Blackout membawa pertanyaan penting, tentang "Bagaimana jadinya jika dunia maya, atau dunia teknologi suatu saat hancur? Akankah kehidupan kita ikut hancur? Akankah pertemanan kita akan usai?"
Bercerita tentang seorang laki-laki yang menggunakan VR untuk berinteraksi sosial dengan orang-lain di dunia Virtual Reality. Kita dapat bertemu dengan orang-lain tanpa perlu tahu wajah aslinya seperti apa, karena kita menggunakan Avatar yang berbeda-beda.Â
Ia yang tengah menghabiskan waktu bersama Lily, wanita yang ia suka, mendadak dikagetkan dengan kehancuran dunia Virtual Reality-nya, yang digambarkan berupa 'error'. Ia panik, takut kehilangan Lily. Ketakutannya nyata, ia kembali ke dunia aslinya.
Ternyata wifi dan listriknya sedang padam. Ketika ia keluar, ia dikejar oleh 'kabel-kabel' yang sejatinya mempertegas bahwa seringkali teknologi berusaha untuk mengekang dan menutup diri kita dari dunia luar. Laki-laki yang lari tadi juga seakan-akan menunjukkan bahwa perlu usaha untuk bisa lepas dari kekangan teknologi.
Ketika di luar, ia melihat langit, dan baru sadar bahwa selama ini ternyata dunia yang ia tinggali begitu indah. Bintang-bintang, langit yang teduh. Di tengah orang-orang yang ribut dan kesal karena matinya listrik dan wifi, ia dan seorang wanita berbincang singkat, dan laki-laki tersebut sadar bahwa dunia luar tak semenyeramkan yang ia kira.
Film ini ditutup dengan kalimat "Maybe you should go out more" yang diungkapkan oleh wanita yang ternyata merupakan Lily, orang yang ia sukai di dunia virtual reality.
Simple tapi mengena di hati, itulah gambaran keseluruhan film ini.
Film ini berhasil menyindir kita yang merasa bahwa dunia dalam teknologi lebih menarik dibanding dunia nyata itu sendiri. Ketakutan-ketakutan yang ada sejatinya muncul karena kita yang selama ini mengurung diri.Â
Padahal, di dunia nyata, sesederhana melihat langit di malam hari juga dapat menenangkan hati, yang menunjukkan bahwa hidup di dunia ini indah, akan tetapi kita saja yang tidak mau untuk melihatnya.
Blackout adalah sebuah pertanda kemajuan bagi industri animasi Indonesia dan dapat dibilang tidak kalah dengan animasi Jepang dalam segi visual dan cerita yang mendalam.Â