaan produk impor yang masih sangat tinggi bisa terus diturunkan.

Dia pun berharap pengadaaan barang dan jasa dalam enam bulan terakhir betul-betul bisa memacu penggunaan produk dalam negeri, sehingga target transaksi Rp 500 triliun pada katalog elektronik bisa tercapai.

Giat Temu Bisnis mempertemukan Kementerian/Lembaga Negara (K/L) dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), sekaligus mendorong Kementerian/Lembaga Negara menggunakan Produk Dalam Negeri (PDN) dalam proses pengadaan barang dan jasa. Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) menjadi salah satu upaya Pemerintah untuk dapat memberikan manfaat optimal bagi kemandirian dan stabilitas perekonomian nasional.

Temu bisnis menjadi langkah nyata agar kebutuhan konsumen/pengguna dapat bertemu dengan produsen dalam negeri. Selain itu, temu bisnis ini juga merupakan aspek penting menyukseskan program P3DN, karena membantu memberikan kemudahan bertransaksi, serta mendorong komitmen meningkatkan produk dalam megeri.

Salah satu peserta pameran ICEF 2023, Saepuddin dari PT Medtek mengakui sangat terbantu dengan adanya katalog elektronik (e-katalog) dari LKPP, khususnya dari sisi pemasaran dan efisiensi biaya (safety budget). Sebagai produsen penyedia alat kesehatan, pihaknya tidak perlu lagi harus door to door menemui pelanggan karena semua produknya sudah dapat diakses melalui katalog elektronik pemerintah.

"Dengan adanya e-katalog ini secara tidak langsung kami sudah terbantu pemasaran. Ketika RSUD atau Dinas Kesehatan membuka link di e-katalog, mereka sudah bisa langsung menemukan barang yang mereka cari dan transaksi di situ. Jadi, menurut saya ini sudah bagus ya. Poinnya adalah itu (e-katalog) mengurangi biaya marketing kami untuk (pergi) ke luar daerah," jelas Saepuddin.

Saepuddin menambahkan, hampir 90 persen transaksi penjualan produk-produk PT Medtek sudah melalui katalog elektronik karena mayoritas pelanggannya adalah rumah sakit pemerintah dan dinas kesehatan yang menggunakan dana APBN dan APBD. "Kalau perkiraan penjualan kami di kisaran Rp 50-Rp 60 miliar per bulan melalui e-katalog," kata dia.

Dia pun berharap ke depannya katalog elektronik LKPP semakin baik lagi, teruama dari sisi server, jaringan, maupun sistem penyimpanannya. Sehingga transaksi antara pelaku usaha dengan pemerintah menjadi lebih lancar tanpa ada gangguan.

Hal senada juga disampaikan peserta pameran ICEF lainnya, Pratiwi dari PT Bevananda Mustika dan PT Anugerah Wijayatrisna (AWT). Dia mengatakan katalog elektronik (e-katalog) mempermudah pelaku usaha bertransaksi langsung dengan pemerintah tanpa melalui pihak ketiga.

"Kami selaku pemilik barang tentu merasa terbantu karena dengan e-katalog ini pemerintah maupun BUMN bisa langsung belanja tanpa melalui perantara. Sehingga secara margin, kami pun juga bisa kebantu," ujar dia.

Selain itu, lanjut dia, katalog elektronik juga memudahkan pemerintah dan BUMN/BUMD dalam menemukan produk barang dan jasa dari industri dalam negeri, salah satunya dari PT Bevananda Mustika, perusahaan yang menyediakan aneka produk kawat baja untuk kebutuhan konstruksi.

Pratiwi menambahkan, salah satu produk PT Bevananda Mustika yang terjual melalui e-katalog adalah gabion atau bronjong, yaitu anyaman kawat baja yang dilapisi dengan seng atau galvanis. Anyaman kawat baja ini membentuk sebuah kotak atau balok. Bagian dalamnya diisi dengan batu-batu berukuran besar untuk mencegah erosi.

Karena baru masuk katalog elektronik pada akhir tahun 2022, pihaknya mencatat transaksi belanja di katalog elektronik sekitar Rp 1-5 miliar per bulan. Ia berharap katalog elektronik bisa terus membantu pelaku usaha untuk memperluas pemasaran ke pemerintah, BUMN, maupun BUMN sehingga industri dalam negeri semakin berkembang.

Direktur Satue Event, Bambang Setiawan  berharap ICEF 2023 yang diikuti oleh 106 peserta pameran dari berbagai sektor bisnis ini bisa menjadi barometer bagi sosialiasasi penggunaan katalog elektronik oleh para pelaku usaha. "Katalog elektronik, sebagai platform bisa menjadi referensi sekaligus solusi kebutuhan belanja pemerintah yang lebih mudah dan efisien. Rencananya ICEF akan diselenggarakan rutin setiap tahun,." Ujar Bambang Setiawan.

Di di area seluas 2.908 m2, ICEF diikuti sebanyak 106 peserta pameran yang berasal dari aneka sektor usaha, di antaranya kesehatan, fasilitas publik, peralatan perkakas, kendaraan. Lalu ada telekomunikasi, alat kantor, fashion, makanan dan minuman, teknologi, obat, alat keamanan dan safety, hingga jasa tenaga kerja.

ICEF 2023 didukung oleh Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Syariah Indonesia (BSI), dan Telkom Indonesia.

Pada kesempatan ICEF 2023 ini, Bank BRI menawarkan produk modal kerja (PMK) yang diperuntukkan bagi pelaku UMK yang mengerjakan proyek-proyek APBN. Melalui produk modal kerja BRI, vendor-vendor atau pelaku usaha yang mengerjakan proyek pemerintah (K/L) bisa mendapatkan pembiayaan mulai dari di bawah Rp 1 miliar sampai di atas Rp 10 miliar dengan bunganya mulai 8,5%.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun