Mohon tunggu...
Farhan Medio
Farhan Medio Mohon Tunggu... Freelancer - -

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wanita dan Kesenjangan Pendidikan, Islam atau Ekonomi Penyebabnya?

30 Desember 2018   17:18 Diperbarui: 30 Desember 2018   17:29 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Temuan ini menentang klaim bahwa ada perbedaan budaya muslim dan barat tentang kesetaraan gender dalam bidang pendidikan. Akan tetapi, memang benar jika dilihat secara historis bahwa wanita muslim mendapatkan pendidikan lebih sedikit dibandingkan wanita dari agam besar lainnya kecuali Hindu. Apabila dibandingkan dengan pria muslimpun mereka mengalami ketertinggalan. 

Ketika Wanita Muslim mencapai tangga pendidikan yang lebih tinggi, peran agama sebagai prediktor pencapaian akademis semakin berkurang. Kabar baiknya adalah saat ini  para wanita Muslim telah mengejar ketertinggalan capaian pendidikan mereka tidak hanya dengan pria Muslim tetapi juga dengan wanita lain di seluruh dunia. 

Perbandingan perkembangan tingkat pendidikan wanitaakan dinilai berdasarkan pencapaian lama waktu sekolah antara wanita Muslim muda (lahir antara 1976 -- 1985) dibandingkan dengan wanita Muslim yang lebih tua (1935 -- 1955) dan juga dibandingkan dengan tingkat pendidikan pria. Misalnya, wanita Muslim muda  di Arab Saudi,  negara Islam dan memberlakukan hukum gender konservatif, memiliki rata-rata 11,5 tahun sekolah, dibandingkan dengan 11,8 tahun untuk pemuda di negara itu dan hanya dua tahun pendidikan bagi wanita Muslim yang lebih tua. 

Angka-angka ini menunjukkan bahwa Arab Saudi telah meningkatkan akses ke sekolah bagi wanita dan telah semakin mengurangi kesenjangan gender di bidang pendidikan. Sebagai perbandingan, durasi rata-rata sekolah untuk pria dan wanita muda AS - di seluruh kelompok agama - adalah sekitar 13 tahun. Sedangkan di Indoensia, Wanita Muslim yang lebih tua tingkat pendidikan yang mereka nikmati hanya sekitar 4 tahun namun wanita Muslim muda saat ini sudah mencapai 9,4 tahun. Secara umum, banyak Negara --dengan populasi penduduknya muslim sudah mengalami peningkatan tingkat pendidikan wanitayang disertai dengan peningkatan tingkat perekonomian (Hackkett dan Fahmy, 2018).  

dokpri
dokpri

Sumber: McClendon et. al. (2018)
Sumber: McClendon et. al. (2018)
Sumber: Hackkett dan Fahmy (2018)
Sumber: Hackkett dan Fahmy (2018)
Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara normatif, hak terhadap pendidikan bagi wanita dan pria menurut Islam adalah sama. Sehingga ketimpangan yang terjadi bukan berasal dari ajaran agama Islam, ditandai dengan bukti ketika perekonomian suatu Negara Islam atau mayoritas masyarakatnya muslim berkembang dan tumbuh makan akan diikuti dengan peningkatan angka partisipasi pendidikan wanita. 

Fenomena ini menandakan terjadi proses penyetaraan antara wanita dan pria dalam bidang pendidikan. Sehingga dalam mencipatakan keadilan pendidikan bagi wanita khususnya Muslim diseluruh dunia perlu adanya perbaikan dari aspek perekonomian. Akan tetapi, antara tingkat perekonomian dengan pendidikan wanita juga memiliki hubungan kausalitas. 

Sehingga tingkat pendidikan yang baik akan mendorong perbaikan perekonomian, seperti pertumbuhan, PDB per kapita, dan juga produktivitas. Sehingga untuk mencapai tingkat yang lebih baik diantara keduanya perlu adanya perbaikan ditingkat kelembagaan terutama untuk mengurangi hambatan -- hambatan structural terkait  kesempatan wanita dalam mengakses bidang pendidikan maupun perekonomian. Pada akhirnya ketika hambatan tersebut dapat dikurangi maka potensi optimal dari tingkat pendidikan wanita dan tingkat perekonomian akan semakin berkembang menuju arah yang lebih baik. Sehingga, proses pembangunan yang lebih adil terhadap setiap gender dapat terwujud.  

Referensi: 

  1. Al-Qur'an Dan Terjemahannya. 2008. Departemen Agama RI. Bandung: Diponegoro
  2. Badawi, Jamal A. 1999. "Gender Equity In Islam - Basic Principles Islamic Dawah Movement Of Southern Africa (IDM). Durban.
  3. Bloom, David E. And Jeffrey G. Williamson. 1998. ''Demographic Transition And Economic Miracles In Emerging Asia.'' World Bank Economic Review 12(3): 419--55.
  4. Busse, Matthias And Christian Spielmann. 2006. ''Gender Inequality And Trade.'' Review Of International Economics 14(3): 362--79.
  5. Dollar, David And Roberta Gatti. 1999. ''Gender Inequality, Income And Growth: Are Good Times Good For Women?'' Mimeograph, World Bank, Washington, DC.
  6. Hackkett Dan Fahmy.  2018. Education Of Muslim Women Is Limited By Economic Conditions, Not Religion. Pew Research Center. Diakses Melalui Http://Www.Pewresearch.Org/Fact-Tank/2018/06/12/Education-Of-Muslim-Women-Is-Limited-By-Economic-Conditions-Not-Religion/, Pada 10 Desember 2018.
  7. Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia Di Kbbi.Kemdikbud.Go.Id Diakses 20 Desember 2018
  8. Klasen, Stephen Dan Lamanna, Francesca. 2009. The Impact Of Gender Inequality In Education And Employment On Economic Growth: New Evidence For A Panel Of Countries. Feminist Economics 15(3), July 2009, 91--132
  9. Knowles, Stephen, Paula Lorgelly, And Dorian Owen. 2002. ''Are Educational Gender Gaps A Brake On Economic Development? Some Cross-Country Empirical Evidence.'' Oxford Economic Papers 54(1): 118--49.
  10. Mcclendon Et. Al. 2018. Women's Education In The Muslim World Article In Population And Development Review * April 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun