Mohon tunggu...
Fariastuti Djafar
Fariastuti Djafar Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Pembelajar sepanjang hayat, Email:tutidjafar@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ramadhan Rasa Indonesia di Malaysia

15 Juli 2014   11:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:18 1855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Kawasan wisata Kuliner Kuala Lumput, Jalan Alor di malam hari (KOMPAS.com)"][/caption] Malaysia menjadi salah satu negara tujuan utama bagi orang Indonesia untuk bekerja (dari pekerjaan kasar sampai pekerjaan yang menuntut keahlian tinggi), bisnis maupun belajar. Orang Malaysia juga menyukai banyak hal dari Indonesia seperti makanan, lagu dan sinetron. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap munculnya nuansa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari termasuk pada bulan Ramadhan di Malaysia.

Berikut ini adalah beberapa kisah Muslim Indonesia pada bulan Ramadhan di Malaysia.

Lagu religi

Sejak awal Ramadhan, lagu-lagu religi yang dinyanyikan penyanyi Indonesia seperti  Tompi, Opick, Ungu dan Gigi tidak hanya menggema di radio tetapi juga di pusat-pusat pembelanjaan dari mal sampai supermarket dekat permukiman penduduk. Orang Indonesia yang baru sampai di Malaysia mungkin akan bertanya “apakah saya masih di Indonesia atau sudah sampai di Malaysia ?".

Ceramah agama dari ulama/ustadz Indonesia

Orang Malaysia umumnya mengakui Indonesia memiliki banyak orang yang cerdik pandai dalam hal agama dan sistem pendidikan Islam yang bagus melalui pesantren. Pada bulan Ramadhan, jangan heran jika anda baru bertemu ustadz warga Indonesia yang sudah menetap cukup lama di Malaysia yang pekerjaan utamanya adalah mengajar agama termasuk mengaji. Kadangkala televisi Malaysia atau kelompok pengajian juga mengundang ulama/ustadz yang bermukim di Indonesia untuk memberikan ceramah. Ini terjadi sejak jaman almarhum Buya Hamka, Aa Gym sampai Tuan Guru Sheikh Muhammad Nuruddin Marbu Abdullah Al-Banjari Al-Makki.

Khusus Tuan Guru (TG) -sebutan orang Malaysia untuk orang yang ahli dan disegani- beliau berasal dari Amuntai, Kalimantan Selatan. Beliau pengasuh acara Cinta Ilmu di TV Al Hijrah selain sering diundang untuk memberi ceramah di kampus-kampus dan kelompok pengajian di Malaysia. TG pernah lama bermukim di Mekah dan Semenanjung Malaysia. Beliau mendapatkan pendidikan tinggi agama dari universitas al Azhar, Mesir  dan cukup banyak menerbitkan buku agama yang menjadi bahan acuan di Malaysia. TG kurang dikenal di Indonesia walau memiliki Maahad az-Zein al-Makki al-‘Ali Litafaqquh Fiddin di Ciampela, Bogor. Biografi TG mudah ditemukan di internet yang umumnya ditulis orang Malaysia. Beliau juga memiliki akun facebook.

[caption id="attachment_333424" align="aligncenter" width="403" caption="Undangan ceramah Tuan Guru asal Amuntai, Kalimantan Selatan"]

1405223280442583890
1405223280442583890
[/caption] Sumber Kena razia makan di tempat umum

Islam adalah agama negara di Malaysia. Untuk memastikan ibadah puasa dijalankan oleh umat Islam baik warga Malaysia maupun non Malaysia, jawatan agama Islam di setiap negara bagian aktif melakukan razia terhadap Muslim yang makan di tempat umum selama bulan Ramadhan. Razia ini relatif mudah dilakukan karena café/restoran/warung tempat makan/minum tidak memasang tirai penutup sehingga orang yang sedang makan/minum akan terlihat dengan jelas.

Jawatan Agama Islam Sarawak (JAIS) pada 4 Ramadhan 2014 telah menangkap 8 orang yang 2 di antaranya adalah warga Indonesia karena makan/minum/merokok di tempat umum (link terkait). Pada bulan Ramadhan tahun lalu (2013) telah ditangkap sebanyak 82 Muslim termasuk 42  Muslim warga Indonesia. Hukuman akan dikenakan setelah Idul Fitri berupa denda  1000 ringgit atau penjara enam bulan atau keduanya sekaligus (link terkait)

[caption id="attachment_333577" align="aligncenter" width="491" caption="Suasana setelah menyoblos 6-7-2014 pukul 11 pagi, berbaur antara yang puasa dan yang tidak. "]

14052844302133497866
14052844302133497866
[/caption] Jumlah pengunjung Rumah Sakit menurun

Penduduk Kalimantan Barat yang cukup punya uang sering berobat di rumah sakit swasta di Kuching Sarawak. Menurut pekerja di rumah sakit, jumlah pasien dari Indonesia pada bulan Ramadhan cenderung berkurang  dan kebanyakan yang datang pada bulan ini adalah orang Tionghoa.

Perjuangan untuk mudik lebaran

Jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) cukup banyak di Sarawak. Mereka  datang dan pergi melalui Kalimantan Barat karena Sarawak dan Kalimantan Barat dihubungkan dengan jalan darat. Tersedia bus milik Perusahaan Indonesia dan Perusahaan Malaysia yang melayani rute Kuching-Pontianak 2 kali pulang pergi setiap hari. Arus mudik biasanya semakin ramai mulai satu minggu sebelum lebaran sampai hari pertama lebaran. Jika pada hari-hari biasa tiket bisa dipesan sebelum berangkat melalui telepon dan dibayar pada saat check in keberangkatan, tidak demikian halnya pada saat menjelang lebaran karena tiket diutamakan untuk penumpang yang langsung membayar tunai.

Pada puncak arus mudik, tenaga kerja wanita sampai ada yang menangis-nangis meminta tolong supir untuk mendapatkan tiket untuknya. Sikap tersebut dapat dimaklumi karena banyak di antara mereka bekerja di daerah yang jauh seperti Miri dan Sibu. Menunda keberangkatan berarti harus bermalam di Kuching dan perlu pengeluaran ekstra untuk penginapan. Arus mudik yang ramai seringkali menciptakan kesempatan bagi preman yang juga orang Indonesia untuk menipu TKI yang lugu yang biasa membawa uang simpanan pada saat mudik.

[caption id="attachment_333543" align="aligncenter" width="430" caption="Tempat penjualan tiket bis Indonesia di Terminal Kuching Sentral. Awal pagi awal Ramadhan"]

14052643401954767913
14052643401954767913
[/caption] [caption id="attachment_333545" align="aligncenter" width="323" caption="Terminal keberangkatan dan kedatangan Malaysia Indonesia, Kuching Sentral, tempat promosi yang strategis untuk orang Indonesia."]
1405264521128886869
1405264521128886869
[/caption] Lima cerita di atas mencerminkan anomali  wajah Indonesia di Malaysia dari ahli agama sampai yang kena razia makan di tempat umum dan dari yang mampu berobat ke Malaysia sampai TKI yang berjuang keras untuk segera  mudik supaya tidak ada tambahan biaya penginapan. Apapun anomali yang terjadi, lagu religi oleh penyanyi Indonesia selalu mengudara di Malaysia dan menghibur bukan hanya warga Malaysia tetapi juga warga Indonesia di perantauan. Salam Ramadhan

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun