Mohon tunggu...
farhan sinaga
farhan sinaga Mohon Tunggu... Operator - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membantu sesama dalam menuju hidup sehat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah Mendengkur Keras, Terbangun dengan Rasa Lelah: Merupakan Gejala Sleep Apnea?

18 November 2024   14:48 Diperbarui: 18 November 2024   14:50 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Mendengkur Keras, Terbangun dengan Rasa Lelah: Bisa Jadi Itu Sleep Apnea (Henti Napas Tidur)

Apakah Anda atau pasangan Anda sering mendengkur keras saat tidur? Atau, meski tidur cukup lama, Anda merasa terbangun dengan tubuh yang lelah dan tak bugar? Mungkin Anda tidak menyadari bahwa itu bisa jadi tanda adanya sleep apnea atau henti napas tidur---sebuah gangguan tidur yang serius namun sering kali terabaikan.

Sleep apnea bukan hanya sekadar gangguan tidur yang membuat Anda mendengkur. Ini adalah kondisi yang dapat mempengaruhi kualitas tidur Anda secara signifikan, memengaruhi kesehatan jangka panjang, dan berpotensi menimbulkan komplikasi yang serius. Mari kita bahas lebih dalam tentang apa itu sleep apnea, gejalanya, penyebabnya, serta bagaimana cara mengatasi kondisi ini.

Apa Itu Sleep Apnea?

Sleep apnea adalah gangguan tidur yang ditandai dengan penghentian sementara napas selama tidur. "Apnea" berasal dari bahasa Yunani yang berarti "tanpa napas". Pada penderita sleep apnea, saluran napasnya terhalang atau tertutup sebagian atau sepenuhnya, yang mengganggu aliran udara ke paru-paru. Proses ini bisa berlangsung selama beberapa detik hingga menit, dan bisa terjadi ratusan kali sepanjang malam.

Tingkat keparahan sleep apnea bisa bervariasi, tetapi jika dibiarkan tanpa pengobatan, kondisi ini dapat memengaruhi kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan.

Ada tiga jenis utama sleep apnea:

  1. Obstructive Sleep Apnea (OSA) -- Jenis sleep apnea yang paling umum, terjadi ketika otot-otot tenggorokan Anda relaksasi terlalu banyak saat tidur, menyempitkan saluran napas dan menghambat pernapasan. OSA sering kali disertai dengkuran keras.
  2. Central Sleep Apnea -- Berbeda dengan OSA, jenis ini terjadi karena gangguan pada pusat pengendalian pernapasan di otak, sehingga otak tidak memberikan sinyal yang tepat untuk bernapas. Penderita central sleep apnea mungkin tidak mendengkur, namun pernapasan mereka terhenti.
  3. Complex Sleep Apnea Syndrome -- Ini adalah kombinasi antara OSA dan central sleep apnea. Penderita mengalami penyumbatan saluran napas (seperti pada OSA) serta gangguan pengendalian pernapasan oleh otak (seperti pada central sleep apnea).

Di antara ketiga jenis ini, obstructive sleep apnea (OSA) adalah yang paling sering dijumpai, dan sering kali menjadi penyebab mendengkur keras serta gangguan tidur lainnya.

Gejala Umum Sleep Apnea

Sleep apnea bisa muncul secara perlahan dan tanpa disadari oleh penderitanya. Namun, ada beberapa gejala yang umum terjadi, yang sebaiknya diwaspadai.

  1. Dengkuran Keras
    Dengkuran yang keras dan berulang saat tidur adalah salah satu tanda khas dari OSA. Dengkuran ini terjadi akibat udara yang berusaha melewati saluran napas yang menyempit. Meskipun tidak semua orang yang mendengkur memiliki sleep apnea, mendengkur keras yang sering terjadi---terutama yang disertai dengan henti napas sementara---bisa menjadi indikator sleep apnea.
  2. Terbangun dengan Perasaan Lelah
    Meskipun tidur cukup lama, penderita sleep apnea sering terbangun dengan perasaan lelah atau tidak segar. Ini disebabkan oleh gangguan pernapasan yang terjadi berkali-kali sepanjang malam, sehingga mereka tidak mencapai tahap tidur dalam yang diperlukan untuk pemulihan fisik dan mental.
  3. Terbangun dengan Napas Tersengal atau Tercekik
    Banyak penderita sleep apnea terbangun di malam hari dengan rasa tercekik atau terengah-engah, karena mereka tiba-tiba terbangun akibat kekurangan oksigen. Kondisi ini bisa terjadi beberapa kali dalam semalam.
  4. Mengantuk dan Lelah di Siang Hari
    Gangguan tidur yang disebabkan oleh sleep apnea dapat mengakibatkan kelelahan yang parah sepanjang hari. Penderita sering merasa mengantuk berlebihan, mengalami kesulitan berkonsentrasi, dan merasa tertekan atau mudah marah.
  5. Meningkatnya Risiko Sakit Kepala Pagi Hari
    Karena gangguan pernapasan, pasokan oksigen ke otak menjadi tidak stabil selama tidur. Hal ini sering kali menyebabkan sakit kepala pada pagi hari, yang merupakan gejala umum lainnya dari sleep apnea.
  6. Mudah Terbangun Malam Hari
    Selain terbangun dengan perasaan tercekik, penderita sleep apnea juga sering terbangun beberapa kali sepanjang malam, bahkan tanpa mereka sadari. Kualitas tidur mereka pun terganggu.
  7. Peningkatan Tekanan Darah
    Sleep apnea dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah (hipertensi) akibat gangguan aliran darah selama tidur. Peningkatan tekanan darah ini dapat berisiko meningkatkan kemungkinan serangan jantung dan stroke.

Penyebab Sleep Apnea

Berbagai faktor dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan sleep apnea, antara lain:

  1. Obesitas
    Obesitas adalah salah satu faktor risiko utama terjadinya sleep apnea, khususnya obstructive sleep apnea. Lemak berlebih, terutama di sekitar tenggorokan, dapat menghambat saluran napas dan menyebabkan gangguan pernapasan saat tidur.
  2. Usia
    Sleep apnea lebih sering terjadi pada orang yang berusia lebih dari 40 tahun, meskipun gangguan ini dapat terjadi pada semua kelompok usia, termasuk anak-anak. Peningkatan usia dapat mengurangi elastisitas otot-otot tenggorokan, meningkatkan kemungkinan saluran napas tersumbat.
  3. Struktur Fisik Wajah
    Bentuk atau struktur wajah dan tenggorokan dapat mempengaruhi saluran napas. Misalnya, seseorang yang memiliki rahang kecil, langit-langit mulut yang tinggi, atau amandel yang membesar, berisiko lebih tinggi mengalami sleep apnea.
  4. Riwayat Keluarga
    Sleep apnea dapat bersifat turun-temurun. Jika ada anggota keluarga yang memiliki kondisi ini, kemungkinan Anda juga mengalaminya akan lebih tinggi.
  5. Merokok dan Konsumsi Alkohol
    Merokok dapat menyebabkan pembengkakan pada saluran pernapasan, sementara alkohol bisa merelaksasi otot-otot tenggorokan, memperburuk terjadinya sleep apnea.
  6. Faktor Lainnya
    Kondisi medis tertentu seperti gangguan hormon (misalnya hipotiroidisme), diabetes, atau masalah dengan otot dan saraf juga dapat meningkatkan risiko sleep apnea.

Dampak Kesehatan dari Sleep Apnea

Jika tidak diobati, sleep apnea dapat memicu berbagai komplikasi kesehatan yang serius. Beberapa dampak yang paling signifikan antara lain:

  1. Penyakit Jantung
    Sleep apnea meningkatkan risiko penyakit jantung, karena henti napas yang terjadi selama tidur dapat menyebabkan fluktuasi besar dalam kadar oksigen dalam darah, memicu peningkatan tekanan darah, dan merusak jantung.
  2. Stroke
    Kurangnya oksigen dalam tubuh selama tidur yang disebabkan oleh sleep apnea dapat meningkatkan risiko stroke. Gangguan pernapasan yang berulang memperburuk kesehatan kardiovaskular, meningkatkan tekanan darah dan membuat pembuluh darah menjadi lebih rapuh.
  3. Diabetes Tipe 2
    Sleep apnea dapat meningkatkan resistensi insulin, yang dapat memicu atau memperburuk diabetes tipe 2. Gangguan tidur ini juga bisa memperburuk kontrol gula darah pada penderita diabetes.
  4. Masalah Kognitif
    Tidur yang terganggu secara terus-menerus dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif, termasuk memori, konsentrasi, dan kemampuan berpikir jernih. Ini bisa berdampak pada kehidupan sehari-hari, baik dalam pekerjaan maupun dalam hubungan sosial.
  5. Masalah Emosional dan Psikologis
    Kurang tidur yang disebabkan oleh sleep apnea sering kali memicu masalah psikologis, termasuk depresi, kecemasan, dan peningkatan stres. Tidur yang terganggu memengaruhi keseimbangan emosional dan dapat membuat penderita merasa terisolasi.

Cara Mengatasi Sleep Apnea

Jika Anda menduga Anda atau pasangan Anda mengalami sleep apnea, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter atau spesialis tidur. Beberapa metode pengobatan untuk sleep apnea meliputi:

  1. CPAP (Continuous Positive Airway Pressure)
    CPAP adalah alat yang paling umum digunakan untuk mengobati obstructive sleep apnea. Alat ini memberikan aliran udara bertekanan yang membantu menjaga saluran napas tetap terbuka sepanjang malam.
  2. Perubahan Gaya Hidup
    Menurunkan berat badan, menghindari alkohol, berhenti merokok, dan tidur dengan posisi miring bisa membantu mengurangi gejala sleep apnea. Selain itu, menjaga pola tidur yang sehat dan teratur juga penting.
  3. Penggunaan Alat Bantu Tidur (Dental Appliances)
    Untuk beberapa orang dengan sleep apnea ringan hingga sedang, alat bantu tidur yang dirancang untuk menjaga posisi rahang dan lidah dapat membantu menjaga saluran napas terbuka.
  4. Bedah
    Pada kasus tertentu, prosedur bedah bisa diperlukan untuk mengatasi sleep apnea, terutama jika ada kelainan struktural pada saluran napas seperti pembesaran amandel atau masalah dengan langit-langit mulut.
  5. Konsumsi Susu Etawa
    Susu Etawa Daily, yang berasal dari kambing etawa, diketahui memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan, termasuk potensi membantu penderita sleep apnea. Susu ini kaya akan kalsium, protein, dan asam lemak omega-3 yang dapat mendukung kesehatan otot dan saraf. Selain itu, susu etawa juga dipercaya dapat membantu merelaksasi otot tenggorokan dan saluran napas, yang dapat mengurangi gejala sleep apnea, terutama yang disebabkan oleh obstructive sleep apnea. Mengonsumsi susu etawa secara teratur sebelum tidur bisa membantu meringankan ketegangan otot dan meningkatkan kualitas tidur. Namun, meskipun manfaat ini menjanjikan, tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengandalkan susu etawa sebagai bagian dari pengobatan sleep apnea.

Sleep apnea adalah gangguan tidur yang dapat mengganggu kualitas tidur dan memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Meskipun mendengkur keras adalah tanda umum, gejala lain seperti terbangun dengan perasaan tercekik atau terengah-engah dan merasa lelah di siang hari juga patut diwaspadai. Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, penting untuk segera mencari perhatian medis. Dengan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai, banyak penderita sleep apnea dapat memperbaiki kualitas tidur mereka dan mengurangi risiko komplikasi kesehatan yang serius. Jangan biarkan sleep apnea mengganggu hidup Anda---ambil langkah sekarang untuk tidur yang lebih sehat dan kehidupan yang lebih bugar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun