Terkadang ada kalanya dalam hidup kita merasa tidak memiliki banyak pilihan, baik itu kesulitan dalam menghadapi berbagai cobaan atau terjebak dalam kebosanan. Namun sesungguhnya, selalu ada kesempatan kedua untuk membuka lembaran baru, memulai dari awal, dan memperbaiki kesalahan.
Layaknya kisah tokoh utama dalam film superhero yang kerap mengalami kekalahan terlebih dulu untuk bisa mendapatkan kemenangan yang hakiki di akhir film, Lionel Messi juga mendapatkan kesempatan keduanya sebagai tokoh utama dalam film superhero tentang petualangannya dalam menaklukkan Piala Dunia bagi publik Argentina.
Tak terasa Piala Dunia akan segera berakhir dengan berlangsungnya partai final yang akan digelar pada Minggu (18/12/22) malam nanti. Di partai final Lionel Messi dkk akan mencoba mengusung misi mencegah laju sang juara bertahan Perancis untuk meraih back to back champions dengan kekuatan sayap-sayap cepatnya, Mbappe di kiri dan Dembele di kanan.
Ini adalah kesempatan kedua Messi setelah sebelumnya ia dan Argentina berhasil melaju ke partai akhir sebelum dikalahkan Jerman yang saat itu juga tampil solid dan ganas pada Piala Dunia 2014 di Brazil. Messi harus menelan pil pahit kala timnya dipaksa pulang dengan kepala tertunduk setelah kebobolan lewat gol tunggal Mario Gotze di babak extra time.
Kali ini Messi dengan skuad yang hampir sepenuhnya berbeda dengan final 2014 lalu mencoba peruntungan di kesempatan keduanya kali ini melawan sang juara bertahan Perancis. Lain halnya dengan Argentina dan Messi, Perancis dengan Mbappe dan mayoritas skuad mudanya bergerak dalam misi memecahkan rekor juara back to back Piala Dunia yang belum pernah dilakukan siapapun di era sepakbola modern ini.
Setelah mematahkan kutukan juara bertahan yaitu lolos dari fase grup, Perancis kian tak terhentikan. Skuad muda yang haus akan kemenangan dan taktik jitu pelatih Didier Deschamp membuat Perancis akhirnya kembali berlaga di partai puncak.
Pertarungan otak tim: Messi vs Griezmann!
Messi kembali menunjukkan kedigdayaannya di Piala Dunia 2022 ini. Meski pada awalnya semua mata tertuju pada seluruh kekuatan skuad Argentina yang diisi pemain berkelas di tiap posisinya, namun lagi-lagi Messi yang menjadi otak dan inti permainan Timnas Argentina. Semua mengira bahwa beban Messi di Piala Dunia ini akan sedikit berkurang dengan hadirnya lini tengah yang solid kala mereka menjuarai Copa Amerika, lini belakang yang kokoh dan lini depan yang diisi nama beken macam Lautaro Martinez dan Julian Alvarez.
Ternyata semua salah menilai, tampaknya nama-nama tersebut masih belum bisa bicara banyak jika tanpa bantuan sang mega bintang Lionel Messi. Jika di Portugal Cristiano sudah mulai bisa dicadangkan di beberapa pertandingan, tidak demikian dengan Leo. Argentina tampak akan kehilangan otak dan dirigen tim kala Leo tak bisa bermain. Di final peran dan daya magis Lionel Messi akan coba diladeni oleh pemain kreatif asal Perancis Antoine Griezmann.
Pada Piala Dunia kali ini Griezmann mendapatkan peran berbeda dengan edisi 2018 lalu. Jika di 2018 lalu ia berperan penting sebagai pencetak gol bersama Mbappe, di edisi kali ini ia bergerak dan berperan penting dalam fase menciptakan peluang bagi skuad Perancis. Meski tidak tampil impresif di klub, Griezmann tetap bisa menunjukkan wajah lain di Piala Dunia kali ini. Ia hampir selalu berperan dalam setiap gol Timnas Perancis.
Memang tak bisa dibandingkan antara Leo dan Grizzi namun setidaknya Griezmann akan mencoba menandingi kreatifitas Lionel Messi di final kali ini.
Misi menghentikan kreatifitas lawan: Enzo vs Tchou
Tak hanya akan ada adu kreatifitas, namun kita akan disuguhkan peran penting dari gelandang jangkar yang coba menghentikan otak permainan lawan. Enzo Fernandes di kubu Argentina menjadi nama yang santer hangat dibicarakan berkat penampilan impresifnya belakangan. Selain berperan dalam memutus serangan lawan Enzo juga punya tendangan jarak jauh yang bisa sesekali mengagetkan.
Tak jauh beda dengan Enzo, Tchouameni di kubu Ayam Jantan akan coba menghentikan peran mega bintang Argentina Lionel Messi. Sempat diremehkan pemain ini mulai unjuk kebolehan. Di Real Madrid mereka percaya bahwa Tchou bisa menjadi pengganti sepadan Casemiro yang pindah ke Manchester United dan Tchou bisa membuktikan itu setidaknya sampai sejauh ini.
Pemain tengah apalagi dengan peran defensive midfilder memang seringkali terpinggirkan dan seolah tak terlihat perannya. Padahal mereka juga punya peran yang sangat penting dalam fase bertahan maupun menyerang sebuah tim di era sepakbola modern ini. Partai final akan selalu menyuguhkan pertandingan yang agak 'membosankan' dalam arti kedua tim pasti bermain hati-hati.
Tak mengapa karena semua pasti ingin menjadi juara, hanya saja kita harus fokus dan jangan sampai ketinggalan momen-momen terbaik di partai final nanti. Jangan berharap lebih dengan mendambakan permainan sepakbola indah di partai final seperti ini. Karena kita akan lebih disuguhkan duel taktik dan permainan disiplin dari keduanya. Mereka yang terbaik, mereka yang menjadi juara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H