Sungai seharusnya identik dengan air, namun fakta tidak selalu demikian. Sungai bisa saja tak lebih dari aliran pada dataran rendah, dengan lumpur yang mengeras karena sungai yang kering dan sampah yang berserakan. Â Kondisi ini dapat dilihat di sungai yang membelah kota Singkawang. Tahun demi tahun berganti tanpa perubahan berarti (Sungai Singkawang Merana).
Jika di cek di Google, berita dengan kata kunci "lapangan terbang" dan "pemerintah Kota Singkawang" lebih sering muncul daripada "sungai" dan "pemerintah Kota Singkawang". Lapangan terbang tampaknya dipandang lebih keren dan dianggap sebagai simbol kemajuan daerah daripada kebersihan lingkungan termasuk sungai dan sekitarnya. Â Cara pandang tersebut merupakan ciri khas masyarakat negara berkembang, yang berbeda dengan cara pandang masyarakat negara maju, yang lebih melihat kebersihan termasuk kebersihan sungai sebagai indikator kemajuan.Â
Keprihatinan terhadap Sungai Singkawang memunculkan ide bagi Kang Hana sebagai anggota  komunitas Ritual Untuk Singkawang Ekspresi Nusantara (Rusen), untuk memperingati Hari Air Dunia yang jatuh pada 22 Maret. Rusen mengundang para  Calon anggota legislatif (Caleg) Singkawang dari berbagai partai untuk diskusi tentang Sungai Singkawang pada 24 Maret. Harapannya nanti, khususnya bagi para Caleg terpilih, dapat membantu perjuangan komunitas Rusen guna menciptakan lingkungan yang bersih bagi Singkawang termasuk mewujudkan Sungai Singkawang yang bersih dengan tata kelola yang efektif.
Visi Rusen adalah "alam asri dan lestari, disayangi oleh manusia yang bahagia, sejahtera dan berbudaya ". Sementara itu misi  Rusen adalah "membangkitkan semangat cinta lingkungan, cinta antar manusia, dan cinta Nusantara melalui berbagai ritual komunitas".
Abdul Rani pernah membintangi film pendek yang dilombakan pada tingkat nasional. Haus akan ilmu mendorong beliau untuk rajin membaca. Abdul Rani pernah mendapat penghargaan sebagai "pengunjung perpustakaan paling aktif" dari Perpustakaan Daerah Singkawang. Sebagai orang yang berjiwa seni, Abdul Rani mencoba menarik perhatian masyarakat terhadap Sungai Singkawang dengan  menciptakan kisah "Selendang Dare Sage".
Dare Sage digambarkan sebagai mahluk halus penunggu Sungai Singkawang. Dare dalam Bahasa Melayu Sambas berarti gadis sedangkan "sage" merupakan singkatan dari disayang dan dijage (Bahasa Indonesianya "dijaga"). Dare Sage si penunggu sungai, berteman dengan seorang manusia bernama Budi.Â
Dare Sage sangat prihatin dengan sikap manusia yang merusak dan mengotori Sungai Singkawang sehingga meminta Budi untuk merawat sungai tersebut. Atam, mahluk halus lain penunggu Sungai Singkawang cemburu melihat kedekatan antara Budi dan Dare Sage. Sebagai bukti tidak ada hubungan selain pertemanan, Atam meminta Budi untuk membuat rumah di hulu Sungai Singkawang dalam bentuk rumpun bambu.