Mohon tunggu...
FARHA TALIDA APRILA
FARHA TALIDA APRILA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN "Veteran" Yogyakarta

Tertarik dengan industri kreatif, dunia psikologi, dan juga perkembangan sosial lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kokohnya RM Gudeg Prambanan di Tengah Ganasnya Lautan Kuliner Bekasi

13 Juni 2022   20:30 Diperbarui: 13 Juni 2022   20:31 1234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meja prasmanan RM Gudeg Prambanan (Farha Talida Aprila)

"Sekarang kan orang males ya, orang maunya dikirimin, urusan ongkir nanti aja. Dari ciri itu, kita harus ngakalin buat orang mau mesen. Sebelumnya, kami cuman bisa nerima satu order, tapi sekarang bisa nerima 3 sampai 4 order di waktu yang sama dengan bantuan teknologi. Customer mau dikirim sejauh apapun selama mau bayar ongkir ya bakal dikirim," jelas Intan.

Terlebih kebanyakan customer dengan rentang umur 30 ke atas yang memesan langsung ke Intan ingin hal yang praktis. Oleh karena itu, Intan memanfaatkan ciri tersebut dengan meng-order pesanan pelanggan sendiri. Jadi, customer tidak merasa terbebani dan kewalahan untuk memesan makanan.

Cara lainnya dalam mengembangkan usaha adalah dengan merapihkan sistem kelola yang ada. Melalui wawancara (11/06) bersama Anjani Kusumaningsih, Manajer RM Gudeg Prambanan, mengatakan bahwa sistem kelola RM Gudeg Prambanan telah diubah menjadi sistem kasir yang dahulu memakai cara manual.

Memang saat ini RM Gudeg Prambanan terlihat sudah maju dan sukses. Namun, dibalik itu terdapat kerja keras yang penuh peluh. "Saya berjuang selama 4 tahun, berjuangnya sengsara dulu. Dapet untung nggak, yang penting dapet makan. Orang mau bilang apa terserah. Barulah saat jalan ke 5 tahun, mulai ada hasilnya," ucap Rusminingsih, pemilik sekaligus direktur RM Gudeg Prambanan.

Awal mula berdirinya RM Gudeg Prambanan adalah ketika Rusminingsih terkena PHK. Kala itu ia tidak bisa diam saja di rumah. Alhasil, Rusminingsih mencetuskan untuk berjualan. Usaha pertamanya adalah menjual bubur, tetapi hasil jualan bubur terbilang kurang. Maka, Rusminingsih mengganti produk jualan menjadi sop iga. Namun, sop iga juga minim diminati karena tidak ada pesanan yang datang. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk menjual gudeg dengan pertimbangan bahwa gudeg sudah dikenal luas.

"Awalnya susah, apalagi dulu ada krisis moneter. Disitu banyak orang di keluarin dari perusahaan. Saat itu saya dapat pesangon yang termasuk banyak ketika mau merintis usaha kala itu. Tetapi, usaha makin lama makin susah. Pertama kali tau mulai sukses itu ketika orang pada balik lagi buat beli. Akhirnya, disitu netapin jual gudeg aja," ujar Rusminingsih.

Saat ini, RM Gudeg Prambanan sudah memiliki 15 karyawan yang dahulu hanya mampu mempekerjakan 2 karyawan saja. Bangunan yang berdiri di depan Jl. Raya Pekayon itu pun kini sudah memiliki 4 lantai dengan jam operasional 09.00 WIB - 21.00 WIB. 

"Intinya, agar usaha maju, kita harus prihatin, jangan menghiraukan omongan orang, dan jangan ngikutin gaya hidup," ucap Rusminingsih. (Farha Talida Aprila)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun