Semoga penerus bangsa ini masih bisa melihat sejarah bangsanya melalui peninggalan-peninggalan sejarah termasuk di Banda Neira.
Majulah Indonesia MERDEKAAAAA !!!
Dari rumah pengasingan Bung Hatta, kami menuju ke Benteng Belgica... Cerita tentang Benteng Belgica dan Gereja (tua) Neira akan ditulis di artikel khusus yaaa... simak terus link Kompasiana Farianty Gunawan.
Cerita "perjuangan" kembali ke Ambon ...
Awalnya kami sudah melakukan reservasi pesawat perintis maskapai Dimonim ini dua bulan sebelumnya. Namun pihak maskapai mengatakan pesawat sedang dalam pemeliharaan dan tidak ada kepastian kapan bisa dioperasikan. Sampai satu minggu lalu masih dikatakan jadwal belum pasti , mungkin Rabu 9 Agustus2017, maka uang tiket belum dapat diterima pihak maskapai.Â
Sampai akhirnya kami memutuskan berangkat naik kapal perintis : KM Nggapulu dari Ambon ke Banda Naira dan kemudian, saat kami sudah tiba di Banda Neira, tanggal 8 Agustus malam baru dikabari bahwa ada keberangkatan pesawat Dimonim Air tanggal Rabu 9 Agustus namun semua seats fully booked untuk rute Banda ke Ambon (cadangan 6 orang) ataupun Banda ke Masohi/ Amahi (cadangan 3 orang) sedangkan kapasitas hanya 12 orang (pesawat Twin Otter).
Sooo... tanggal 9 Agustus 2017...tiba saat nya kami harus kembali ke Ambon karena terbatasnya cuti kerja... tiket belum di tangan... seperti saat kami berangkat ke Pulau Banda Neira... kapal cepat belum dioperasikan... kapal Pelni masih dua hari lagi untuk merapat... Ada kabar Damian Airlines akan terbang, namun kemungkinan besar kami tidak akan memperoleh tiket karena ada narapidana dengan beberapa polisi akan menumpang pesawat itu... kami hanya bisa berdoa dan meminta bantuan dari Mas Anton (teman Bung Bey yang sudah menetap cukup lama di sana), yang mungkin dapat menjadi perantara untuk menolong kami.
Pak Ben, dan Bro Berlhey Nacikit dan Mas Anton dari unit SAR Banda Neira sangat membantu kami dalam mencari seats ini, dan TUHAN memberikan pelajaran baru dalam hidup rohani kami : berdoa dan berusaha yang terbaik dan selanjutnya berserah kepada TUHAN, biarlah kehendak TUHAN saja yg terjadi.
Pagi ini, tanpa kepastian berangkat atau tidak, kami sudah siap di Bandara Neira... pukul 07.30 pagi 9 August 2017, namanya Go Show passanger, di bandara kami duduk di taman karena yang masuk ke lobby hanya yang sudah pasti berangkat dan tempat duduk pun hanya ada 4 kursi saja di depan sepotong meja counter. Berita nya simpang siur, ada yang bilang, pesawat ngga jadi ke Ambon tapi ke Masohi, tempat duduk hanya ada satu saja, dsb. It seems we or some of us should stay longer in Banda Neira.
Thank you LORD JESUS for everything. We got much lessons for our faith journey in this trip