Tidak mudah mencari dokter untuk ditugaskan di daerah yang kurang maju. Daerah kurang maju tidak hanya memiliki fasilitas  kesehatan yang terbatas yang dapat mengganggu cakupan, mutu dan kelancaran  pelayanan, tetapi juga fasilitas hidup lainnya yang tidak seperti di kota-kota besar.
Jika fasilitas kesehatan umum terbatas, apalagi fasilitas kesehatan gigi sementara teknologi kesehatan gigi berkembang cukup pesat. Namun hal tersebut tidak menghalang seorang dokter gigi (drg), Sugesti Handayani Sitinjak untuk bertugas di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
Kabupaten Bengkayang berbatasan dengan Sarawak, Malaysia dan dikategorikan oleh pemerintah pusat sebagai salah satu dari tujuh kabupaten di Kalimantan Barat sebagai daerah tertinggal. Pendapatan per kapita kabupaten ini pada 2013 sekitar Rp. 15 juta per tahun, atau kurang dari setengah pendapatan per kapita Kota Pontianak yang merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Barat (Kalimantan Barat dalam Angka/KDA, 2014).
Dekat dengan perbatasan menyebabkan masyarakat Bengkayang relatif mudah berobat ke Malaysia yang memiliki fasilitas pelayanan kesehatan lebih lengkap. Sebagian penduduk Bengkayang dan Kalimantan Barat juga mencari nafkah di Malaysia antara lain sebagai tenaga kerja, pasar untuk produk sayuran (pedagang sayur lintas batas) maupun  pasar barang kelontong pada setiap akhir pekan (pasar serikin).
drg. Sugesti yang biasa dipanggil drg. Gesti atau Nani mulai bertugas di Rumah Sakit (RS) Bengkayang pada 2003 sebagai dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT). Pada 2005, drg. Hesti diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tetap bertugas di Bengkayang sampai sekarang sebagai satu-satunya dokter gigi PNS terdaftar  di kabupaten tersebut.
Pada awal masa tugas di RS Bengkayang, drg. Sugesti  ditugaskan untuk membantu di loket pelayanan administrasi. Ketika belum ada kursi pemeriksaan gigi dan peralatan pemeriksaan gigi lainnya masih terbatas, drg. Sugesti hanya bisa memberikan pelayanan berupa pemeriksaan dengan menggunakan kaca mulut dilanjutkan dengan pemberian obat kepada pasien dengan keluhan sakit gigi. Pernah beliau  membawa peralatan milik pribadinya ke RS Bengkayang. Hal tersebut akhirnya dilarang karena dianggap melakukan praktek pribadi di RS pemerintah.
drg. Sugesti lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada. Â Pendidikan sebelumnya ditempuh di Singkawang, Â dari TK, SD Subsidi Suster Singkawang, SMP Negeri 3 Singkawang sampai dengan SMA Negeri 2 Singkawang, karena kedua orangtuanya bertugas di kota tersebut. Â Almarhum ayah beliau, yang berdarah Batak, bekerja di Kantor Agraria sementara ibunya, yang berdarah Jawa Singkawang, adalah seorang guru Sekolah Dasar.
Sebelum tinggal di rumah dinas yang ditempatinya sekarang, drg. Sugesti  sempat tinggal di mess putri. Beliau bersyukur, rumah dinas yang sederhana tersebut memungkinkan beliau untuk menetap di Bengkayang.Â
Mulanya drg. Sugesti naik sepeda motor dengan kecepatan cukup tinggi sehingga hanya memerlukan waktu sekitar satu perempat jam dari Singkawang menuju Bengkayang. Dalam perjalanan tersebut, beliau harus melalui Gunung Bendereng (Van de rink) yang cukup tinggi dengan kelokan yang patah dan tajam. Khawatir dengan resiko ngebut, beliau mengurangi kecepatan sehingga memerlukan waktu lebih lama menuju Bengkayang yaitu sekitar 2 jam. Selama menetap di Bengkayang,  beliau hanya  pulang ke Singkawang rata-rata sekali dalam dua minggu.
Kalaupun ada dokter gigi PTT, hanya untuk satu atau dua Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Misalnya untuk tahun 2016, hanya ada dua dokter gigi yang masing-masing ditugaskan di Kecamatan Sanggau Ledo dan Sei Duri. Akibatnya penderita sakit mulut dan gigi umumnya dirujuk ke RS kabupaten, kecuali pasien dari Puskesmas Sei Duri yang dirujuk ke RS Kota Singkawang, karena lokasinya lebih dekat ke Singkawang daripada ke Bengkayang. Â Â
Rumah sakit juga tidak selalu mudah dicapai.  Penduduk Kabupaten Bengkayang tersebar di 17 kecamatan dengan kondisi jalan dari kecamatan menuju Bengkayang dan antar kecamatan  tidak selalu memadai.  Kecamatan Siding paling jauh jaraknya dari Kota Bengkayang yaitu sekitar 104 kilometer (km).Â
Sampai sekarang drg. Sugesti masih betah bertugas di Kabupaten Bengkayang. Penduduk sekitar tempat tinggalnya dan juga pasiennya bersikap baik terhadapnya. Bengkayang juga relative dekat ke Singkawang sehingga beliau cukup mudah menjenguk ibunya. Beliau juga aktif dalam kegiatan sesuai dengan bidang keahliannya seperti World Oral Health Day.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H