PENGERTIAN DAN PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL
Perubahan iklim merupakan tantangan paling berat yang dihadapi dunia saat ini. Semakin banyak terjadinya penyimpangan cuaca seperti halnya badai, angin topan, hujan deras, dan perubahan musim tanam. Belum lagi ancaman badai tropis seperti tsunami, banjir, Â kekeringan, kebakaran hutan, hingga punahnya berbagai ikan dan rusaknya terumbu karang, serta krisis air bersih. Sebagian besar ahli percaya bahwa peristiwa ini disebabkan oleh apa yang disebut pemanasan global (global warming), yang merupakan akibat dari peningkatan kadar gas rumah kaca.
Pemanasan global merupakan peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi, lautan, dan daratan. Para peneliti di Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) menjelaskan bahwa pemanasan global adalah penangkapan radiasi matahari gelombang panjang (gelombang panas atau inframerah) yang dipancarkan ke bumi oleh gas rumah kaca.
Ada enam jenis gas rumah kaca, yaitu karbon dioksida (CO), metana (CH4), dinitrogen oksida (N2O), hidrogen perfluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (CFC), dan sulfur heksafluorida (SF6). Gas-gas ini secara alami ada di udara (atmosfer). Efek rumah kaca adalah istilah yang mengacu pada panas yang terperangkap di atmosfer bumi dan tidak dapat ditransmisikan.
Penipisan lapisan ozon juga meningkatkan suhu bumi. Sebab, semakin tipis lapisan atas atmosfer, semakin bebas radiasi matahari gelombang pendek (termasuk ultraviolet) yang masuk ke bumi. Selain itu, radiasi gelombang pendek ini juga dapat diubah menjadi gelombang panjang atau gelombang panas matahari atau sinar infra merah, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca.
Dalam keadaan normal, efek rumah kaca alami diperlukan untuk mengurangi perbedaan suhu antara siang dan malam. Namun dengan meningkatnya gas rumah kaca (CO2), semakin banyak gelombang panas matahari atau infra merah yang dipantulkan dari permukaan bumi yang diserap oleh atmosfer, sehingga meningkatkan suhu permukaan bumi.
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
- Cuaca
Salah satu tanda pemanasan global yang sangat jelas adalah perubahan iklim, misalnya hujan lebat masih sering terjadi, padahal kita sekarang memasuki bulan yang seharusnya dihitung sebagai musim kemarau. Contohnya di Indonesia, misalnya banjir Februari 2007 yang menenggelamkan lebih dari separuh wilayah DKI Jakarta. Menurut perkiraan, transisi dari musim kemarau ke musim hujan terus berlanjut dalam 30 tahun terakhir. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa daerah. Suhu di musim dingin dan malam hari cenderung meningkat.
Karena lebih banyak air yang menguap dari laut, daerah yang lebih hangat akan menjadi lebih lembab. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya, area tertentu akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang, dan mungkin bertiup dengan arah yang berbeda.
- Tinggi Permukaan Laut
Intensitas angin topan yang ditimbulkan oleh penguapan air akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, mungkin akan ada periode dingin yang ekstrem. Pola cuaca menjadi lebih tidak terduga dan ekstrim. Sekarang, terutama dalam 2-3 tahun terakhir, cuaca akan menjadi sulit untuk diprediksi.