Sejarah singkat Masjid Raya Al-Jabar
Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama islam, tentunya rumah ibadah di dominasi oleh masjid atau mushola berbicara mengenai masjid, masjid di Indonesia memiliki berbagai macam corak dan bentuk, mengingat Indonesia merupakan negara yang kaya akan seni dan budaya, tentunya seni dan budaya tersebut juga melekat dengan rumah ibadah seperti Masjid, seperti salah masjid termegah dan terindah di Indonesia yang bernama masjid Raya Al-Jabar, masjid raya Aljabar merupakan salah satu masjid yang mengaplikasikan seni islam dan seni lokal dalam pembuatannya.
Masjid Raya Aljabar merupakan masjid ikonik dari provinsi Jawa Barat, masjid ini terletak di Jl. Cimincrang No. 14, Cimincrang, Kec. Gedebage Kota Bandung, Jawa Barat, masjid Raya Aljabar mulai dibangun dari tahun 2017 yang ditandai dengan peletakan batu pertamanya pada tanggal 29 Desember 2017, hingga diresmikannya pada tanggal 30 Desember 2022 oleh Gubernur Jawa Barat yaitu Ridwan Kamil, Masjid ini di desain oleh salah satu arsitek terkemuka asal Indonesia yang bernama Ridwan Kamil yang merupakan mantan wali kota Bandung, dan Gubernur Jawa Barat saat ini, beliau mendesain masjid ini pada tahun 2015. Masjid Raya Aljabar dibangun dengan biaya yang tidak sedikit, biaya pembangunan masjid yang megah dan indah ini memakan biaya hingga 1 triliyun dan proses pembangunannya selama 5 tahun, beredar kabar bahwasannya masjid Raya Aljabar bisa lebih cepat rampung pembangunannya jika tidak adanya wabah Covid-19 yang melanda Indonesia.
Ketika peresmiannya warga sangat antusias untuk mengunjungi masjid ini mulai dari beribadah hingga berwisata di Masjid yang indah ini, fasilitas yang disediakan pada masjid ini terbilang lengkap mulai dari lahan parkir yang luas, taman, toilet, museum galeri Nabi Muhammad SAW, bahkan virtual reality kisah Nabi juga tersedia pada masjid ini yang mana masjid Aljabar ini bukan hanya sebagai rumah ibadah tetapi juga sebagai sarana edukasi, pada awal-awal peresmiannya masjid ini dipadati oleh warga, baik warga Bandung ataupun luar Bandung, dan juga para pedagang kaki lima yang terlihat memenuhi area masjid untuk menjual dagangannya, namun saat ini Masjid Aljabar sudah tertata rapih sudah bebas pedagang kaki lima, pungli, dan hanya tersisa fotografer keliling yang menyediakan jasa foto sebagai kenang-kenangan namun masih terbilang tertib. Masjid Raya Aljabar di buka dari waktu sholat subuh sampai pukul 06:00 WIB kemudian tutup selama dua jam untuk melakukan pensterilan masjid dan persiapan untuk menyambut penggunjung dan dibuka lagi pada pukul 08.00-22.00 WIB.
Ragam Seni pada Masjid Raya Aljabar
Masjid Raya Aljabar berdiri di atas lahan kolam seluas 25, 9 Hektare oleh karena itu masjid ini juga bisa disebut masjid apung, pada masjid utama masjid Raya Aljabar memiliki luas 99 x 99 meter, tentunya ukuran tersebut memiliki makna filosofis yakni Asmaul Husna yang berjumlah 99, tak hanya ukuran masjid utama, Menara masjid Aljabar juga memiliki tinggi 99 meter yang berjumlah 4 menara.
Pada daerah depan masjid atau serambi masjid terdapat tempat wudhu yang berjumlah 10 pada tempat wudhu tersebut terlihat pola geometri yang simetris pada dinding keramiknya, pola tersebut tentunya memiliki makna filosofis yakni kekuasaan Allah SWT yang tidak terbatas, tak hanya pada tempat wudhu pola-pola geometri simetris ini juga ada pada tempat-tempat lain di Kawasan masjid seperti pola geometri simetris pada kaca masjid, langit-langit pada masjid, pembatas tangga, lantai bahkan karpet dalam masjid pun memiliki pola simetris.
Masjid Raya Aljabar memilki bentuk atap seperti kurva segitiga yang merupakan adapatasi dari rumus Aljabar pada bagian bawah terdapat 10 kurva segitiga, kemudian 5, 4, 2, dan terdapat ribuan lapis kaca yang menghiasi masjid dengan pola geometri
Pada pintu masuk kedalam masjid terdapat pintu berwarna emas dengan motif geometri dan lambing Teratai ditengah pintu, lambing terati merupakan simbol kehidupan, pada atap pintu terdapat langit-langi yang dimemilki motif batik yaitu batik mega bendung
Masjid Raya Aljabar memiliki relung yang terbuat dari tembaga dengan jumlah 27 relung, tentunya jumlah tersebut memiliki alasan yaitu menggambarkan jumlah dari 18 Kabupaten dan 9 kota di Jawa Barat, uniknya relung-relung tersebut terdapat motif batik yang beragam dari setiap daerah. Pada bagian depan shaf pertama terdapat relung yang memiliki motif batik, geometri, serta kaligrafi yang bersikan ayat suci Al-Qur'an, relung tersebut berjumlah 6 dengan motif yang berbeda-beda
Pada langit-langit utama masjid Aljabar terdapat lafadz Allah yang membentang ke bawah, dan uniknya masjid Aljabar ini tidak mempunyai tiang sebagai penopang masjid. Dan sebagai gantinya pada bagian dalam terdapat pilar yang berjumlah 12 yang dilapisi dengan marmer yang indah.
Ragam Seni yang menghiasi masjid Raya Aljabar merupakan daya tarik dari masjid ini dengan menggabungkan unsur kesenian lokal mampu menciptakan seni yang indah pada masjid Raya Aljabar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H