Mohon tunggu...
Fariastuti Djafar
Fariastuti Djafar Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Pembelajar sepanjang hayat, Email:tutidjafar@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengenang Sekolah "Penjara” Favorit Orangtua di Kota Singkawang

3 Juli 2016   16:56 Diperbarui: 18 Juli 2016   13:57 3173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Boy-Band SMPN 3 1986, 1987 dan 1988. Sumber: Alumni 1987

Kondisi sekarang: siswa berolahraga dalam mata pelajaran Olahraga di pekarangan sekolah. Sumber:https://sltpn3singkawang.wordpress.com/visi-misi/
Kondisi sekarang: siswa berolahraga dalam mata pelajaran Olahraga di pekarangan sekolah. Sumber:https://sltpn3singkawang.wordpress.com/visi-misi/
Kondisi ruang kelas akhir tahun 1980an. Para siswa berpose dengan seorang guru. Sumber: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1515270542111183&set=o.279893722216518&type=3&theater
Kondisi ruang kelas akhir tahun 1980an. Para siswa berpose dengan seorang guru. Sumber: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1515270542111183&set=o.279893722216518&type=3&theater
Para siswi bermain bola voli di pekarangan sekolah dalam mata pelajaran Olahraga pada tahun 1970an. Sumber: Ibu Guru Sri Hartini
Para siswi bermain bola voli di pekarangan sekolah dalam mata pelajaran Olahraga pada tahun 1970an. Sumber: Ibu Guru Sri Hartini
Sejak awal lagi, SMPN 3 memiliki siswa dari berbagai suku dan agama. Sebagian besar siswanya pada masa itu adalah suku Melayu, Tionghoa dan campuran, yang lahir di Singkawang dan daerah lainnya di Kabupaten Sambas.  

Juga terdapat siswa pendatang, yang umumnya adalah anak pejabat daerah yang berasal dari luar Kalimantan Barat khususnya Jawa.  Cukup banyak siswa Tionghoa yang memilih SMPN 3 selain SMP Katolik Bruder dan Suster, antara lain karena saudara-saudaranya sekolah di sini, SMPN 3 sebagai sekolah berprestasi dan merasa nyaman karena tidak ada perbedaan perlakuan terhadap siswa yang berbeda latar belakang.

SMPN 3 tidak hanya terkenal dengan penerapan disiplin yang keras, tetapi juga sangat menonjol dalam bidang seni. Bapak Eko Marseto yang terkenal galak, memiliki jiwa seni yang sangat kental. 

Bengkel Seni SMPN 3 sangat terkenal di Singkawang dengan grup band laki-laki, grup band perempuan, para penari dan pemusik tradisional yang semuanya adalah siswa sekolah tersebut. Didukung oleh guru lain yang juga berjiwa seni, seperti Bapak Johari Pion, dan Ibu Guru Surlina dan Marinem sebagai juru rias, Bengkel Seni sekolah ini merajai panggung hiburan masyarakat di Singkawang. 

Boy-Band SMPN 3 1986, 1987 dan 1988. Sumber: Alumni 1987
Boy-Band SMPN 3 1986, 1987 dan 1988. Sumber: Alumni 1987
Girl-Band SMPN 3 dalam rangka menyambut Pemilu. Sumber: Alumni 1988
Girl-Band SMPN 3 dalam rangka menyambut Pemilu. Sumber: Alumni 1988
Persembahan tari dalam rangka perpisahan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Sambas. Sumber: Alumni 1984
Persembahan tari dalam rangka perpisahan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Sambas. Sumber: Alumni 1984
Bengkel seni diminta tampil dalam berbagai acara dari peringatan hari nasional, peresmian kantor, pisah sambut pejabat termasuk Bupati Kepala Daerah sampai panggung hiburan menjelang Pemilihan Umum. Siswa SMP yang secara teroganisir menghibur rakyat mungkin dianggap aneh pada masa sekarang. 

Bisa jadi pertunjukan tersebut dilarang karena telah melibatkan anak-anak dalam kegiatan politik, walau anak-anak baru gede tersebut sangat bangga bisa menghibur masyarakat. 

Siswa juga memiliki kegiatan ekstra kurikuler lainnya seperti Pramuka, Palang Merah Remaja atau aktif berpartisipasi dalam berbagai perayaan dengan berpartisipasi dalam paduan suara dan gerak jalan. 

Paduan Suara siswa pada saat ulang tahun PGRI tahun 1972 di Gedung Pancasila. Sumber: Alumni 1973
Paduan Suara siswa pada saat ulang tahun PGRI tahun 1972 di Gedung Pancasila. Sumber: Alumni 1973
Gerak jalan dalam rangka Hari Kemerdekaan RI 1982. Sumber: Alumni 1985
Gerak jalan dalam rangka Hari Kemerdekaan RI 1982. Sumber: Alumni 1985
Kegiatan Pramuka yang sangat disuka. Sumber: Alumni 1982
Kegiatan Pramuka yang sangat disuka. Sumber: Alumni 1982
Guru pada masa itu yang penuh dedikasi walau tanpa tunjangan sertifikasi, juga mengajar dengan sangat bagus walau sesekali disertai dengan cubitan jika siswa salah menjawab pertanyaan. Ibu Guru Mawarni, guru yang bersemangat ketika mengajar menyebabkan mata pelajaran Sejarah bukan hal yang membosankan. 

Bahkan waktu membuktikan mata pelajaran Bahasa Inggris yang diajar oleh Ibu Ida Zubaidah ketika SMP, telah memberi banyak manfaat bagi alumninya sampai sekarang. Pelajaran PKK juga telah memberikan bekal  life skill  bagi siswa baik laki-laki maupun perempuan. 

Siswa laki-laki selesai menata makanan dalam mata pelajaran Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) tahun 1970an. Sumber: Guru PKK Ibu Sri Hartini
Siswa laki-laki selesai menata makanan dalam mata pelajaran Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) tahun 1970an. Sumber: Guru PKK Ibu Sri Hartini
Siswa perempuan setelah praktek mata pelajaran PKK tahun 1970an. Sumber: Guru PKK, Ibu Sri Hartinii
Siswa perempuan setelah praktek mata pelajaran PKK tahun 1970an. Sumber: Guru PKK, Ibu Sri Hartinii
Tahun 2016 ini, SMPN 3 berusia 50 tahun. Reuni besar-besaran akan diselengarakan oleh para alumninya yang tersebar di seluruh penjuru tanah air dan luar negeri. Reuni pada ulang tahun emas tersebut bukan hanya untuk silaturahim sesama alumni, tetapi juga mengenang guru –termasuk guru yang sering mencubit- dan sekolah yang telah berjasa mengantar alumninya berkiprah di masyarakat.

Sampul depan Buku Acara Reuni Emas. Sumber: Panitia Reuni Emas, 2016
Sampul depan Buku Acara Reuni Emas. Sumber: Panitia Reuni Emas, 2016
Gerbong utama panitia pelaksana Reuni Emas, alumni 1987, diketuai Achmad Mudjadid -alumni ITB. Sumber: Panitia Reuni Emas 2016
Gerbong utama panitia pelaksana Reuni Emas, alumni 1987, diketuai Achmad Mudjadid -alumni ITB. Sumber: Panitia Reuni Emas 2016
Puluhan tahun telah berlalu. Dari tulisan alumni tentang profil per angkatan, terutama sebelum tahun 1990an, ketika SMPN 3 masih unik dalam cara penerapan disiplin, semua menyatakan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga kepada para guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun