Mohon tunggu...
Farhan Mustafid
Farhan Mustafid Mohon Tunggu... Penulis - penulis

"Ke-Aku-an" Ini perkara baju, tapi ketelanjangan "diri" yang begitu Sunyi dalam riuh-riuh realitas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Romantisme Bung Karno dan Bung Hatta Kendati Terpisahkan oleh Politik tapi Tetap Bersahabat

13 Juli 2023   19:02 Diperbarui: 13 Juli 2023   22:06 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekalipun sudah tidak lagi sebagai wakil presiden, tapi perhatian Bung Hatta terhadap nusa dan bangsa tetap besar. Ketika pecah pemberontakan PRRI ia berupaya sekuat tenaga mengusahakan perdamaian antara pusat dan daerah. Indonesia, katanya, tidak boleh pecah, malah harus memperkuat persatuan.

"Empat kali saya berupaya menghalang-halangi (pemberontakan PRRI-pen.), tapi tidak berhasil. Saya tegaskan bahwa tindakan itu akan mencapai sebaliknya dari yang dimaksud, akan menghancurkan apa yang telah dibangun dengan usaha sendiri serta menjadikan Sumatera Barat sebagai padang dilajang gajah, dan last but not least memperkuat semangat diktatur di kalangan pemerintahan." (Solichin Salam: Sukarno -- Hatta).

Menurut sumber YouTube @r66newlitics  "Bahas Konspirasi Soekarno-Hatta & G30S-PKI bareng Fery Irwandi"

Fery Irwandi mengatakan bahwa "Ada di satu buku diceritakan bahwa Pak Harto itu bisa bicara dengan rakyat kecil. Tapi susah untuk  bicara dengan para Intelektual, Borjuis dsb. 

Bung Hatta  dia bukan orang yang bisa down to earth untuk bicara dengan petani, pedagang, tapi dia  sangat bisa  bicara dengan para Intelektual. Dan Bung Karno gabungan ke duannya. 

Nah masalahnya adalah waktu itu Bung Hatta di serang oleh para peserta sidang BPUPKI  karena Bung Hatta tidak suka dengan jargon NKRI harga mati. Karena konsepsi persatuan dari  Bung Hatta itu bukanlah mencampur adukan  yang berbeda justru menghargai perbedaan. 

Kita akan bersatu. Jadi jangan menyatukan sesuatu yang bukan kita, jadi bung Hatta   Berbeda dengan mayoritas anggota BPUPKI yang menginginkan Indonesia merdeka meliputi seluruh negeri Hindia Belanda, Malaya, Borneo Utara, Timor, Portugis dan Papua. Hatta adalah kekecualian.  

Menurutnya Indonesia cukup meliputi negeri Hindia Belanda saja adapun Papua yang disebut-sebut kaya dan punya ikatan sejarah dengan Nusantara tidaklah masuk dalam keluarga besar Republik Indonesia.


Cuman yang hebat dari Bung Karno itu adalah walaupun mereka berpisah tahun 1956 satu saja komentar negatif tentang sahabatnya Bung Hatta. Dia akan sangat marah, Aidit yang sedekat itu dengan Bung Karno  sekalinya bicara jelek sedikit tentang bung Hatta langsung dimarahi didepan orang-orang, karena kamu tidak tahu apa yang sudah bung hatta lakukan.

Begitu juga bung Hatta ke bung karno mau bagaimana pun bung Karno tahun 60 yang kalau kata Soe Hok Gie di catatan harian Demonstran :  "Bung Karno itu sudah mulai seperti raja-raja Jawa, tapi Bung Hatta sekalipun tidak pernah mengkritik secara terbuka"

Ketika di tanya Bung Hatta mengenai Bung Karno seperti itu.. Bung Hatta menjawab "baik buruknya beliau tetap presidenku"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun