Dari penginapan di sekitar Paskal, kami ber-4 memulai gowes jam 7 pagi (kesiangan yaaaa). Â Setelah berdoa, salah seorang dari kami membuka google map menuju tempat-tempat yang sempat diberikan oleh urang Bandung.
Pertama ke Gedung Sate, supaya sah terbukti gowes di Bandung goweser harus berfoto di depan Gedung Sate Bandung. Ternyata google map menuntun ke belakang gedung, setelah rerouting, sampailah di depan nya dan hari Minggu itu, Gedung Sate adalah salah satu tempat tujuan favorit, baik untuk "hanya" berfoto, duduk-duduk, melintas atau berjalan-jalan di sekitarnya, maka tak heran banyak pedagang gerobak dan asongan sehingga terlihat beberapa anggota keamanan mengatur arus lalu lintas kendaraan dan manusia.
Selanjutnya, lapaaaar... langsung gugling ke kupat tahu "Gempol," ternyata lagi... antreeee pembeli baik yang dine in maupun yang ojol/take a way. Waduuuh... salah satu dari kami mencari toilet... yang ada toilet pasar, ngga jadi deh. Fokus makan aja menikmati kupat tahu viral yang bagi kami rasanya biasa saja, tapi tetap puas karena udah mencoba kuliner viral, wkwkwkwk...
Saat menunggu datangnya kupat tahu, saya mencoba mampir ke rumah teman lama saat berkuliah di Stiepar Yapari Bandung yang sudah lama bermukim di Gempol Kulon, dan kunjungan ala "sidak," itu membuahkan hasil, "teteh" Kiki Wahyuningsih yang sekarang menjadi Ibu Ketua RT ada di rumahnya dan menawarkan menjadi "local guide" untuk melihat "heritage" rumah-rumah jadoel di Gempol.
Dengan menuntun sepeda kami menyusuri "outer ring road" Gempol yang termasuk daerah "Ring 1" dari Kota Bandung karena letaknya berdekatan dengan Gedung Sate sebagai pusat pemerintahan Kota Bandung Raya. Ternyata masih banyak rumah-rumah asli yang dipertahankan bentuk bangunannya walaupun direnovasi, terutama oleh penghuni aslinya. Di salah satu sudut jalan kecil (hanya memuat satu motor), terlihat satu rumah paling tua di Gempol yang ditempati oleh Ibu RW yang masih menjabat hingga tulisan ini diterbitkan. Bentuk atap dan dindingnya masih asli. Serasa berada di pedesaan Bandung tempo doeloe.
Dari Gempol, perjalanan kuliner ke Surabi Cihapit, antreee lageee hahahahaha... ya demi nyicip makanan viral. Ada surabi original (kuah kinca yaitu santan dan gula aren), surabi kinca duren, surabi coklat meses, keju dsb termasuk surabi kekinian yaitu surabi dengan topping asin seperti oncom, telor dengan berbagai varian pedas dan bumbu2 lainnya. Oh iya, kalau ikutin google map maka akan diarahkan ke Surabi Cihapit "baru" yang warungnya ada atap dan lebih nyaman, tapi jika mau makan Surabi Cihapit yang aseli, Â silahkan mencari warung surabi lain sekitar 100 meteran, letaknya pas di sebelah toko kelontong (mirip mini mart) dan bila ada yang mau ke toilet juga bisa menumpang di toko ini gratis (sebaiknya berbelanja 1-2 barang di toko ini sebagai ucapan terima kasih, misalnya minuman yang tidak tersedia di warung serabi)