Setelah mendapatkan ilmu tersebut, tim JumputanKita mulai mengedukasi membuat produk sapu tangan jumputan kepada orang sekitar, contohnya teman sekelas. Mereka mengajarkan cara pengikatan, pewarnaan, hingga pengeringan. Tak lupa dengan penjelasan mengenai kain jumputan seperti motifnya.
Beberapa peserta JumputanKita Road to School mengakui mereka mengetahui banyak hal baru dari event ini. Dari yang sebelumnya belum pernah mendengar kata Jumputan, sekarang menjadi kenal dengan keunikan khas Sumatera Selatan ini. Berikut testimoni/respon dari peserta proyek sosial.
“Coach-nya bagus banget, diajarin cara menjumput dengan sabar, dan juga memberitahu asal dan perbedaan jumputan Palembang dari yang lain,” ucap Abyaz salah satu peserta proyek sosial.
“Seru banget. Mudah dimengerti. Coach-nya ramah bintang 5!” Respon Vanny peserta proyek sosial.
“Coach-nya ngejelasinnya sangat bagus dari cara penyampaiannya jelas. Bintang 5!” Jelas Nasya memberikan tanggapan terkait kegiatan proyek sosial.
“Asik banget! Tadi kita belajar ngejumput ternyata enggak sulit kalau emang mau belajar dan diajarin sampai jelas!” Ucap Karen memberikan testimoni.
Tim JumputanKita juga melakukan event bertajuk “Jumputan Road to School” dengan mengunjungi beberapa sekolah, yaitu SMA Ignatius Palembang dengan total 84 peserta dan SMA Negeri 01 Palembang dengan total 150 peserta. Event ini bertujuan memperkenalkan jumputan dan melakukan pembuatan kain jumputan bersama. Pada event tersebut, terdapat 3 aktivitas utama yaitu talkshow, fashion show, dan workshop.
JumputanKita telah bekerjasama dengan dinas pemprov, OSIS dan Griya Kain Tuan Kentang dalam melaksanakan event tersebut. Mereka mengundang Pak Sopian dari Griya Kain sebagai narasumber talkshow untuk sarana memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta mengenai jumputan. Selanjutnya, pakaian jumputan dari Griya Kain diperlihatkan melalui fashion show untuk menunjukkan keunikkan dan keindahan dari pakaian tersebut dengan modelnya dari masing-masing sekolah. Terakhir, workshop merupakan kegiatan edukasi kepada peserta secara praktek dengan membuat produk sapu tangan jumputan bersama.
“After this event I know Jumputan is a traditional cloth and as young generation we should preserve it,” ucap Natasha Suhendra peserta event JumputanKita Road to School.
“After participating, I know that jumputan is a significant part of our culture and we should pass on to the next generation,” jelas Zetya menanggapi kegiatan proyek sosial.