Mohon tunggu...
Muhammad FarhanYazid
Muhammad FarhanYazid Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Pengin jadi Jurnalis Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

AADB: Ada Apa Dengan Barcelona?

29 Oktober 2022   05:00 Diperbarui: 29 Oktober 2022   06:33 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pedri dan Lewy tertunduk lesu saat dikalahkan Bayern Kamis (27/10/22) (c) AP Photo

Setelah seminggu disibukkan dengan tugas kuliah akhirnya muncul lagi waktu buat nulis tentang sepakbola. Ada hal yang sangat dan paling menarik dalam satu minggu terakhir bagi saya yaitu, Ada Apa Dengan Barcelona?

Malam kelabu kembali datang di Stadion Spotify Camp Nou, kandang Barcelona. Untuk yang ke dua kali berturut-turut, Los Blaugrana kembali harus jatuh di lubang yang sama (turun kasta ke UEL).

Barcelona kembali tersungkur kala menjamu tamunya Bayern Munich dalam lanjutan fase grup UEFA Champions League di Stadion Spotify Camp Nou, Kamis (27/10/22) dini hari WIB. Barcelona yang butuh kemenangan kala menghadapi Die Roten justru harus mengakui kekuatan tamunya dan kalah dengan cukup telak 0-3.

Dalam partai yang sangat menentukan kelanjutan langkah Los Blaugrana di UCL ini justru mereka tampil di bawah performa yang biasa mereka tunjukkan di Laliga, yang bahkan mereka belum pernah kebobolan satu kalipun di kandang mereka ini.

Sangat disayangkan memang karna di pertandingan lain sebelum partai besar Barcelona vs Bayern ini, Inter lebih dulu sudah memantapkan langkah mereka melaju ke babak 16 besar UCL musim ini. Kemenangan Inter ini membuat Barcelona seakan sudah tak memiliki harapan apapun kala bertanding melawan sang raksasa Jerman, Bayern Munchen.

Lalu kira-kira apa yang sebenarnya terjadi terhadap El Barca ini, ada apa dengan Barcelona?

Mereka seakan menunjukkan wajah yang berbeda kala bertanding di Laliga dan di UCL, jika di Laliga mereka hanya kalah sekali melawan Real Madrid dan belum pernah kebobolan di kandang, justru di ajang Eropa mereka tak bisa berbicara banyak. Barcelona di Laliga sudah mengalami sedikit perubahan dan kemajuan sedari mereka mengalahkan rival mereka Real Madrid dengan skor telak 4-0 dan sejak saat itu Blaugrana mengalami kemajuan dan menampakkan secercah harapan bagi pendukungnya.

Sampai di bursa transfer musim panas lalu, mereka banyak menghabiskan uang setelah sebelumnya memantapkan legenda mereka, Xavi Hernandez untuk menjadi juru taktik tim kebanggaan warga Katalunya ini. Meski kesulitan ekonomi menghinggapi kubu Katalan ini mereka tetap bisa survive setelah presiden baru terpilih mereka, Joan Laporta mengambil kebijakan untuk mengaktifkan tuas ekonomi demi kebaikan tim ini.

Banyak pemain bintang dengan nama besar dan menjadi komoditi panas di bursa transfer liga Eropa berhasil mereka datangkan. Nama-nama beken macam Lewandowski, Raphinha, Kounde, Cristensen, Marcos Alonso , Bellerin dan Kessie berhasil didatangkan demi menambah kuat tim yang akan dibangun Coach Xavi ini. Dan di pramusim mereka tampil solid dan tampak menjadi salah satu jagoan untuk bicara banyak di Liga Champions. 

Xavi yang paling bertanggung jawab

Musim berjalan, beberapa pemain utama harus menepi karna cidera yang paling utama adalah Ronald Araujo. Bek asal Uruguay ini menjadi kepingan paling penting terutama dikala Barca bertemu klub besar dan punya winger kuat. Dia menjadi jawaban untuk lini bertahan Barcelona yang kian rapuh karena termakan usia musim lalu. Pique, Jordi Alba sudah diparkir Xavi demi memberi menit bermain untuk para pemain muda.

Namun yang paling mencolok adalah pemilihan pemain tengah. Xavi disinyalir menganak-emaskan pemain Spanyol dan produk La Masia.

Jika di belakang Jordi Alba dan Pique sudah diparkir, tidak dengan Buesquest. Walau belakangan menunjukkan performa yang kurang baik Busquest tetap menjadi pilihan utama Xavi bersama dua pemain muda yang mendapatkan trophy Golden Boy Pedri dan Gavi. Ketiganya seakan tak tersentuh meskipun di bench masih ada nama beken macam Kessie dan Frenkie de Jong.

Nama pertama bahkan belum pernah menjadi starter di kompetisi resmi musim ini, sedangkan de Jong beberapa kali sampai harus mengisi posisi bek demi tidak mengganggu Trio Spanyol Busquest, Pedri, dan Gavi. Lain halnya di lini depan, Xavi beberapa kali salah memilih dan meletakkan pemain. Dembele yang lebih aktif di kanan lebih sering ditaruh di kiri meski Dembele memang memiliki dua kaki yang sama kuat. Raphinha yangtak perform sampai saat ini terus diberi kepercayaan meski Ansu Fati, Ferran Torres sampai Memphis Depay masih ada di bench.

Dari semua hal yang saya jabarkan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa Xavi adalah yang paling bertanggung jawab atas kegagalan Barcelona menuju babak 16 besar UCL yang disinyalir juga menjadi sebuah kegagalan baginya dan juga menjadi sebuah sinyal bahaya untuknya.

Namun musim masih sangat panjang, masih banyak gelar yang bisa diperebutkan. Laliga, Copa del Rey, Europa League, dan Super Spanyol bisa menjadi ajang pembuktian Xavi bahwa ia adalah sosok yang tepat untuk membawa Barcelona ke era perubahan ke arah yang lebih baik lagi. Lantas apakah ini menjadi tanggung jawab Xavi seorang? sepertinya tidak. Lalu Apa yang sebenarnya terjadi terhadap Blaugrana? 2 musim berturut-turut mereka turun kasta ke Liga malam Jum'at. Sekali lagi, Ada Apa Dengan Barcelona?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun