Albert Camus, lahir di Aljazair pada 7 November 1913 Masehi. Ia merupakan salah satu penulis sekaligus pemikir hebat. Menurutnya, tiada hari tanpa menulis.
Albert Camus memiliki pribadi yang cukup unik. Ia sangat rajin sekali menulis karya-karyanya, baik itu novel maupun karya sastra lainnya. Dengan berbagai karya terkenalnya, ia pun kemudian dikenal oleh seluruh dunia sehingga beberapa pemikirannya berpengaruh luas sampai saat ini.
Camus tumbuh tanpa kehadiran seorang ayah. Sejak kecil, ia sudah terbiasa untuk menopang kehidupan keluarganya. Kesulitan yang dihadapi Camus tak lantas membuatnya putus asa. Sampai pada akhirnya, ia mulai menulis dan berkarya. Beberapa karya Camus antara lain La malentendu (1944), Caligula (1944), La peste (1947), La justes (1950), La chute (1956), dan masih banyak lagi karya hebat lainnya.
Karya-karya dari Albert Camus banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk Indonesia.
Dengan beberapa bukunya, Camus mulai menjadi juru bicara bagi moralitas modern yang baru. Albert Camus menulis dua buku yang di dalamnya mengandung nilai moral untuk kehidupan sosial. Camus berkembang menjadi sastrawan hebat dan beberapa karyanya mendapatkan nobel. Sayangnya, Camus meninggal pada usia 46 tahun akibat kecelakaan yang dialaminya.
Kisah hidup Albert Camus mengajarkan bahwa sesulit apapun masalah yang kita hadapi, tak ada alasan untuk menyerah dan putus asa. Tak ada kata terlambat untuk memulai berkarya, seperti menulis. Menulis melatih kita untuk berpikir kritis serta membadingkan teori dan fakta yang ada. Dengan begitu, menulis bisa menjadi salah satu jalan untuk menuju kesuksesan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H