Faktor Utama yang mungkin Anda belum tahu mengapaIndonesia belum maju, ini lah penyebab utamanya.
Kandungan sumber daya alam yang melimpah, hasil bumi yang kaya, penduduk usia produktif yang banyak, serta memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, mengapa Indonesia belum maju ? dan masih tertinggal dengan dengan negara lain baik dari segi Ekonomi, Industri, Sosial dan pendidikan ?Â
Apakah Ini karena pemerintah yang kurang cerdik mengatasi masalah dalam negeri atau karena maraknya korupsi dalam pembangunan. Itu semua bukanlah penyebab utama, tapi inilah 7 penyebab utamanya :
1. Faktor Geografis Negara kita.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan 17.000 pulau lebih yang dipisahkan oleh lautan. Hal ini membuat penyampaian logistik dan distribusi barang dari satu daerah  ke daerah lainnya agak terhambat.Â
Sehingga proses pembangunan di berbagai pulau di Indonesia relatif lambat dan berdampak pada ekonomi daerah. Â Oleh karena itu pemerintah tengah gencar mempersiapkan proyek tol laut dengan membangun pelabuhan di berbagai daerah supaya proses distribusi dapat berjalan dengan lancar, sehingga dapat mendongkrak ekonomi daerah.Â
Baca juga : Awal Kemajuan Indonesia
2. Sektor pendidikan yang kurang baik
Dunia pendidikan di negeri ini sangat tertinggal dengan negara lain. Menurut Indeks Literasi Internasional Indonesia menduduki posisi ke 60 dari 61 negara di dunia dalam bidang penguasaan ilmu pengetahuan dan minat membaca. Hal ini menjadi PR yang serius bagi pemerintah untuk lebih meningkatkan taraf pendidikan di negeri ini, supaya indonesia bisa memiliki SDM yang unggul yang bisa mengksplor kekayaan SDA di negerinya sendiri tanpa campur tangan pihak asing.
3. Indonesia negara bekas jajahan
Seperti yang kita tahu, kebanyakan negara miskin dan berkembang di dunia merupakan negara bekas jajahan. Sama seperti Indonesia, akibat pernah dijajah membuat banyaknya masyarakat miskin dan kurangnya pendidikan di masyarakat pada waktu itu, sehingga membuat Indonesia membutuhkan waktu yang lama untuk memperbaiki keadaan ekonomi pasca kemerdekaan.Â
Baca juga : Pengambilan Sikap Mahasiswa sebagai Warga Negara untuk Kemajuan Indonesia
Hingga kini jumlah masyarakat miskin di Indonesia terus berkurang, pada September 2019 ada  24,79 juta jiwa masyarakat miskin di Indonesia, artinya telah terjadi penurunan 0,44% dibandingkan dengan September 2018 yang berjumlah 25,67 juta jiwa.
4. Â Sektor Ekonomi masih bergantung pada sektor Primer.Â
Sektor Primer adalah kegiatan Ekonomi yang mengandalkan pertanian dan perkebunan sebagai sumber mata pencaharian. Di negara-negara berkembang termasuk Indonesia sektor primer merupakan kegiatan ekonomi yang dominan.Â
Hal ini berbeda dengan negara maju seperti Singapura, Amerika Serikat, Jerman dan bahkan Malaysia, mereka lebih mengutamakan sektor Sekunder (jasa seperti perbankan, Industri ) dan sektor Tersier (Teknologi Komunikasi, perakitan komputer, perangkat lunak dan internet) sehingga mereka jauh lebih maju dibandingkan dengan Indonesia.Â
Salah satu penyebab Indonesia masih bergantung pada sektor primer adalah karena masih kurangnya SDM yang unggul di negeri ini.
5. Masyarakat masih sering terpecah belah
Masyarakat Indonesia berasal dari beraneka ragam etnis dan suku bangsa. Namun pada kenyataannya masyarakat kita masih sering rasis dan intorelan terhadap masyarakat lain yang berbeda baik agama ataupun suku bangsa, terutama kepada kaum minoritas.Â
Baca juga : Buang Hoaks, Capai Kemajuan Indonesia
Hal ini berdampak pada konflik sosial dan perpecahan politik dan yang lebih parah lagi dapat berakhir ke gerakan separatisme seperti di Papua dan Aceh. Seperti kata pepatah, Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh. Oleh karena itu penerapan Bhinneka Tunggal Ika sangat penting di Indonesia.Â
6. Indonesia baru 74 Tahun Merdeka
Sedangkan negeri kita yang besar ini dengan penduduk yang terbanyak ke 4 di dunia baru 74 tahun merdeka. Oleh karena itu pembangunan demi pembangunan harus terus di laksanakan, bukan hanya infrastukturnya saja yang perlu di bangun tapi juga Sumber Daya Manusianya juga harus dibangun lebih unggul lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H