[caption id="attachment_407521" align="aligncenter" width="619" caption="Tenaga Kerja Wanita. (Kompas.com)"][/caption]
Filipina dan Indonesia adalah dua negara di Asia Tenggara yang menjadi pemasok terbesar tenaga kerja ke luar negeri. Malaysia bukan negara tujuan utama bagi tenaga kerja (TK) asal Filipina termasuk yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT). Berdasarkan data dari Philippine Overseas Employment Administration, paling banyak PRT Filipina bekerja di Kuwait yang pada tahun 2013 hampir mencapai 35 ribu orang sedangkan yang bekerja di Malaysia hanya sekitar 15 ribu orang (lihat Grafik, sumber).
[caption id="attachment_376573" align="aligncenter" width="225" caption="Pembantu Rumah Tangga Filipina menurut Negara Tujuan. Sumber:Â
Citra TK Filipina sebagai TK berketerampilan tinggi dan fasih berbahasa Inggris jauh berbeda dengan citra TK Â Indonesia. Dengan citra tersebut akan timbul pertanyaan mengapa orang Filipina mau menjadi PRT di Malaysia yang pendapatan per kapitanya jauh di bawah negara tujuan favorit di Timur Tengah atau Amerika. Siapa saja yang menjadi majikan mereka, dan seberapa jauh perbedaan antara PRTFilipina dan PRT Indonesia. Informasi berikut ini sebagian dibuat berdasarkan wawancara dengan PRT Filipina dan direkturPhilippine Overseas Labor Office (POLO),di Kedutaan Besar Filipina di Malaysia.
TK Filipina memilih Malaysia lebih karena unsur jarak yang tidak jauh dari negara asal sehingga mereka bisa lebih sering pulang dibandingkan jika bekerja di Timur Tengah, Eropa, atau Amerika. Faktor dekatnya lokasi juga yang menjadi pertimbangan banyaknya TK Indonesia di Malaysia. Perbedaannya adalah tidak banyak TK Filipina di Malaysia sementara sebagian besar TK Indonesia bekerja di Malaysia.Â
Ini terkait dengan keterampilan dan kemampuan berbahasa TK Filipina sehingga banyak peluang kerja untuk mereka di negara-negara kaya di dunia. Alasan lain memilih Malaysia adalah sudah ada kenalan yang juga dari Filipina bekerja di Malaysia atau tawaran bekerja dari Malaysia datang lebih dahulu sementara mereka ingin secepatnya mendapatkan pekerjaan di luar negeri.
Majikan PRT Filipina umumnya adalah kalangan ekspatriat yang cukup banyak di Malaysia selain orang kaya Malaysia berkebangsaan Cina atau Melayu termasuk bangsawan Malaysia. Sementara itu majikan PRT Indonesia  umumnya adalah kelas menengah bangsa Melayu. Pemerintah Filipina sadar nilai jual PRT mereka selain berupaya keras melindungi hak-hak mereka. Sebaliknya pemerintah Indonesia seperti kurang menyadari nilai jual PRT Indonesia.Â
Ketika Pemerintah Indonesia mau memberhentikan pengiriman PRT ke Malaysia beberapa tahun yang lalu, masyarakat Malaysia cukup resah. Bangsa Melayu Malaysia menyukai PRT Indonesia dengan berbagai alasan antara lain kesamaan agama, kepatuhan, kemudahan berkomunikasi, dan selera masakan yang sama selain tentunya upah yang rendah.
Permintaan terhadap PRT Indonesia yang tinggi menyebabkan kurang berdampaknya morotarium pengiriman PRT ke Malaysia oleh Pemerintah Indonesia. PRT dari Indonesia tetap saja datang ke Malaysia karena warga Indonesia bisa masuk ke Malaysia tanpa visa selama 30 hari sementaravisa kerja dapat diurus setelah berada di Malaysia
Dengan posisi tawar yang cukup tinggi, pemerintah Filipina menetapkan gaji minimum PRT sebesar $ 400 US per bulan, hak libur satu hari per minggu, cuti tahunan dengan bayaran dan asuransi kesehatan. Dalam praktiknya di Malaysia gaji tersebut berkisar antara RM 1200 sampai RM 1500 per bulan. Dengan libur setiap hari Minggu, umumnya tidak tinggal di rumah majikan serta jam kerja yang bervariasi tergantung kesepakatan (ada yang dari pukul 8 pagi sampai 6 sore atau 9 pagi sampai 7 sore), ada di antara mereka yang bekerja paruh waktu di tempat lain sehingga dapat menambah penghasilannya.
 Tambahan penghasilan juga diperoleh dari kelebihan jam kerja di tempat majikan yang dihitung lembur dengan variasi bayaran antara RM 15 sampai RM 20 per jam. Pengeluaran PRT juga dapat dihemat karena makan ditanggung majikan selain asuransi kesehatan.
Gaji minimum PRT Indonesia di Malaysia yang ditetapkan Pemerintah Indonesia jauh lebih rendah dari PRT Filipina, yaitu  RM 700 per bulan yang berlaku sejak 2011. Karena sejak 2013 Malaysia menetapkan upah minimum untuk pekerjanya termasuk pekerja asing, yaitu RM 900 per bulan untuk Semenanjung dan RM 800 untuk Sabah dan Sarawak, hal ini seharusnya berlaku untuk PRT Indonesia. Tetapi yang jelas tidak setinggi yang diberitakan Tempo yang wartawannya malas mengecek kebenaran informasi  yang didengar (baca di sini).
Dalam praktiknya gaji PRT Indonesia rata-rata berkisar antara RM 350 – RM 500 per bulan yang jauh di bawah gaji minimum yang ditetapkan Pemerintah Indonesia. Walau Pemerintah Indonesia meminta majikan untuk membayar gaji PRT sesuai gaji minimum pada saat wawancara perpanjangan paspor di KBRI/KJRI, banyak majikan yang tidak memenuhi janjinya atau menaikkan gaji tidak sebesar yang dijanjikan ketika saat wawancara. Perwakilan Pemerintah Indonesia merasa sudah cukup berjuang menaikkan gaji PRT dan menutup mata apa sesungguhnya yang terjadi.