Mohon tunggu...
Mohammad Farhan Kholil
Mohammad Farhan Kholil Mohon Tunggu... Penulis - Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

makhluk hidup sementara

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

John Austin dan Linguistik Phenomenologi

3 Februari 2024   12:42 Diperbarui: 3 Februari 2024   12:45 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Austin berpendapat bahwa bahasa tidak hanya berfungsi untuk menyampaikan informasi, tetapi juga untuk melakukan tindakan. Ia membagi tindak tutur ke dalam tiga jenis, yaitu konstatif, performatif, dan ekspresif. Tindak tutur performatif adalah tindak tutur yang memiliki kekuatan ilokusioner untuk melakukan tindakan. Austin berpendapat bahwa tindak tutur performatif memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu:


    • Tindak tutur performatif harus diucapkan secara langsung oleh pembicara yang memiliki kewenangan.
    • Tindak tutur performatif harus memiliki lawan tutur yang memahami maksud dari tindak tutur tersebut.
    • Tindak tutur performatif harus memiliki efek yang diinginkan oleh pembicara.

Austin membagi tindak tutur performatif ke dalam dua jenis, yaitu:


    • Tindak tutur performatif langsung, yaitu tindak tutur performatif yang kekuatan ilokusionernya dapat langsung diketahui dari bentuk kalimatnya.
    • Tindak tutur performatif tidak langsung, yaitu tindak tutur performatif yang kekuatan ilokusionernya tidak dapat langsung diketahui dari bentuk kalimatnya.

Austin berpendapat bahwa tindak tutur performatif memiliki kekuatan ilokusioner untuk melakukan tindakan. Kekuatan ilokusioner adalah efek yang dihasilkan oleh suatu tindak tutur. Austin berpendapat bahwa tindak tutur performatif dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti hukum, politik, dan agama.

Teori tindak tutur adalah salah satu bidang kajian penting dalam linguistik pragmatik. Teori ini membahas tentang bagaimana bahasa digunakan untuk melakukan tindakan. Austin membagi tindak tutur ke dalam tiga jenis, yaitu konstatif, performatif, dan ekspresif. Kekuatan ilokusioner adalah efek yang dihasilkan oleh suatu tindak tutur. Teori tindak tutur dapat diterapkan dalam bidang-bidang tertentu, seperti hukum, politik, dan agama.

Jurnal Jurnal ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, jurnal ini hanya membahas tindak tutur performatif dalam perspektif Austin secara umum. Kedua, jurnal ini tidak membahas perkembangan teori tindak tutur performatif oleh para ahli lain, seperti Searle, Grice, dan Schiffer.

Meskipun demikian, jurnal ini tetap merupakan sumber yang bermanfaat bagi mahasiswa, peneliti, dan siapa saja yang tertarik untuk mempelajari tindak tutur performatif dalam perspektif Austin.

Hasil

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa tindak tutur performatif memiliki peran penting dalam jurnalistik. Tindak tutur ini dapat digunakan untuk melakukan berbagai tindakan, seperti:

  • Memberikan informasi

Tindak tutur performatif dapat digunakan untuk memberikan informasi kepada pembaca. Misalnya, dalam berita, wartawan dapat menggunakan tindak tutur konstatif untuk menyampaikan informasi faktual.

  • Menyampaikan pendapat

Tindak tutur performatif dapat digunakan untuk menyampaikan pendapat wartawan kepada pembaca. Misalnya, dalam editorial, wartawan dapat menggunakan tindak tutur ekspresif untuk menyampaikan pendapatnya tentang suatu peristiwa.

  • Meyakinkan pembaca

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun