Medan, 7 Juli 2024
Penggunaan air bersih adalah salah satu target dari tujuan goal SDGs 6 yaitu menjamin ketersediaan serta pengelolan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua. Dibawah  target Sustainable Development  Goals(SDGs)  yakni  sebesar  100%.  Air  untuk Keperluan Higiene  Sanitasi adalah  air  dengan  kualitas  tertentu yang  digunakan  untuk  keperluan  sehari-hari  yang  kualitasnya berbeda  dengan  kualitas  air  minum.  Masyarakat desa Sayum Sabah sebagian besar menggunakan sumber air yang berasal dari mata air, air sungai, dan air PDAM. Air PDAM sebagian besar mengambil air dari mata air dan sungai untuk di saring dan disanitasi terlebih dahulu lalu di sebarkan ke masyarakat, namun bagaimana dengan masyarakat yang menkonsumsi dan menggunakan air sungai dan mata air langsung tanpa adanya proses sanitasi air terlebih dahulu? Tentu hal ini dapat mengakibatkan virus dan berbagai penyakit lainnya masuk dan menyerang anggota tubuh manusia dengan mudah. Maka dari itu sebuah sanitasi air sangat penting untuk di lakukan guna mencegah masuknya virus dan penyakit ke masyarakat yang mengkonsumsi air tersebut.
Â
Pentingnya Air Bersih dan Sanitasi Air Bersih
Air bersih adalah salah satu komoditas paling penting untuk kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita membutuhkan air untuk minum, mandi, memasak, mencuci, dll. Karena itu, Air harus bisa dikelola sebagaimana semestinya. Kurangnya akses air bersih sudah menunjukkan indikator adanya potensi ancaman dari kekeringan akibat faktor Pemanasan Global. Selain pentingnya air bersih bagi manusia, Sanitasi yang baik dan layak pun diperlukan. Karena kondisi sanitasi yang butuk dapat berpengaruh terhadap kesehatan seperti ganguan saluran pencernaan dan menyebabkan potensi stunting terhadap anak.
Sanitasi air bersih berperan besar dalam upaya meningkatkan derajat kehidupan dan kesehatan masyarakat, terutama pada masyarakat lapisan bawah. Sanitasi terkait dengan peningkatan kebersihan, higienis, dan pencegahan berjangkitnya penyakit yang berhubungan dengan faktor-faktor lingkungan. Beberapa faktor yang berhubungan dengan santasi tersebut termasuk penanganan air limbah rumah tangga yang berasal dari mandi, cuci, dan limbah tinja dari kakus/water closet (WC) serta ketersediaan sarana sanitasi. Apabila kedua hal tersebut dengan adanya air bersih dan sanitasi air bersih tidak terpenuhi maka akan dapat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup masyarakat ketika bencana kekeringan akibat perubahan iklim tiba.
Dampak Penggunaan Air Tanpa Melakukan Sanitasi Air
Studi-studi yang dilakukan oleh badan internasional seperti UNICEF melaporkan bahwa kualitas air minum  yang rendah dapat menjadi sumber berkembangnya beragam penyakit.Virus yang berkembang dalam air minum yang tidak sehat dilaporkan berkaitan dengan berbagai macam penyakit seperti diare, kolera dan gangguan pencernaan lainnya. Menurut laporan United Nation for Cildren Funds (UNICEF) tahun 2012, secara global, rendahnya kualitas air minum telah menyebabkan peningkatan probabilitas meninggalnya bayi usia di bawah umur 6 tahun hamper 1,3  jiwa per tahun (UNICEF 2012). ). Dari segi kesehatan, buruknya sanitasi telah menyebabkan kematian 31% anak usia di bawah lima tahun akibat diare. Tidak hanya pada bayi, sanitasi buruk juga menyebabkan kematian ibu semakin tinggi (Kementerian Kesehatan, 2011: 3).
Kemudian air bersih dan sanitasi juga berperan dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Perubahan iklim membawa dampak signifikan terhadap ketersediaan air bersih dan sanitasi, seperti kekeringan, banjir, dan intrusi air laut. Dampak ini dapat memperburuk krisis air dan memperparah masalah kesehatan masyarakat. Dengan adanya sanitasi air maka masyarakat dapat lebih aman untuk mengkonsumsi air yang kotor akibat kekeringan dan banjir.
Â