Farhan Maulana Dumarafi, Armindo Patrian Saragih, Rudi Hartono
farhanrafi231@gmail.com armindosaragih@gmail.com rudihartonop97@gmail.com
Mahasiswa Mata Kuliah Perekonomian Indonesia, Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Semarang
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pertumbuhan Perekonomian pada Bulan Ramadhan di Indonesia
Pertumbuhan perkeonomian yang terjadi di negera Indonesia dimana penduduknya mayoritas memeluk agama islam sebagai muslim, dengan jumalh mencapai 240,62 juta jiwa pada tahun 2023 dengan presentasi mencapai 86,7% sebagai muslim. Harusnya pada saat memasuki bulan ramadhan terjadi penurunan dari kebutuhan konsumsi karena masyarakat lebih terfokus kepada menjaga hawa nafsu terhadap rasa lapar serta haus dan beribadah, akan tetapi malah mengalami penigkaan dalam perekonomian khususnya kebutuhan akan konsumsi. Selain itu, terdapat faktor yang tidak kalah penting mempengaruhi peningkatan perekonomian khususnya ekonomi mikro ialah jam buka ataupun jam kerja, pada bulan ramadhan jam buka dimulai pada sore hari dan pagi hari mendektai waktu sahur menyesuaikan dengan kebiasaan masyarakat mencari takjil atau makanan untuk berbuka dan produk yang diperjual belikan juga disesuaikan dengan kondisi yang dicari oleh masyarakat saat mendekati berbuka puasa dan mendekati sahur seperti makanan manis, minuman manis, snack dan lain sebagainya.
Pada bulan ramadhan pertumbuhan perekonomian di Indonesia mengalami sebuah peningkatan khususnya dalam bahan pangan, konsumsi dan minuman. Pola naiknya perekonomian saat bulan ramadhan tentunya ialah sebagai pola musiman dengan masyarakat melakukan aktivitas belanja setahun sekali sebagai efek dari animo datangnya bulan ramadhan. Pola pertumbuhan terhadap makanan dan minuman mengalami kenaikan dibulan ramadhan pada tahun 2016 dengan presentase hingga 30% apabila dibandingkan terhadap bulan lainya. Pada tahun 2017 penjualan terhadap produk minuman dan makann mengalami peningkatan dengan presentase mencapai 20% dan selanjutnya terjadi peningkatan kembali pada tahun 2018 dengan total peningkatan terhadap penjualan mencapai presentase 30%. Kemudian, dengan adanya peningkatan terhadap kebutuhan rumah tangga maupun konsumsi membuat biaya hidup justru menigkat dengan diikuti harga kebutuhan pokok seperti sembako juga ikut mengalami kenaikan harga sehingga membuat kebutuhan akan konsumsi ataupun
bahan pangan dan produk pakaian meningkat sangat pesat.
Kemudian pada tahun 2022 atau 1443 Hijriah mengalami peningkatan dalam perekonomian sebesar 25% sampai dengan 30% dapat dibandingkan dengan hari diluar bulan ramadhan (Ikbal, 2022). Pada jangka waktu bulanan april sampai dengan mei tahun 2022 menglami pertumbuhan mencapai 13,6% pada bulan april dan pada bulan mei menjadi 12,1%. Peningkatan yang terjadi bisanya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti halnya keadaan masyarakat dalam menjalankan puasa dengan kondisi kelaparan membuat konsumsi yang berlebih dan konsumsi makanan yang mengalami peningkatan mendekat lebaran. Pada triwulan II tahun 2023, digunakan dalam pertumbuhan yang memliki kontribusi sebangnyak 53,31% dan konsumsi rumah tangga juga meningkat menjadi 5,23%. Perekonomian Indonesia pada selang waktu ramadhan dan lebaran dengan ertumbuhan sebanyak 5,17% yang lebih tingi dibandingkan pada trwulan 1 hanya mencapai 5,03%. Kemudian, pertumbuhan pda perekonomian pada bulan ramadhan dan lebaran pada jangka waktu bulan maret hingnga mencapai april, setelah pertumbuhan pda bulan maret yang mencapai 6,2% dan pda bulan april telah mencapai pertumbuhan sebesar 5,5%. Dalam jangka waktu bulan ramadhan tahun 2023 yang lama masyarakat kebutuhan uang giral dan kartal yang emncapai nominal sebesar 4.561,3 triliun pada bulan maret dan apda bulan april menjadi 4.673,3 triliun. Selanjutnya pada periode bulan ramadhan yang dimulai pada 12 maret tahun 2024 pertumbuhan perekonomian mencapai 5% pada triwulan I dan II tahun 2023. Bulan ramadhan memiliki dampak yang snagat positif terhdap pertumbuhan perekonomian di indonesia dengan industri FMGC mengalami peningkatan mencapai 30% dengan faktor pendorong keperluan masyarakat dalam zakat fitrah sehingga pencatatan terkait pengeluaran dari masyarakat untuk zakat fitrah bisa mencapai Rp 2.000.000 dari sebatas kegiatan mal saja.
Dampak Positif Bulan Ramadhan pada Perekonomian Indonesia
Perekonomian Indonesia selama bulan ramadhan memiliki kecenderungan mengalami peningkatan baik itu dari sektor konsumsi makanan, pakaian dan bahan pangan untuk keperluan rumah tangga. Dampak positif yang dapat diperoleh pada bulan ramadhan dalam peningkatan perekonomian di negara Indonesia ialah dengan membawa dampak positif kepada para usaha mikro ataupun kepada UMKM yang dikarenakan pada bulan ramadhan mengalami peningkatan kebutuhan dari masyarakat pada bulan ramadhan sepertihalnya makanan, pakaian, minuman, kebutuhan rumah tangga dan sembako. Tingkat permintaan yang terjadi pada masa bulan ramadhan mengalami peningkatan khususnya pada kebutuhan rumah tangga, kebutuhan untuk menyambut hari raya idul fitri juga tidak kalah penting dengan kebutuhan makanan, pakaian dan lain sebagainya. Peningkatan yang terjadi pada masyarakat muslim Indonesia terjadi karena kecenderungan kebutuhan yang berlebihan dan pemborosan. Akan tetapi, dapat membawa pengaruh opositif pada pedagang dengan momen bulan ramadhan meningkatkan penjualan yang membuat pertumbuhan perekonomian juga meningkat.
Kemudian, pada bulan ramadhan terjadi peningkatan penjualan dan konsumsi, peningkatan tersebut terjadi secara signifikan khususnya dalam pembelian makanan dan minuman untuk waktu berbuka puasa dan waktu sahur. Hal tersebut dapat memberikan dorongan pda penjualan di sektor ritel terutama pada ritel, pasar tradisional, pusat perbelanjaan, UMKM dan penjual kaki lima yang berjualan takjilnuntuk berbuka puasa. Terjadi peningkatan pada aktivitas pada sosial, agama dan pariwisata, dimana pda bulan ramadhan menjadi momentum dalam wisatawan baik dari luar maupun dalam negeri berwisata kesuatu tempat yang memiliki kegiatan keagamaan atau festival yang hanya dilakukan di bulan ramadhan speerti halnya festival dugderan, marhaban ya ramdhan, pasar malam dan sebagainya. Kemudian dengan adanya kegiatan sosial dan keagamaan yang terjadi pada bulan ramadhan sepertihalnya sedekah, zakat fitrah, bakti sosial kepanti atau lainya, kegiatan berbagi sahur dan takjil gratis dan sebagainya dapat memberikan dorongan dalam perputaran perekonomian pada sektor yang memiliki keterkaitanya dengan kegiatan tersebut seperti halnya penjual sembako, UMKM, penjual di pasar dan sebagainya. Stabilitas harga dan inflasi, pada bulan ramadhan terjadi peningkatan perekonomian baik konsumsi yang membuat pemerintah membuat kebijakan untuk menjaga kestablan harga dan inflasi yang bertujuan dalam memastikan dengan ketersediaan dan aksesibilitasan pada bahan pangan pokok ataupun utama dan barang kebutuhan ataupun makanan bagi masyarakat. Dan terjadi peningkatan kegiatan bisnis, terjaid suatu sektor pada bisnis seerti pada industri makanan, minuman, restoran, pakaian dan hotel mengalami peningkatan selama bulan ramadhan sehingga dapat menciptakan terhadap peluang dalam berbisnis dan dapat meningkatkan pendapatam bagi pelaku usaha diberbagai sektor baik kecil maupun besar. Dampak positif pada perekonomian Indonesia akan selalu bervariasi dari tahun sebelumnya ketahun berikutnya bergnatung pada faktor kebijakan pemerintah, kondisi perekonomian global dan tingkat partisipasi atau antusias dari masyarakat pda kegiatan bulan ramadhan.