Komunikasi
Sebagian orang Indonesia bisa disebut “gila belanja”. Seorang ibu dari kota kecil di Indonesia bercerita bahwa dia pernah belanja sebanyak Rp. 40 juta rupiah ketika melaksanakan ibadah haji yang sebagian besar untuk oleh-oleh. Walau barang yang sama banyak dijual di Indonesia, sebagian orang tetap membelinya. Ada yang membeli karena yang bersangkutan berasal dari kampung dan kota kecil yang tidak menjual barang tersebut. Ada juga yang ingin mendapatkan “berkah Mekah” karena barang tersebut pernah berada di Mekah.
Konsumen Indonesia yang banyak dan gila belanja menyebabkan orang Arab khususnya pelayan toko dari toko farmasi, supermarket sampai toko cinderamata di Mekah, Madinah dan Jeddah sampai bisa berbahasa Indonesia. Ada juga toko yang memperkerjakan banyak TKI sebagai tenaga penjual seperti di pasar kurma di Madinah.
[caption caption="Pelayan toko di Mekah bisa berbahasa Indonesia"]
[caption caption="Hampir semua pelayan di pasar kurma di Madinah ini orang Indonesia "]
Komunikasi dalam bahasa Indonesia bukan hanya dalam bentuk lisan tetapi juga tulisan. Hal ini terutama untuk pengumuman/peringatan kepada para jamaah. Pengumuman/peringatan tersebut dapat ditemui di sekitar mesjid maupun tempat berziarah yang ramai dikunjungi. Nama-nama toko bahkan menggunakan tidak hanya bahasa Indonesia tetapi juga bahasa daerah.
[caption caption="Himbauan menjaga kebersihan di Mesjid Nabawi "]
[caption caption="Toko kurma, Jeddah"]
[caption caption="Ini restoran di Jeddah"]
[caption caption="Toko murah di mana-mana walau harga tidak selalu murah, Jeddah"]
[caption caption="Pengusaha travel Indonesia numpang promosi di restoran Indonesia, Jeddah"]