Tokyo, Jepang. Serangan ini merupakan serangan teroris paling mematikan yang pernah terjadi di Jepang.
Pada tanggal 20 Maret 1995, sebuah kelompok ekstremis agama yang dikenal sebagai Aum Shinrikyo melakukan serangan gas sarin di sistem kereta bawah tanahPada pagi hari itu, lima anggota kelompok Aum Shinrikyo membawa kantong plastik yang berisi gas sarin cair ke dalam kereta bawah tanah. Setelah mereka sampai di stasiun kereta bawah tanah Kasumigaseki, mereka membuka kantong plastik tersebut dan meninggalkannya di dalam kereta sebelum keluar dari stasiun.
Saat kereta tiba di stasiun berikutnya, gas sarin mulai menyebar ke dalam kereta dan menyerang para penumpang. Beberapa penumpang langsung jatuh pingsan, sementara yang lain mengalami kesulitan bernapas dan muntah. Beberapa penumpang bahkan meninggal dunia dalam beberapa jam setelah serangan terjadi.
Serangan ini kemudian berlanjut di beberapa stasiun kereta bawah tanah lainnya di Tokyo, menewaskan 13 orang dan melukai lebih dari 5.000 orang. Selain itu, serangan ini juga menyebabkan kepanikan dan ketakutan di seluruh Jepang, karena ini merupakan serangan teroris pertama yang menggunakan senjata kimia dalam sejarah Jepang.
Setelah serangan terjadi, pihak berwenang Jepang segera membentuk tim investigasi untuk menangkap pelaku. Setelah beberapa bulan penyelidikan, kelompok Aum Shinrikyo diidentifikasi sebagai pelaku serangan dan sejumlah anggota kelompok tersebut ditangkap.
Setelah serangan ini terjadi, Jepang berbenah diri dalam hal mengatasi limbah berbahaya serta cara pencehagannya, salah satunya adalah menyingkirkan seluruh tong sampah di area Subway di seluruh stasiun di Jepang. Selain itu, Jepang mengembangkan berbagai teknologi pembersihan untuk mengatasi bahan kimia dan agen biologis yang berbahaya. Teknologi-teknologi ini dirancang untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi dalam proses pembersihan, dan meminimalkan risiko paparan bagi petugas pembersih dan masyarakat umum terhadap bahan kimia berbahaya.
Salah satu teknologi pembersihan yang dikembangkan setelah serangan adalah sistem dekontaminasi udara yang canggih. Sistem ini menggunakan filter udara HEPA dan filter karbon aktif untuk menghilangkan partikel dan bahan kimia berbahaya dari udara. Sistem ini digunakan untuk membersihkan udara di gedung, infrastruktur transportasi, dan ruang publik yang terkontaminasi.
Teknologi pembersihan permukaan yang canggih juga dikembangkan setelah serangan. Teknologi ini menggunakan agen pembersih dan peralatan khusus untuk menghilangkan bahan kimia berbahaya dari permukaan, seperti lantai, dinding, dan mebel. Teknologi ini dirancang untuk efektif menghilangkan berbagai macam bahan kimia dan agen biologis, sertameminimalkan risiko paparan bagi petugas pembersih.
Selain itu, Jepang juga mengembangkan sistem deteksi dan pemantauan canggih untuk mendeteksi keberadaan bahan kimia berbahaya di lingkungan. Sistem ini menggunakan sensor dan teknologi canggih lainnya untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bahan kimia berbahaya dengan cepat dan akurat, sehingga memungkinkan pihak berwenang merespons insiden bahan kimia dengan lebih efektif.
Jepang juga mengembangkan robot pembersih khusus yang dapat digunakan untuk membersihkan bahan kimia berbahaya tanpa memaparkan pekerja manusia pada risiko. Robot-robot ini dilengkapi dengan sensor dan kamera canggih yang memungkinkan mereka untuk bergerak melalui area yang terkontaminasi dan mendeteksi bahan kimia berbahaya. Robot-robot ini digunakan untuk berbagai tugas pembersihan, termasuk pembersihan lantai, dinding, dan bahkan saluran pembuangan.
Selain teknologi-teknologi tersebut, Jepang juga menerapkan program pelatihan dan sertifikasi khusus untuk petugas pembersih yang menangani bahan kimia berbahaya. Program-program ini menyediakan pelatihan tentang cara menangani, membersihkan, dan membuang bahan kimia berbahaya dengan benar, serta cara menggunakan peralatan dan teknologi pembersihan khusus.
Secara tidak langsung kejadian ini juga berefek pada keadaan iklim di Jepang, dikarenakan adanya teknologi filter dekontaminasi udara yang ada di Jepang, iklim di Jepang menjadi teratur dan tidak terkena efek dari adanya bahan - bahan berbahaya/ limbah berbahaya yang bertebaran di udara Jepang, Jepang juga secara tidak langsung menyelamtakan lapisan ozon yang berlubang akibat gas Co2 yang menyebakan efek rumah kaca atau yang biasa disebut global warming.
Secara keseluruhan, pengembangan teknologi pembersihan ini telah memberikan dampak besar pada industri pembersihan Jepang, memungkinkannya untuk mengatasi bahan kimia berbahaya dengan lebih aman dan efisien. Teknologi-teknologi ini juga telah membantu memperkuat reputasi Jepang sebagai pemimpin dalam teknologi pembersihan dan lingkungan, serta membantu meningkatkan kesiapan Jepang dalam menghadapi insiden bahan kimia di masa depan. Selain itu Jepang juga berhasil mengurangi potensi adanya perubahan iklim drastis di area Jepang dan global, Usaha Jepang dalam merubah sistem pengendalian limbah ini dapat ditiru oleh negara lainnya agar kejadian serupa tidak terjadi juga di negara manapun di belahan dunia.
Video Artikel: https://youtu.be/UvKTVxxeD5o
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H