Kunjungan pertama adalah ke Gereja Tua Imanuel Negeri Hila yang dibakar saat kerusuhan 1999-2005 lalu dibangun kembali tapi hingga saat ini hanya untuk menjadi saksi bisu (museum) karena tidak dipergunakan lagi untuk beribadah di sana dan memang tidak ada satu orang Kristen pun yang menetap di Negeri Hila sejak pecahnya kerusuhan itu.Â
Semua umat Kristen mengungsi dan direlokasi di dekat bandara Pulau Ambon. Saat kunjungan ini, lonceng gereja belum diperbaiki namun dapat menjadi peringatan bagi semua manusia ciptaan TUHAN untuk menerapkan kasih TUHAN dan kerendahan hati dalam menjalani hidup berdampingan dalam damai.Â
Selanjutnya kami menuju Benteng Amsterdam, sejarahnya mengutip tulisan di papan buatan pemda yang sudah buram, benteng ini dulu nya sebuah loji/redut yang diprakarsai oleh gubenur Belanda Johan Ottens tahun 1637.Â
Kemudian tahun 1948 oleh penggantinya yaitu De Vlaming memerintahkan untuk menghancurkan redut itu dan menggantinya dengan bangunan baru yang dinamakan Benteng Amsterdam, yang selain  menjadi basis militer, juga menjadi kantor pusat administrasi VOC di Ambon pada masanya.Â
Di dalam benteng ini juga terdapat blokhuis yang menjadi tempat tinggal  Rumphius ahli botani di abad 17. Benteng ini berjarak sekitar 50 m dari Gereja Tua Imanuel Negeri Hila dan masih terawat baik. Ada retribusi untuk masuk ke dalam benteng.
Di depan komplek benteng terdapat rumah kayu sederhana yang menyimpan beberapa literatur/buku dalam berbagai Bahasa.