Mohon tunggu...
Farhan Maulana
Farhan Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa teknik UNTIRTA

halo, perkenalkan saya farhan maulana, saya seorang mahasiswa dari fakultas teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA). saya juga belajar dan berkembang sebagai pengusaha kecil-kecilan (UMKM) Dsb. saya sangat hobi dan menyukai di dunia pemasaran, entah saya sangat menikmati itu semua. saya memiliki hobi bermain alat musik baik modern maupun tradisional, juga menyukai sekali olahraga sepak bola dan futsal, berikut ringkasan profil saya yang dapat saya bagikan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Situs Batu Lingga Tempat Pertarungan Sultan Hasanuddin dan Pucuk Umun

7 Februari 2023   02:25 Diperbarui: 7 Februari 2023   02:48 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kolaborasi Mahasiswa Kkm Tematik Kelompok 63 Untirta 2023 upaya Pengembangan "Situs Batu Lingga"

Indonesia merupakan negara dengan beragam suku bangsa dan budaya. Terdapat berbagai jenis peninggalan bersejarah yang bernilai tinggi. Salah satu peninggalan sejarah terletak di Serang, Banten.

Banten memiliki banyak peninggalan sejarah yang dijadikan cagar budaya. Situs Batu Lingga salah satunya, tempat bersejarah yang terletak di Kampung Batu Lingga, Desa Sidamukti, Kecamatan Baros Serang, Banten.

Situs Batu lingga yang berada di kawasan pesawahan dengan batas batas akses menuju situs jalan baros -- petir serta kampung Batu Lingga, sebelah timur berbatasan dengan pesawahan dan Sungai Cipari.

Batu situs cagar budaya ini mempunyai jenis jenis batu yang menurut hasil penelitian dari tim ahli cagar budaya bahwa batu ini berasal dari jaman pra-sejarah dan batu tersebut berasal dari bongkahan/lempengan lahar sisa dari letusan gunung purba yang membeku dan mengeras alami karena faktor alam dan masa.

Situs Batu lingga ini terdiri dari tujuh buah batu yang berdiri menancap di atas permukaan bumi dengan kisaran tinggi 1,5 -- 2 meter, batu ini memiliki bentuk seperti patok yang menancap.

Situs Batu lingga ini memiliki beberapa sejarah yang belum orang lain ketahui, seperti yang dikutip langsung dari juru pelihara situs cagar budaya Batu Lingga yaitu Ma'mun, yang sudah tujuh tahun menjadi juru pelihara situs tersebut, diwawancarai langsung oleh tim youtube KKM KELOMPOK 63 UNTIRTA. bahwa Situs Batu lingga banyak menyimpan ilmu pengetahuan dan sejarah di mana sejarah itu mengungkap Situs Batu lingga dari tigas masa/versi.

Sejarah Situs Batu Lingga

Situs Batu lingga berasal pada jaman masa kerajaan pajajaran (siliwangi) yang di kisahkan oleh dongeng dan legenda warga setempat tentang adanya kisah pangeran buncireng, Pangeran ini yang bernama buncireng adalah putra dari selir raja yang di mana pada waktu itu beliau mengandung dan di usir dari kerajaan karena ditakutkan akan merebut alih tahta kerajaan dan di asingkan di daerah Baros yang sekarang disebut dengan nama kampung Dukuh Ratu.

Dan menurut sebagian dongeng legenda warga setempat bahwa Situs Batu lingga merupakan sebuah simbol atau ciri dimana terjadi pertempuran sabung ayam atau adu kesaktian antara Pangeran Maulana Hasanuddin atau disebut pangeran Saba Kingkin dengan Raja Pucuk Umun, dari pertempuran yang dilakukan di tengah-tengah perbatasan antara kekuasaan kerajaan banten dan kerajaan pucuk umun (Sunda Wiwitan).  

Konon katanya pertempuran itu hanya di hadiri oleh 41 orang pilihan dari kerajaan Banten yang sekarang di sebut 41 keramat, dan di hadiri oleh 41 orang pilihan dari kerajaan pucuk umun yang sekarang di sebut dengan 41 sung suhunan ujung kulon kanekes (Warga Baduy) Banten, dengan adanya pertempuran sabung ayam tersebut dibuatlah perjanjian antara siapa yang jadi pemenang dia yang akan merajai sepenuhnya wilayah Banten, dan diberi kebebasan untuk memeluk kepercayaan terhadap masyarakat Banten tanpa ada dasar tekanan dan paksaan.

Hasil sabung ayam tersebut berhasil dimenangkan oleh kerajaan Banten yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin sebagai raja Banten dan diberikanlah wilayah Banten sepenuhnya kepada beliau. Sebagai konsekuensi kekalahan prabu pucuk umun akhirnya di tempatkan di daerah buangan yaitu Ujung Kulon.

Setelah mengetahui sejarah Situs Batu lingga, kini cerita legenda tersebut dapat kita nikmati sebagai masyarakat di generasi modern sekarang.

Namun ada beberapa hal yang perlu disampaikan baik dari juru pelihara, masyarakat setempat, juga wisatawan yang berkunjung perihal sarana dan pra-sarana dari Situs Batu lingga ini, terutama lahan parkir dan tempat berteduh pengunjung yang sampai tahun ini belum ada upaya realisasi dari dinas Pendidikan dan kebudayaan.

"Situs Batu lingga ini padahal bisa menjadi sumber ekonomi masyarakat setempat kalau saja sarana dan pra-sarana nya memadai, juga solusi untuk mengurangi angka pengangguran di sekitar daerah ini" ungkap Ujang (4/2/23).

Sebagai penulis sekaligus pengunjung, pandangan terhadap Situs Batu lingga ini memang perlu adanya upaya pengembangan lebih jauh lagi, terutama terkait tentang daya tarik dari situs ini, setidaknya lahan parkir dan tempat berteduh di situs ini memang perlu di adakan dan direalisasikan karena salah satu upaya untuk mengembangkan situs ini dengan cara tersebut.

 "Secara kasat mata, situs ini perlu dikembangkan lagi dari segi daya tarik, bisa dengan di buatnya taman bermain/taman bunga agar pengunjung yang datang bisa berwisata sekaligus mendapat pengetahuan dan wawasan tentang sejarah dari Situs Batu lingga, juga memang perlu di benarkan secara pemandangan di sekitar situs memang sangat indah, daerah pesawahan yang memanjakan mata bisa dinikmati disekitar lokasi situs ini maka korelasi dengan di adakannya taman akan menjadi daya Tarik yang lebih di banding hanya sebatas situs peninggalan saja" ujar ketua KKM Kelompok 63 UNTIRTA Muhammad Iqbal (4/2/23).

Untuk lebih lengkapnya tentang sejarah dan mitos dari Situs Batu lingga ini bisa disaksikan pada podcast Channel youtube KKM UNTIRTA 63.

video selengkapnya : https://www.youtube.com/watch?v=zlZ-Ky71zP4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun