Mohon tunggu...
Fariastuti Djafar
Fariastuti Djafar Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Pembelajar sepanjang hayat, Email:tutidjafar@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Beda Pembantu Rumah Tangga Filipina dan Indonesia di Malaysia

4 April 2015   07:54 Diperbarui: 18 September 2016   20:16 4800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gaji PRT Indonesia yang rendah berpengaruh terhadap nilai jual PRT Indonesia yang bekerja dengan ekspatriat. Seorang PRT Indonesia yang bekerja dengan keluarga ekspatriat hanya dibayar RM 700 per bulan dan itu pun sudah dianggap tinggi karena dibandingkan dengan gaji PRT Indonesia di pasaran Malaysia. Pada tiga bulan pertama majikannya mendatangkan guru ke rumah untuk mengajarnya kursus bahasa Inggris. Si PRT yang tinggal di rumah majikan sudah merasa cukup beruntung karena kerjanya tidak begitu berat dibandingkan dengan kenalannya sesama PRT Indonesia.

Jika mutu pendidikan bagus dan bahasa tidak menjadi halangan, PRT yang sudah masuk usia kerja cukup berpendidikan tamat SD atau paling tinggi SMP. PRT Filipina umumnya berpendidikan cukup tinggi seperti tamatan diploma sehingga dianggap kelebihan kualifikasi untuk menjadi PRT. Di antara informan kunci yang diwawancarai bahkan ada yang bekerja sebagai guru dan polisi di Filipina. 

Mereka berhenti sebagai pegawai negeri karena gaji guru dan polisi di Filipina jauh lebih rendah dari gaji PRT di Malaysia. Mereka yang masih muda menjadikan pekerjaan PRT sebagai batu loncatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Di kalangan TK Indonesia, hal yang demikian mungkin tidak banyak yang di antaranya adalah kompasianer seperti mantan TKI Mbak Anazkia.

Namun ada juga TK Filipina yang tamatan diploma yang sudah bekerja cukup lama sekitar 20-25 tahun sebagai PRT yang umurnya pada saat diwawancarai sudah mencapai 50-55 tahun. Mereka betah bekerja sebagai PRT karena menganggap pekerjaan tersebut tidak begitu berat selain mendapat majikan yang pemurah. PRT Filipina umumnya tidak tinggal di rumah majikan yang dapat menjadi penyebab betahnya mereka bekerja sebagai PRT. 

Mereka tinggal dengan sesama pekerja yang juga orang Filipina dengan menyewa apartemen. Bahkan ada yang tinggal di kondominium yang disediakan majikan tanpa bayar. Pemurahnya majikan PRT Filipina antara lain diwujudkan dengan membawa jalan-jalan ke luar negeri setiap tahun, membelikan mobil yang memudahkan untuk pulang pergi kerja ke rumah majikan atau memberi libur dua hari per minggu (Sabtu dan Minggu).

PRT Filipina yang tidak tinggal di rumah majikan dan menikmati libur setiap minggu memberikan kesempatan yang lebih luas bagi mereka untuk bersosialisasi dengan sesama teman dan warga lainnya dibandingkan PRT Indonesia yang umumnya tinggal di rumah majikan tanpa hari libur atau tidak mau memanfaatkan hari libur yang menjadi haknya yang sudah diberi majikan. 

PRT Filipina juga tak jarang pergi ke Starbucks karena layak menghadiahi diri dengan minuman yang nikmat setelah bekerja. Umumnya PRT Filipina bertemu di kedutaan dan konsulat pada hari Minggu setelah sembahyang di gereja untuk mengikuti berbagai kursus keterampilan yang diselenggarakan Pemerintah Filipina yang berharap mereka mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Walau kesan terhadap PRT Filipina terlihat tidak ada masalah, sama seperti TK Indonesia, ada di antaranya yang menjadi korban perdagangan manusia karena ditipu agen yang yang memberikan iming-iming gaji tinggi.  Menurut perkiraan Pemerintah Filipina, terdapat sekitar 700 ribu pekerja Filipina di Malaysia pada tahun 2014 yang setengahnya adalah mereka yang bekerja tanpa dokumen (sumber). 

Pada akhir tahun 2014, seorang PRT Filipina asal Cebu berusia 29 tahun telah diselamatkan oleh polisi Malaysia dari rumah majikan yang telah memotong sebagian besar gajinya, memberi makanan yang tidak layak dan menyiksanya sejak mulai bekerja sebagai PRT selama 18 bulan (sumber).

Selama beberapa jam di kedutaan Filipina saya mendapat kesan PRT Filipina sangat tahu dan menuntut haknya sebagai pekerja. Ini berbeda dengan beberapa PRT Indonesia yang saya temui yang sangat lugu dan nrimo. Hal ini juga dapat dilihat dari website untuk calon majikan yang membedakan antara PRT Filipina dan Indonesia (sumber).

Saya juga mendapat kesan hubungan antara pekerja Filipina yang  kebetulan sedang berurusan di kedutaan dengan para staf dan pejabat kedutaan termasuk duta besar dan nyonya, sangat cair seperti tidak ada sekat di antara mereka. Saya amati hal tersebut dari kejauhan sehingga mereka tidak menyadari kehadiran saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun