Penyambutan Mahasiswa Baru (PMB) atau yang lebih dikenal dengan nama Ospek (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus) baru saja berakhir. Mahasiswa sudah mulai kuliah selama satu minggu. PMB keren dan menyenangkan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Tanjungpura (Untan) tidak hanya menjadi kenangan indah bagi mahasiswa tetapi juga membuat orangtua lega. Mahasiswa yang sebagian berasal dari luar Pontianak di Kalimantan Barat (Kalbar) dan sebagian kecil dari luar Kalbar seperti Jawa dan Sumatera, mengatakan PMB ini terasa seperti study tour.
PMB seperti ini sudah berlangsung sejak 2009 di FEB Untan sebagai upaya pihak FEB untuk mengubah Ospek (model lama). Ospek sering terganggu oleh ulah beberapa alumnus atau senior bukan panitia yang menyebabkan Ospek ternoda oleh hal-hal yang tak diinginkan. Beberapa kegiatan sengaja dilaksanakan di luar kampus sebagai upaya untuk menghindarkan pertemuan mahasiswa baru dalam jumlah besar dari berbagai fakultas di kampus yang memungkinkan terjadinya gesekan dan berujung pada tawuran karena provokator yang tiba-tiba saja bisa muncul.Â
Kerjasama yang baik antara Panitia Penyelenggara yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dengan mengikutsertakan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dengan Wakil Dekan 3 sebagai penanggung jawab teknis, beberapa dosen muda sebagai pengawas dan sekuriti fakultas, membuat kegiatan PMB dari 28 Agustus sampai dengan 31 Agustus berjalan lancar.
Seberapa keren dan menyenangkan PMB di FEB Untan yang diikuti oleh 778 mahasiswa baru? Mari lihat fakta di lapangan PMB 2017 dengan tema Generasi Pembaharu.
Hari pertama: kegiatan keagamaan di Masjid, Gereja dan Vihara.
Menjadi mahasiswa tangguh, tidak cukup hanya dengan modal kemampuan akademik, tetapi juga spiritual sehingga mampu menjaga diri dan tidak mudah putus asa ketika sedang menghadapi masalah. Masalah mahasiswa sangat beragam, tidak hanya masalah akademik tetapi juga keluarga antara lain  perceraian orangtua, keluarga yang kurang harmonis, ayah atau ibu yang menderita sakit berkepanjangan atau meninggal dunia dan masalah pribadi seperti mahasiswa yang kurang mampu mengelola waktu dengan baik.
Sebagai contoh, sebagian mahasiswa baru pertama kali tinggal berpisah dari orangtua. Mereka tinggal di rumah kost, asrama, rumah kontrak bersama beberapa kawan atau rumah sendiri tanpa kehadiran keluarga. Bagi yang tidak mampu mengendalikan diri, tinggal terpisah dari orangtua bagaikan momentum untuk hidup bebas semaunya termasuk bebas main gamesampai lupa waktu dan lupa belajar.
Akhirnya bangun tidur sering kesiangan sehingga terlambat datang kuliah dan sering tidak kuliah. Sering terlambat bangun pagi karena main game adalah salah satu alasan bagi beberapa mahasiswa yang memiliki nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rendah dan terancam drop out.Pengetahuan agama menjadi sangat penting sebagai tuntunan karena masalah pribadi atau keluarga dapat mengganggu pencapaian akademik mahasiswa.Â