Lalu kami menyebrang jalan dan jembatan di atas selokan yang cukup lebar, untuk masuk ke gang Petak Sembilan dan menuju ke rumah tua yang menjual banyak jajanan jadul dengan harga terjangkau yang cocok untuk "nyarap."
Ada kue apem gula merah kelapa parut, lupis, ketan bumbu coklat dan putih, gemblong, dan banyak lagi termasuk pindang bandeng khas Betawi Chinese peranakan yang konon dimulai sejak tahun 1850an peranakan China Betawi mencari ikan bandeng di Cilincing (Jakarta Utara) untuk dimasak menjelang imlek tetapi sekarang banyak warga Betawi memasak bahkan menjual masakan pindang bandeng sepanjang tahun.
Dari cerita ibu yang memasak makanan, rumah itu adalah rumah warisan dari keluarga suaminya. Bisa dilihat dari bahan bangunan terutama kayu langit-langit dan dindingnya, termasuk ketika kami minta izin untuk memakai toilet nya yang sederhana tapi bersih.
Oh iya di depan rumah tua ini juga ada penjual ketopak di gerobak, katanya enaaak. Kami ngga mencicipi, karena ketoprak masih cukup banyak ditemui di sekitar pemukiman di Jakarta.
Setelah "kampung tengah" tenang, di tengah jalan sempit di Petak Sembilan kami bertemu dengan Bang Indra "local guide kondang." Langsung kami menelusuri Petak Sembilan, di awal perjalanan ini, kami mampir ke kios penjual cemilan jadul seperti biscuit mungil dengan gula warna warni di atasnya, cemilan impor dari China seperti kana (buah kering dengan biji berujung runcing dan keras di dalamnya), sanca berwarna merah yang berbentuk lempengan bundar lunak dengan rasa asam manis, coklat bersalut gula padat warna warni dengan kemasan berbentuk angka 8, permen susu rabbit, permen karet bulat warna warni dan permen karet bentuk kotak, permen rasa mint merek "Davos, Polo, Duplex," permen pastilles merek "Alba, Valda, Pagoda," dan juhi manis serta co-om (asem jawa dibentuk bulat diberi gula pasir) dan masih banyak jenis lainnya.
Sepanjang jalan di Pasar Petak Sembilan, berbagai penjual dengan berbagai jenis barang dagangan. Mulai dari perabot rumah tangga, bumbu dan rempah termasuk akar batang daun untuk obat tradisional, kue bolu/basah, kue biskuit/kering, makanan rumahan siap santap (seperti warteg), makanan kecil jadul dan jika beruntung akan bertemu pedagang pikulan salah satu minuman khas Betawi yaitu "selendang mayang" yang terbuat dari tepung sagu aren.
Bahan utama minuman ini sebenarnya seperti kue lapis "hun kwe" yang diberikan warna hijau dan merah. Kue ini dicetak di "tampah" yang terbuat dari bambu. Jika ada pembeli, maka pedagang mengiris tipis dengan bilah bambu tipis dan meletakannya di dalam mangkok lalu disiram dengan santan dan sirup merah atau gula merah beraroma daun pandan dan diberi es batu. Sungguh menyegarkan... slruuuppp...