Sejak dari pintu masuk, sudah tersedia sebuah ‘papan’ berisi narasi yang cukup menggelitik rasa ingin tahu pencinta kupi… masuk lebih dalam lagi ada beberapa lembaran besi bertuliskan narasi yang semua menceritakan tentang kopi… ya karena pengelola menyediakan ‘tour de kupi’ untuk mengetahui lebih jauh atau untuk ‘mengalami’ sendiri apakah kopi itu, mulai dari melihat pohon kopi, memegang buah kopi, biji kopi, sampai kepada proses nya hingga kupi kopi dapat dinikmati saat merenung di taman, di sebuah sudut ruangan, atau sambil ‘hang out’ bersama teman pun pasangan, atau tenggelam dalam luasnya samudra raya dunia maya.
‘Pengalaman’ berada di Reserve Dewata Bali mengingatkan saya kepada ‘pengetahuan’ yang pernah saya dapatkan di bangku kuliah pariwisata berpuluh tahun lalu dan sudah banyak diterapkan di banyak tempat, seperti menyewa sawah untuk ‘diacak-acak’ oleh para wisatawan mancanegara, mereka membajak sawah dengan bajak dan sapi/kerbau, menanam padi, memanen padi dengan arit dan sebagainya. Ada juga yang menerapkan program ‘live in’ di desa yang minim ‘teknologi’ bahkan tidak ada listrik. Atau membentuk tanah liat menjadi keramik dan hasilnya akan dikirimkan beberapa saat kemudian.
Menurut kamus aplikasi Indonesian Dictionary, Experiential travel artinya pengalaman yang berdasarkan pengalaman (melibatkan atau berdasarkan pengalaman dan observasi).
Wikipedia : Experiential travel, also known as immersion travel, is a form of tourism in which people focus on experiencing a country, city or particular place by actively and meaningfully engaging with its history, people, culture, food and environment.
‘Pengalaman’ itulah yang ingin diberikan kepada para pengunjung. Berada di Reserve di berbagai kota dan negara pun memberikan pengalaman tersendiri, karena tiap Reserve di tiap kota atau negara berbeda menawarkan suasana budaya tradisi yang berbeda. Sebut saja di Tokyo, Starbucks Reserve Roastery Tokyo atau atau disebut juga Starbucks Nakameguro yang termasuk 5 terbesar di dunia.
Oh iya… sebagai pembeda dengan kedainya yang biasa, untuk kedai khusus ini diberinama ‘Reserve’ atau disingkat ‘R’ untuk setiap tempatnya.
Sebagai catatan khusus untuk kedai kopi yang udah mendunia ini, walaupun bukan kedai ‘Reserve,’ ada kedai kecil miliknya di Kawagoe Japan yang dilengkapi dengan taman mungil khas Japan di bagian belakang yang dapat dinikmati saat menyeruput kopi di senja hari sembari melepaskan kepenatan setelah berkarya seharian.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
Tetap semangat supaya sehat selalu
Salam pariwisata
Reserve, what you deserve ! It is not a bitter coffee like used to be, it is the art of tourism !
Experiential travel, also known as immersion travel that you should have during your trips.
This is one of mine, hope it will inspire you.
Enjoy the journey !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H