Mohon tunggu...
Farianty Gunawan
Farianty Gunawan Mohon Tunggu... Lainnya - Smart Traveller, Travel Consultant, Christian-Holyland Expert, Happy Baking Learner,

A wife for best husband and a mother of wonderful best two grown up daugther and son. Being in Travel Industry since 1992. Love to learn the new right things. Pray first and do the best

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Dreaming of Winter in Wonderland: Yamagata, Ginzan Onsen

17 Mei 2021   19:30 Diperbarui: 18 Mei 2021   21:42 1693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Handuk Shiroganeyu Onsen. Sumber : koleksi pribadi
Handuk Shiroganeyu Onsen. Sumber : koleksi pribadi

Shirogane-yu Onsen (modern)  yang berlokasi agak di ujung wilayah utama Ginzan Onsen. Pintu masuk nya kecil mungkin karena musim dingin sehingga ditutup oleh tirai plastik keras penghalau udara dingin masuk ke dalam. 

Ada kakek tua yang menjaga dan mengatur arus tamu masuk dan keluar dan merangkap sebagai kasir juga. Tiap orang dibatasi waktu sekitar 45 menit sudah termasuk bilasan. Kami cukup lama antri menunggu tamu2 yang sudah berada di dalam. 

Onsen ini kecil dan sederhana sesuai dengan tarif yang murah meriah, yaitu  JP¥ 500 untuk dewasa, dan JP¥ 200 untuk siswa sekolah, di tempat tunggu hanya tersedia tempat duduk untuk 6 orang, yang lain silahkan berdiri.

Kakek pengurus onsen, tegas sesuai aturan. Sumber : koleksi pribadi
Kakek pengurus onsen, tegas sesuai aturan. Sumber : koleksi pribadi

Bagian laki dan perempuan dipisah. Yang wanita harus naik ke lantai atas. Di sana sudah tersedia keranjang2 untuk tempat barang2 tamu disusun di rak2 tanpa pintu dan kunci pengaman. 

Percaya aja deeeh (mungkin demikian pikiran pemilik/pengelola, tap ikan ada banyak turis dari mancanegara dengan segudang latar belakang J)… Setelah menanggalkan seluruh pakaian, kali ini kami langsung berjalan cepat ke arah bak air panas (hanya ada satu bak) yang di depannya hanya tersedia 2 bangku kecil (jejongkok) untuk membersihkan dan membilas tubuh sesaat sebelum dan sesudah berendam.

Ketika masuk bak/kolam air panas alami itu, tubuh terasa sangat panas karena udara di atas air sangat dingin, tetapi tubuh beradaptasi sangat cepat. Kami menikmati kehangatan air panas alami, sekitar 20 menit, lalu kami bangun dari kolam dan langsung membilas diri tepat di depan bak itu (dilihatin oleh tamu lain yang sedang berendam wow…) karena memang onsen ini kecil sederhana murmer hehhehehe…. Semua terbatas, termasuk kalau mau pakai hair dryer silahkan pinjam kepada kakek tua pengurus onsen.

Segarrrr rasanya setelah ber-onsen ria….

Public Foot Bath (gratis). Sumber : koleksi pribadi
Public Foot Bath (gratis). Sumber : koleksi pribadi

Hari semakin tua… di mana-mana semua pengunjung bersiap menyambut sunset. Ada yang memasang tripod dengan kamera lensa panjang dan besar, ada yang bersiap dengan posisi kamera saku dan mobile phone, tapi ada juga yang masih asyik menghangatkan diri di dalam café dan resto sepanjang tepi sungai. Kedua tepi sungai dihubungkan oleh beberapa jembatan yang menambah artistik pemandangan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun