Mohon tunggu...
farhan sinaga
farhan sinaga Mohon Tunggu... Operator - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membantu sesama dalam menuju hidup sehat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengungkap Mitos dan Fakta Seputar Tuberkulosis Paru

18 November 2024   12:32 Diperbarui: 18 November 2024   13:00 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Mengungkap Mitos dan Fakta Seputar Tuberkulosis Paru: Peran Susu Etawa dalam Meningkatkan Kekebalan Tubuh dan Membantu Masalah Pernapasan

Tuberkulosis (TB) paru masih menjadi masalah kesehatan yang serius di banyak negara, termasuk Indonesia. Meskipun pengetahuan mengenai penyakit ini telah berkembang pesat, masih banyak masyarakat yang terjebak dalam mitos seputar TB paru. Salah satu mitos yang sering beredar adalah anggapan bahwa TB paru hanya menyerang orang dengan sistem imun lemah. Faktanya, siapa pun yang terpapar bakteri penyebab TB, yaitu Mycobacterium tuberculosis, berisiko tertular.

Selain pengobatan medis yang tepat, mengelola kesehatan tubuh secara keseluruhan dengan menjaga daya tahan tubuh menjadi langkah penting dalam mencegah dan mengatasi TB paru. Salah satu cara alami yang semakin dikenal untuk membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mendukung kesehatan pernapasan adalah konsumsi susu Etawa. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa mitos terkait TB paru, serta peran susu Etawa sebagai alternatif penambah imun yang dapat membantu mengatasi masalah pernapasan, termasuk TB paru.

Mitos 1: Tuberkulosis Hanya Menyerang Orang dengan Sistem Imun Lemah

Fakta:
Meskipun individu dengan sistem imun yang lemah---seperti penderita HIV/AIDS, diabetes, atau yang sedang menjalani pengobatan imunosupresif---memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi dan mengembangkan TB paru, penyakit ini juga bisa menyerang orang dengan sistem imun yang sehat. Setiap orang yang terpapar bakteri Mycobacterium tuberculosis berisiko tertular TB paru, meskipun orang dengan daya tahan tubuh yang kuat mungkin tidak segera menunjukkan gejala. Bahkan, dalam beberapa kasus, infeksi ini dapat terpendam dalam bentuk TB laten, yang tidak menular dan tidak menyebabkan gejala. Namun, tanpa penanganan yang tepat, TB laten bisa berkembang menjadi TB aktif yang lebih berbahaya.

Untuk mencegah infeksi TB berkembang menjadi TB aktif, menjaga daya tahan tubuh tetap optimal sangatlah penting. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang mendukung sistem kekebalan tubuh, seperti susu Etawa.

Mitos 2: Tuberkulosis Adalah Penyakit Kuno yang Sudah Tidak Ada Lagi

Fakta:
Meskipun pengobatan TB telah berkembang sejak penemuan antibiotik pertama pada abad ke-20, TB tetap menjadi salah satu penyebab kematian terbesar akibat penyakit menular di dunia. Di Indonesia, TB tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan. Dengan lebih dari 1 juta kasus baru setiap tahun, pengobatan yang tidak teratur, resistensi obat, dan kesulitan dalam deteksi dini menyebabkan TB masih menjadi masalah besar.

Namun, pencegahan dan pengobatan TB dapat ditingkatkan dengan memperkuat daya tahan tubuh. Di sinilah susu Etawa, yang kaya akan nutrisi, bisa berperan sebagai pendukung kekebalan tubuh, membantu menjaga kesehatan paru-paru, dan mempercepat proses pemulihan dari TB.

Mitos 3: Tuberkulosis Paru Tidak Bisa Sembuh dan Selalu Mengarah pada Kematian

Fakta:
TB paru adalah penyakit yang dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat dan teratur. Pengobatan utama TB paru melibatkan penggunaan kombinasi obat anti-TB selama 6 hingga 9 bulan. Jika pengobatan dijalankan dengan benar, lebih dari 90% pasien dapat sembuh dari TB paru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun