Mohon tunggu...
Farhan Saputra
Farhan Saputra Mohon Tunggu... Operator - Mahasiswa

Saya Farhan Saputra Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Maksimalkan Potensi Anda! Kombinasi Sempurna Alat Test Psikologi Test IST dan 16 PF

29 Juni 2024   18:25 Diperbarui: 29 Juni 2024   18:35 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendahuluan

Pada hakikatnya setiap individu pasti memiliki potensi dalam diri, potensi yang dimiliki oleh setiap individu tentulah berbeda-beda. Semua potensi itu tidak akan muncul begitu saja tanpa mereka kenali dan kembangkan. Hanya saja individu di usia remaja sering kali mengalami kesulitan untuk mengenali potensi yang dimiliki. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar, dikarenakan pada masa remaja individu masih mencari jati diri, senang mencoba-coba segala hal yang baru, mudah terbawa arus lingkungan orang-orang disekitar sehingga kebingungan untuk menentukan arah dan tujuan. Ada beberapa jenis tes psikologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi seseorang. Tes-tes ini dapat dikategorikan ke dalam beberapa tipe utama, yaitu tes kecerdasan, tes bakat, tes prestasi, tes kreativitas, tes kepribadian, inventori ketertarikan, prosedur sikap, dan tes neuropsikologis.

Jenis Alat Test yang digunakan

Test IST

Salah satu metode pengukuran kecerdasan yang dikembangkan berdasarkan teori inteligensi Thurstone tentang PMA adalah alat ukur Intelligence Structure Test (IST). Pada tahun 1953, IST diciptakan oleh Rudolf Amthauer dan diterbitkan oleh Hogrefe Verlag Gttingen. Pada tahun 1970, Amthauer merevisi alat ukur ini dan menamainya IST-70. Alat ini dirancang untuk kelompok usia 12 hingga 60 tahun. IST mengukur tingkat kecerdasan umum individu, memetakan struktur kecerdasan, dan menentukan tingkat kecerdasan individu berdasarkan standar kelompok. (Tarigan & Fadillah, 2021)

Intelligenz Struktur Test (IST) terdiri dari 9 subtes, yaitu Satzergnzung (SE) yang melibatkan melengkapi kalimat, Wortauswahl (WA) yang melibatkan melengkapi kata, Analogien (AN) yang melibatkan persamaan kata, Gemeinsamkeiten (GE) yang mengidentifikasi sifat yang dimiliki bersama, Rechenaufgaben (RA) yang mengukur kemampuan berhitung, Zahlenreihen (SR) yang melibatkan deret angka, Figurenauswahl (FA) yang mengharuskan memilih bentuk, Wrfelaufgaben (WU) yang berfokus pada latihan balok, dan Merkaufgaben (ME) yang terdiri dari latihan simbol. Penyajian tes IST memerlukan waktu sekitar 90 menit dan dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. (Kumolohadi & Suseno, 2012)

Test 16 PF

Tes 16 Personality Factors (16 PF) adalah salah satu jenis tes kepribadian, merupakan adaptasi dari Sixteen Personality Factors Questionnaire yang diciptakan oleh Raymond Bernard Cattell. Tes ini diterbitkan oleh Institute for Personality and Ability Testing (IPAT) pada tahun 1972. Meskipun 16 PF hanya mengukur kepribadian normal (bukan psikopatologi), tes ini sering digunakan dalam bidang bimbingan dan konseling serta psikologi klinis, karena mampu memberikan gambaran yang mendalam tentang kepribadian seseorang, termasuk kelebihan dan kekurangannya. (Nisaa et al., 2022)

Test 16 PF atas 16 faktor kepribadian diantaranya :

  • Warmth (A): Keterbukaan terhadap orang lain.
  • Reasoning (B): Kemampuan berpikir abstrak dan logis.
  • Emotional Stability (C): Ketahanan emosi dan ketenangan.
  • Dominance (E): Kemandirian dan kepercayaan diri.
  • Liveliness (F): Semangat dan energi.
  • Rule-Consciousness (G): Ketaatan pada aturan dan tanggung jawab.
  • Social Boldness (H): Keberanian sosial dan kepercayaan diri dalam interaksi sosial.
  • Sensitivity (I): Kelembutan dan perhatian terhadap perasaan orang lain.
  • Vigilance (L): Kecurigaan dan kewaspadaan.
  • Abstractedness (M): Kecenderungan berpikir abstrak dan imajinatif.
  • Privateness (N): Ketertutupan dan kerahasiaan.
  • Apprehension (O): Kecemasan dan ketidakpastian diri.
  • Openness to Change (Q1): Keterbukaan terhadap pengalaman baru.
  • Self-Reliance (Q2): Kemandirian dan preferensi untuk bekerja sendiri.
  • Perfectionism (Q3): Keteraturan dan ketelitian.
  • Tension (Q4): Ketegangan dan dorongan untuk bertindak cepat.

 

Hasil Pemeriksaan

Pada saat Test IST dan Test 16 PF dilakukan oleh seorang individu yang berinisial P dengan umur 23 Tahun klien menggunakan pakaian rapih dan formal dengan kemeja warna putih dan celana bahan hitam serta menggunakan flatshoes. Ketika sebelum memulai test, klien seringkali bertanya mengenai test tersebut dikarenakan ia baru pertama kali mengikuti test tersebut. Dan ketika test sudah dimulai klien dapat mengerjakan soal-soal tersebut dengan teliti.

Pada test IST, klien P mendapatkan Total Raw Score 97, Standar Score = 101, dengan nilai IQ 102. Dengan keterangan hasil pada table 1 dibawah ini.

Keterangan IQ

> 170

Jenius

140 - 169

Sangat Tinggi

120 - 139

Tinggi

110 - 119

Rata - Rata Atas

90 - 109

Rata - Rata

80 - 89

Rata - Rata Bawah

70 - 79

Rendah

60 69

Sangat Rendah

 

Pada Laporan hasil tes 16 PF terdapat sebaran yang merata pada setiap faktor yang di tes dengan hasil bobot yang cenderung rata-rata. Pada hasil Five Factor Model nya yang masih dalam termasuk tes 16 PF ada sebaran hasil yang bervariasi beberapa terlihat tinggi dan tidak ada yang berada dibawah rata-rata.

Maka hasil keseluruhan hasil uji ini mendapatkan interpretasi bahwa klien P memiliki catatan berorientasi pada kelompok, menikmati kontak sosial, dan bekerja dalam tim, tetapi kurang efektif dalam situasi yang membutuhkan kemandirian. Mereka hangat, peduli, lembut, sopan, dan sering mencari hubungan erat dengan orang lain, sehingga dipandang simpatik. Subjek memiliki kemampuan verbal dan numerik yang baik serta potensi intelektual tinggi, meski perlu penilaian kognitif lebih lanjut. Mereka terbuka, kompetitif, vokal dalam menyampaikan pendapat, dapat mengendalikan situasi sosial, namun terkadang terlihat arogan. Subjek periang, antusias, dan energik dalam situasi sosial, meski cenderung impulsif dan kurang dapat diandalkan dalam pekerjaan berkualitas. Mereka curiga dan kurang mempercayai orang lain, sangat perhatian terhadap motivasi orang lain, dan sulit tenang dengan kecemasannya. Subjek imajinatif, berorientasi pada ide, sering menghasilkan gagasan kreatif, namun tertutup, berhati-hati, menjaga privasi, dan enggan membuka diri, serta cenderung menjaga jarak dalam hubungan.

DAFTAR PUSTAKA

Kumolohadi, R., & Suseno, M. N. (2012). Intelligenz Struktur Test dan Standard Progressive Matrices: (Dari Konsep Intelegensi Yang Berbeda Menghasilkan Tingkat Intelegensi Yang Sama). 1(2), 79--85.

Nisaa, R. D., Yaniasti, N. L., Setiawan, G. D., Puger, I. G. N., Dewi, K. Y. F., Mudarya, I. N., Tjahyanti, L. P. A., Siswanti, D., Ursula, P. A., Pradnyani, A. A. I. A., & Indriaswuri, R. (2022). Mengenali Potensi Diri Untuk Menjadi Remaja Produktif di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Inana Karya, 03(April), 1--10.

Tarigan, M., & Fadillah. (2021). Properti Psikometri Struktur Inteligensi IST Subtes Verbal (Satzergaenzung, Wortauswahl, dan Analogien). 5(1), 63--72.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun