Mohon tunggu...
Moh.Farhan Masruri
Moh.Farhan Masruri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Khas Jember

terveling

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Isu Munculnya Beras Sintetis, Saat Harga Beras Melonjak

18 Oktober 2023   21:07 Diperbarui: 18 Oktober 2023   21:25 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini, masyarakat di beberapa daerah dihebohkan dengan dugaan adanya beras plastik atau sintetis yang mungkin beracun.Beberapa warga mengaku mengalami gangguan kesehatan setelah mengonsumsi beras sintetis.Pada isu ini,Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi, dan Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, memberikan tanggapan tegas. Kedua pejabat ini bersama-sama membantah adanya beras sintetis tersebut.

Menurut Arief, isu beras sintetis muncul karena ada pihak-pihak yang tidak puas dengan impor beras yang dilakukan pemerintah. Selain itu, Arief juga menjelaskan bahwa plastik jauh lebih mahal daripada beras.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) turun memeriksa kebenaran kabar soal beras sintetis yang beredar di masyarakat belakangan ini. Menurut mentri Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andriko Noto Susanto mengungkapkan, beredarnya kabar tersebut kemungkinan berawal dari pemberitaan di Bukittingi,diduga di Sumatera Barat  salah seorang warga mengaku sakit usai mengonsumsi  beras sintetis.

Berkaitan dengan beredarnya isu mengenai adanya beras berbahan plastik atau beras sintetis yang dikonsumsi masyarakat, diperlukan investigasi termasuk pembuktian dari sample beras yang dikonsumsi melalui uji laboratorium. Ini harus dilihat apakah ada bahan lain yang dikonsumsi selain beras, dan apakah semua yang mengonsumsi juga mengalami gejala yang sama," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (11/10/2023).

"Jadi kasus ini tidak bisa digeneralisir karena jika memang penyebabnya dari beras yang diduga sintetis tersebut tentunya ini akan lebih banyak orang yang terkena dampaknya. Sehingga kita fokus ke kasus keracunan tersebut," tambah Andriko.

Adapaun sejumlah penyebab keberadaan beras sintetis berbahan plastik di pasaran.di antaranya,disebabakan produksi beras nasional yang masih sangat kuran dan haraga beras nasional yang sangat mahal.Faktanya harga beras dalam negeri masih 30 persen lebih tinggi dibandingkan dengan haraga pasar internasional.

 Hal tersebut kemudian mendorong pengusaha beras dan importir berjualan beras dengan modal rendah lewat pembelian ke pasar Internasional yang memang harganya jauh lebih murah.Kemudia beras-beras tersebut dioplos dengan beras-beras biasa dan di jual dengan harga tinggi.dan juga adapun para pedagang yang jahat sehingga mengopolosnya  dengan beras sintetis berbahan plastik ke beras biasa agar keuntungan yang didapatakan semakin melipah.

Dari banyaknya isu-isu ini kita selaku konsumen harus sangat berhati-hati dalam membeli beras.Karena faktor ini juga,masyarakat banyak yang beralih atau lebih memilih membeli ubi atau singkong untuk mengganti karbohidratnya.

Dengan adanya isu-isu ini pula kita harus tau perbedaan beras asli dan palsu.Perbedaan beras asli dan palsu yaitu:

  • Beras Asli
  • Ukuran beras lebih besar dan memiliki guratan
  • Punya warna bening namun ada putih susu di tengahnya
  • Punya tekstur kasar saat dipegang
  • Beras Palsu
  • Punya ukuran ramping dan mulus (tidak bergurat)
  • Punya warna yang bening
  • Punya tekstur halus layaknya berbahan plastik 
  •  Beras plastik mengeluarkan air saat dimasak

Oleh : MOH.FARHAN MASRUI(Mahasiswa prodi ekonomi syariah Uin Kiai Haji Ahmad Siddiq Jember)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun