Akhirnya terlihat juga sebuah pulau, makin lama makin besar dan tampak rupanya hahahahaha.... Legaaaa... perahu merapat ke pantai... lalu kami menapakan kaki di pantai di depan Home Stay Bintang Agung sekitar pukul 1030 pagi ... Beberapa orang menyambut kami dan kami langsung menuju ke rumah panggung untuk melepaskan ketegangan dengan bersantai di kursi santai berbahan bambu ditemani pisang goreng dan pilihan kopi dan teh lengkap dengan kayu manis asli Maluku... seng ada lawan... sambil rebahan... menunggu makan siang siap untuk disantap...
Selesai santap siang ikan laut dalam dan sambal yang dibakar dan ditemani sambal colo2 dan sayuran yang endeus bingitz, sambil menunggu matahari agak condong ke barat... semilir angin laut membuat kami tertidur sejenak... merasa sayang waktu kami singkat di pulau itu, kami bangun dan berjalan kaki hampir mengitari sebagian besar pulau karena ada beberapa tempat yang sulit ditembus. Â Panas terik matahari dengan pemandangan pantai putih laut dan langit biru cerah memberi penghiburan di kala kami kelelahan. Pohon pala dan pohon kanari tertanam di banyak tempat dan keduanya bagaikan magnet yang menarik penjajah datang ke bumi Nusantara.
Sempat mampir di warung untuk membeli minuman dan ngobrol dengan Ibu dan anak perempuannya yang mengatakan tidak menjual minuman dingin karena di pulau itu tidak tersedia kulkas (lemari pendingin) karena daya listrik yang terbatas (diesel dan dinyalakan hanya malam hari  saja yaitu pukul 18.00-22.00 ), jadi pemilik warung menyediakan air putih yang berwangi asap kompor untuk diminum, puji TUHAN.
Tidak ada kendaraan bermotor yang dimiliki oleh penduduk di Pulau Hatta, dan hanya ada beberapa sepeda saja.  Kami terus berjalan kaki menyusuri kampung2 yang ada di tepian pantai, mengitari hampir 1/2 pulau hingga ke kampung baru yg ada sekolah SD dan SMP. Di sini tidak ada signal HP sejak menara pemancar nya roboh diterjang badai, maka jika warga mau menelpon mereka harus berjalan ke kampung lama dekat pantai penginapan di mana kami bermalam dan penginapan pulau Hatta yang pertama yang berdekatan dengan Pulau Banda Besar yang memiliki pemancar untuk  HP.