Mohon tunggu...
Fariastuti Djafar
Fariastuti Djafar Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Pembelajar sepanjang hayat, Email:tutidjafar@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal drg. Sugesti: Dokter di Perbatasan Kalimantan Barat-Sarawak

12 Juli 2016   23:09 Diperbarui: 13 Juli 2016   08:32 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak mudah mencari dokter untuk ditugaskan di daerah yang kurang maju. Daerah kurang maju tidak hanya memiliki fasilitas  kesehatan yang terbatas yang dapat mengganggu cakupan, mutu dan kelancaran  pelayanan, tetapi juga fasilitas hidup lainnya yang tidak seperti di kota-kota besar.

Jika fasilitas kesehatan umum terbatas, apalagi fasilitas kesehatan gigi sementara teknologi kesehatan gigi berkembang cukup pesat. Namun hal tersebut tidak menghalang seorang dokter gigi (drg), Sugesti Handayani Sitinjak untuk bertugas di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.

Kabupaten Bengkayang berbatasan dengan Sarawak, Malaysia dan dikategorikan oleh pemerintah pusat sebagai salah satu dari tujuh kabupaten di Kalimantan Barat sebagai daerah tertinggal. Pendapatan per kapita kabupaten ini pada 2013 sekitar Rp. 15 juta per tahun, atau kurang dari setengah pendapatan per kapita Kota Pontianak yang merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Barat (Kalimantan Barat dalam Angka/KDA, 2014).

Dekat dengan perbatasan menyebabkan masyarakat Bengkayang relatif mudah berobat ke Malaysia yang memiliki fasilitas pelayanan kesehatan lebih lengkap. Sebagian penduduk Bengkayang dan Kalimantan Barat juga mencari nafkah di Malaysia antara lain sebagai tenaga kerja, pasar untuk produk sayuran (pedagang sayur lintas batas) maupun  pasar barang kelontong pada setiap akhir pekan (pasar serikin).

drg. Sugesti yang biasa dipanggil drg. Gesti atau Nani mulai bertugas di Rumah Sakit (RS) Bengkayang pada 2003 sebagai dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT). Pada 2005, drg. Hesti diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tetap bertugas di Bengkayang sampai sekarang sebagai satu-satunya dokter gigi PNS terdaftar  di kabupaten tersebut.

Pada awal masa tugas di RS Bengkayang, drg. Sugesti  ditugaskan untuk membantu di loket pelayanan administrasi. Ketika belum ada kursi pemeriksaan gigi dan peralatan pemeriksaan gigi lainnya masih terbatas, drg. Sugesti hanya bisa memberikan pelayanan berupa pemeriksaan dengan menggunakan kaca mulut dilanjutkan dengan pemberian obat kepada pasien dengan keluhan sakit gigi. Pernah beliau  membawa peralatan milik pribadinya ke RS Bengkayang. Hal tersebut akhirnya dilarang karena dianggap melakukan praktek pribadi di RS pemerintah.

drg. Sugesti lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada.  Pendidikan sebelumnya ditempuh di Singkawang,  dari TK, SD Subsidi Suster Singkawang, SMP Negeri 3 Singkawang sampai dengan SMA Negeri 2 Singkawang, karena kedua orangtuanya bertugas di kota tersebut.  Almarhum ayah beliau, yang berdarah Batak, bekerja di Kantor Agraria sementara ibunya, yang berdarah Jawa Singkawang, adalah seorang guru Sekolah Dasar.

Sebelum tinggal di rumah dinas yang ditempatinya sekarang, drg. Sugesti  sempat tinggal di mess putri. Beliau bersyukur, rumah dinas yang sederhana tersebut memungkinkan beliau untuk menetap di Bengkayang. 

Rumah dinas sederhana yang ditempati drg. Sugesti . Sumber: drg. Sugesti
Rumah dinas sederhana yang ditempati drg. Sugesti . Sumber: drg. Sugesti
Sebelum mendapat tempat tinggal, drg Sugesti pulang pergi Singkawang-Bengkayang yang jaraknya sekitar 70 km, karena beliau masih tinggal dengan orangtuanya di Singkawang. Berbagai kendaraan pernah beliau coba untuk pergi ke dan pulang dari tempat  kerjanya. Pernah naik kendaraan umum roda empat yang sering membuatnya mabuk , menumpang mobil dinas pejabat yang juga pulang pergi Singkawang-Bengkayang, sampai naik sepeda motor.

Mulanya drg. Sugesti naik sepeda motor dengan kecepatan cukup tinggi sehingga hanya memerlukan waktu sekitar satu perempat jam dari Singkawang menuju Bengkayang. Dalam perjalanan tersebut, beliau harus melalui Gunung Bendereng (Van de rink) yang cukup tinggi dengan kelokan yang patah dan tajam. Khawatir dengan resiko ngebut, beliau mengurangi kecepatan sehingga memerlukan waktu lebih lama menuju Bengkayang yaitu sekitar 2 jam. Selama menetap di Bengkayang,  beliau hanya  pulang ke Singkawang rata-rata sekali dalam dua minggu.

Gunung Bendereng (Van derink) yang berkelok-kelok antara Singkawang dan Bengkayang. Sumber: lugaresquever.com
Gunung Bendereng (Van derink) yang berkelok-kelok antara Singkawang dan Bengkayang. Sumber: lugaresquever.com
Gunung Bendereng yang dilalui drg. Sugesti, hutan lebat di kiri kanan jalan yang mendaki dan berkelok (lugaresquever.com)
Gunung Bendereng yang dilalui drg. Sugesti, hutan lebat di kiri kanan jalan yang mendaki dan berkelok (lugaresquever.com)
Motor yang dikendarai drg. Sugesti melalui Gunung Bendereng. Sumber: drg. Sugesti
Motor yang dikendarai drg. Sugesti melalui Gunung Bendereng. Sumber: drg. Sugesti
Tidak mudah mendapat perawatan gigi  di Kabupaten Bengkayang.  Jumlah penduduk di Kabupaten Bengkayang hampir 250 ribu jiwa (KDA, 2014). Ini menyebabkan rasio tambal dan cabut gigi di Kabupaten Bengkayang cukup tinggi (pernah mencapai 1:30). Dokter gigi PTT yang tugasnya hanya satu tahun, juga tidak selalu tersedia setiap tahun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun