Mohon tunggu...
Farhan Risyad Razaq
Farhan Risyad Razaq Mohon Tunggu... Lainnya - Lulusan dari Universitas Brawijaya, Studi yang ditempuh adalah Ilmu Administrasi Publik.

"if i had remained invisible, the truth would stay hidden" -Lana Wachowski Halo! Saya farhan senang bisa berbagi hal-hal yang bermanfaat, semoga semua tetap waras, trus jaga akal sehat dengan perluas wawasan. Emang lana wachowski bukan hanya seseorang yang menciptakan film yang keren kayak the matrix, tapi juga punya keresahan yang ingin disampaikan. semoga di platfom ini kita semua menikmati keresahan kita masing-masing. selamat beresah ria!

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pesimisme dan Harapan Permasalahan Sampah Plastik

16 November 2022   07:15 Diperbarui: 16 November 2022   11:25 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Lestari. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Plastik di Pasar Baru Bogor

Pada pagi hari, di Pasar Baru Bogor, keramaiannya tampak sama seperti hari lainnya. Kita bisa melihat banyak pedagang menjual berbagai jenis komoditas, ada yang berjualan sayur-mayur, buah-buahan, daging-dagingan, parabotan, hingga masih banyak barang lain yang juga dijual.

Tidak hanya barang dagangannya yang beragam, tempat bejualannya juga demikian, setiap sudut di sisi pasar telah diisi oleh padagang tanpa tersisa. ada yang menggelar lapak di pinggir trotoar jalan, ada yang menggunakan mobil pick up, dan ada yang sewa kios dalam maupun luar gedung pasar baru. Pedagang tidak hanya menggelar lapaknya dan diam, Semuanya saling bersahut-sahutan mengisi keramaian untuk menawarkan barang dagangannya kepada pembeli.

Pembeli juga turut meramaikan suasana di pasar. semuanya beramai-ramai memenuhi dalam gedung hingga keluar ke jalan-jalan, gang-gang,  mencari barang yang ingin dibelinya. Setelah selesai, biasanya, barang yang dibawa pembeli sudah terbungkus kresek dengan berbagai macam warna. Ada yang berwarna merah, hitam, hingga bermotif belang putih-hitam. Kita bisa melihat beragam orang dari ibu-ibu, bapak-bapak, anak muda menenteng kantong kresek yang sudah dipenuhi barang-barang kebutuhannya.

Ada juga pembeli lain sambil tersenyum menenteng kantong kresek yang tampak besar. Karena besar, kantong itu bisa menampung jumlah barang yang banyak dalam sekali tentengan. Disini  terlihat pembeli tidak kerepotan membawa berbagai macam barang yang dibelinya. Semuanya berkat adanya kantong kresek yang disediakan oleh masing-masing pedagang. Jika mau, pembeli juga bisa membeli plastik dan minta barangnya dibawakan oleh tukang kelliling pedagang plastik.

Bukan hanya di Pasar Baru Bogor, kantong kresek atau plastik memang umumnya digunakan sebagai pembungkus barang yang dibeli terutama di pasar tradisional. Karena kantong kresek atau plastik memiliki fungsi yang praktis, mudah dan murah. Pedagang dan pembeli tidak ada yang dirugikan dengan penggunaannya. Bagi pedagang itu memudahkan dirinya agar barang yang dijualnya bisa dibeli dengan jumlah yang banyak. Bagi pembeli dengan adanya kantong kresek, bisa langsung memborong kebutuhannya tanpa kerepotan. Karena itu, kantong kresek atau plastik mempunyai fungsi praktis yang sangat berguna di pasar.

Kemudahan yang diberikan oleh kantong kresek atau plastik dalam membungkus segala jenis barang memiliki efek samping. Salah satunya adalah ketika plastik sudah tidak lagi digunakan dan pada akhirnya hanya menjadi sampah. Berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh GIDKP (Gerakan Diet Kantong Plastik), pasar rakyat merupakan salah satu sumber penghasil sampah plastik terbesar di Indonesia. Sebanyak 416 juta lembar kantong plastik dalam satu tahun dihasilkan oleh pasar rakyat saja atau sekitar 45% dari keseluruhan sumber kantong plastik (selain dari pusat perbelanjaan, toko modern, dan restoran)

Itu semua terjadi karena pemakaian plastik sebagai pembungkus sudah mengikat dan menjadi kebiasaan di pasar tradisional. Seperti kata salah satu pedagang kelontong, "ga mungkin kalo ga make plastik, perasaan ga ada lagi, ya satu-satunya plastik, sudah sehari-hari udah mas". Bagi banyak pedagang, plastik dianggap sudah menjadi satu-satunya pembungkus yang tersedia dipasar dan dapat dibeli dengan mudah. "tinggal beli disana tuh tokonya deket," tambah salah satu pedagang pasar.

Padahal plastik merupakan jenis sampah yang lama terurai ketika sudah menjadi sampah. Sebenarnya sudah banyak kerugian yang ditimbulkan akibat sampah plastik. Situasi demikian tidak bisa didiamkan, sudah banyak orang yang bergerak dari pemerintah maupun dari masyarakat. Lantas, jika kita melihat kembali apa yang terjadi di Pasar Baru Bogor, Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi pemakaian plastik?

Respon Pemerintah Kota Bogor dan Respon Masyarakat

Sepanjang penglihatan mata, Spanduk besar dibentangkan di sisi gedung , sehingga bisa dilihat oleh semua orang di pasar baru. Tulisnya, "yuk bawa selalu kantong guna ulangmu saat berbelanja ke pasar rakyat". Tulisan itu terdapat juga ditangga dalam gedung pasar baru, semuanya bernada sama yaitu himbauan kepada pengunjung pasar untuk membawa kantung belanja dari rumah untuk mengurangi penggunaan plastik.

Spanduk itu tanda pemerintah tengah gencar melakukan sosialisasi tentang pengurangan penggunaan plastik  kepada pengunjung di Pasar Baru Bogor. Bahkan kata beberapa pedagang, Bima Arya, Wali Kota Bogor, beberapa kali terlihat mengunjungi pasar baru untuk melakukan monitoring terhadap himbauan yang telah dibuat. Tidak hanya pemerintah, banyak pihak berkolaborasi untuk melakukan sosialisasi, salah satunya pihak pengelola pasar. Bahkan sampai ada larangan untuk tidak berjualan plastik di dalam gedung pasar baru.

Sosialisasi yang tengah dilakukan tampaknya berhasil. Banyak pedagang teredukasi soal bahaya plastik. "ya tau mas plastik bahaya, soalnya lama terurainya, katanya ribuam tahun," pungkas pedagang sereh di pinggir trotoar. Beberapa pengunjung pasar juga mengetahui tentang pengurangan penggunaan kantong plastik ketika ditanya. Memang sudah menjadi perbincangan yang sering dilakukan sehingga banyak masyarakat dan pedagang  sudah mengetahui bahaya dari penggunaan plastik.

Sayangnya sosialisasi yang dilakukan hanya sekedar dijadikan pengetahuan oleh pedagang atau pembeli di Pasar Baru Bogor. Buktinya plastik terutama kantung plastik tetap beredar banyak di Pasar Baru Bogor. Kesadaran yang dipunya tidak sampai ke level tindakan. Bagi banyak orang, penggunaan plastik adalah satu-satunya cara untuk membungkus segala jenis barang. Di luar dari itu tidak ada solusi lain untuk membungkus barang belanjaan di pasar. "mau make apa mas kalo engga make plastik, yang ada cuman ini," ujar pedagang ayam di mobil pick up 

Pedagang dan masyarakat di pasar baru juga menganggap sebuah kemustahilan kalo plastik ditiadakan atau tidak dipake. Bahkan banyak yang mengkritik balik himabauan yang dilakukan pemerintah, "ya solusi nya apa dulu jangan asal larang-larang aja, kalo ada jalan keluarnya, baru bisa dilarang larang".  Nada-nada pesimisme seringklali dilontarkan oleh pedagang atau pembeli, alasannya selalu sama, kalau tidak ada plastik pedagang bakalan kesusahan. Apalagi kalau barang penggantinya  lebih mahal akan membebani dirinya.

Tetapi diantara penyangkalan, penolakan terdapat optimisme yang di lontarkan oleh salah satu pedagang kelontongan di pasar baru. Katanya, "kan sakarang kalo di supermarket sudah mulai ada aturan tuh, dan masyarakat bisa, saya rasa kalo itu diterapkan masyarakat juga bisa beradaptasi, dan saya pedagang akan mau ga mau ikut beradaptasi".

Tampaknya upaya pengurangan plastik di pasar baru bogor hanya berhasil di tingkat sosialisasi dan edukasi tentang bahaya plastik. Hanya ada sebagaian kecil yang melakukan upaya itu, bahkan bisa dihitung jari. Stigma masih melekat dikalangan pembeli dan penjual kalau tidak ada alternatif selain plastik. Sekan-akan plasti adalah satu-satunya pembungkus yang bisa digunakan.

Lantas apakah cara pandang demikikan benar, adakah cara lain yang bisa dilakukan?

Pasar Bebas Plastik

Pesimisme pedagang dan pembeli di pasar baru sebenarnya dapat berubah ketika sudah melihat banyak percontohan pasar bebas plastik yang menunjukan hasil yang positif. Percontohan pasar itu merupakan bagian dari program pasar bebas plastik yang membawa hasil yang baik juga.

Programnya nya bisa berbagai macam, salah satunya mengadakan pelatihan yang diikuti oleh para pedagang pasar mengenai  bagaimana tata cara bertransaksi bebas plastik dengan konsumen. Karena program itu, terdapat pengurangan penggunaan sampah plastik sebesar 11%-19% di pasar kosambi dan pasar cipait di Bandung.

Kemudian ada juga yang bentuknya dengan membuka kios peminjaman kantung belanja jika ada pembeli yang lupa membawanya dan membagi-bagi kantung belanja ke sejumlah pedagang pasar. GIDKP mengklaim kalau upaya tersebut dapat mengurangi sampah plastik sebesar 30%.

Di semua tempat Strategi nya sama yaitu menyasar para pedagang atau pengelola pasar untuk memberikan edukasi kepada konsumen. Jadi keduanya dijadikan agen perubahan didalam upaya pengurangan sampah plastik. Konsumen ditawrakan langsung kantong belanja yang dapat bekrlai-kali dipakai.

Keberhasilan program tersebut bisa mematahkan pesimisme yang mengatakan bahwa tidak akan bisa terjadi  perubahan prilaku di pasar tradisional. Dan juga bisa mnejadi pukulan bagi para stakeholder di pasar baru bogor kalau tidak cukup hanya sekedar sosialisasi atau pemasangan spanduk dan pamflet.

Perlu upaya yang konkret dan kolaboratif dan tentunya melibatkan langsung para pedaganag sebagai ujung tombak sampah plastk. Baiknya dengan adaya contoh yang berhasil kita melihat ada harapan kalau bisa saja terjadi peruabahan prilaku dipasar tradisional. Kali ini kita harus percaya dengan pedagang klontong diatas, kalau mau gamaua semuanaya harus ikut beraqdaptasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun