Pernah suatu ketika adik saya bercerita kepada saya bahwa ada seorang temannya yang sampai sekarang pun tidak bisa memakai sepatu sendiri.
"Mbak-mbak orang tuanya si itu lo kemaren dipanggil sama buguru", katanya. "Lho kenapa?", "iya soalnya dia gabisa pakek sepatu sendiri, dia tiap habis sholat duhur nyuruh temanya buat makekin sepatunya".
Saya pun sontak kaget, masih mikir aja sih, kelas 6 SD kok belum bisa pake sepatu sendiri ya ? padahal kan udah bukan balita lagi.
Usut punya usut ternyata setelah saya bertanya kepada ibu saya tentang teman adik saya tadi, yah secara ya saya kan masih penasaran gitu. Ternyata temen adik saya itu diasuh oleh kakek dan neneknya, ibu dan ayahnya kerja keluar kota, pulangnya sekitar dua minggu sekali.
Setelah mendengar cerita dari ibu saya kini rasa penasaran saya terbayar juga deh. Ternyata kakek dan neneknya sangat memanjakannya.
Tiap kali dia butuh sesuatu pasti neneknya selalu menyiapkannya. Makan masih disuapin, minum diambilin, kalo mau berangkat sekolah pun seragam beserta peralatan lainnya pun sudah disiapin di depan mata. Bahkan kadang makek baju pun masih dibantu sama neneknya.
Sehari-harinya dia jarang main keluar rumah sama teman-temannya, kalaupun main keluar rumah pasti nggak lama neneknya udah manggil-manggil suruh pulang, takut dia kenapa-napa katanya.
Dia lebih sering main di dalam rumah dengan tv dan gadgetnya, semua kebutuhannya pun bisa dibilang tercukupi, minta ini itu selalu dituruti, Â yah maklum lah anak orang kaya gitu. Saking sayangnya kali ya kakek neneknya sama dia sampek segitunya.
Tapi tanpa disadari pola asuh kakek dan nenek yang seperti itu dapat merugikan anak dimasa mendatangnya. Anak menjadi kurang mandiri dan kesehatan mereka cenderung terganggu karena aktivitas fisik mereka sangat dibatasi.
Bukan hal baru lagi saat mengasuh cucu kakek dan nenek lebih longgar dibandingkan dengan ibu dan ayah. Pola asuh kakek dan nenek ini tanpa disadari dapat menjadi boomerang bagi anak nantinya.
Tetapi kakek dan nenek tidak bisa disalahkan juga atas pola asuh mereka, karena mereka tak mungkin sengaja dalam melakukannya, semata-mata karena mereka sangat sayang terhadap cucunya dan mereka selalu menginginkan yang terbaik untuk cucunya.
Bagaimana agar pola asuh kakek dan nenek tetap berkualitas?. Meskipun sudah banyak yang membuktikan tentang dampak buruk pola asuh kakek dan nenek tetapi sebenarnya hal itu dapat dicegah.
Sebagai orang tua, anda sebaiknya harus tetap berperan penting dalam pengasuhan dan memberi batasan tentang pola asuh.
Salah satunya adalah anda harus menetapkan aturan dasar saat menitipkan anak. Selain itu juga kakek dan nenek juga perlu diberi ketentuan dan arahan kapan cucunya akan makan, tidur, nonton tv, bermain, belajar, makanan apa saja yang dapat dikonsumsi oleh anak, dan hal-hal yang dianggap penting lainnya.
Namun dalam menetapkan aturan dasar pola asuh tersebut anda harus bernegosiasi dan menggunakan Bahasa yang baik agar tidak menyinggung perasaan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H