Mohon tunggu...
Farhan Azhwin
Farhan Azhwin Mohon Tunggu... Pelajar/Mahasiswa -

A prospective Indonesian scientist | "Learning from your mistake makes you smart while learning from other people's mistake makes you genius, keep being beneficial for others who actually need it"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Muda Berkarya, Tua Bergaya

13 Agustus 2016   20:44 Diperbarui: 14 Agustus 2016   13:35 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara mengenai gaya hidup anak muda di zaman sekarang tidak akan pernah ada habisnya. Efek modernisasi telah membuat banyak generasi muda kita yang seharusnya menjadi ujung tombak dalam membuat suatu perubahan yang lebih baik di masa mendatang dirusak hanya dengan sebuah pengakuan yang sifatnya sementara. Bagaimana tidak, bisa kita lihat banyaknya anak-anak muda dengan segala kemeriahannya dengan memakai pakaiannya yang serbanecis, gadgetnya yang canggih, mobilnya yang  mahal yang terletak sudut kota-kota besar di Indonesia, namun tak mampu berbuat apa-apa dalam membuat suatu karya yang dapat bermanfaat untuk orang banyak. 

Inilah sebuah kenyataan yang harus dihadapi anak muda saat ini betapa kita disibukkan dengan mencari pengakuan dari orang lain agar kita terlihat seperti orang yang berada. Tak jarang dari mereka yang harus berhutang sana-sini supaya mendapatkan perhatian dari orang sekitar. Lantas yang menjadi pertanyaannya, mau sampai kapan seperti ini? Gaya hidup yang semu ini hanya akan membuat kita cepat jenuh karena sifat kita yang tidak merasa puas. Akan berbeda jika kita memfokuskan diri untuk membuat suatu karya yang kelak kita akan nikmati di kemudian hari. 

Pada dasarnya, manusia memang dilahirkan dengan sifat ingin diperhatikan dan haus akan sebuah pengakuan, ditambah lagi dengan efek teknologi yang terus berkembang menyebabkan kaum pemuda semakin gencar akan sebuah arti "pengakuan" ketimbang membuat sebuah karya yang bisa memajukan kita dan masyarakat lainnya. Menjadikan gaya hidup tujuan utama hanya akan menggerogoti jiwa dan pikiran kita. Apa pun itu akan dilakukan sekalipun harus mencuri, berbohong, dan perbuatan buruk lainnya. Ketika semua upaya telah dilakukan namun tak kunjung mendapatkan "pengakuan" apa yang terjadi? Mungkin bunuh diri menjadi solusi terakhir, Ngeri ya. 

Untuk itu, sebenernya pengakuan itu tidak perlu kita harus kejar, fokuskan diri kita untuk membuat suatu karya yang kelak bisa bermanfaat untuk orang lain. Sebuah karya itu tidak harus yang besar-besar, hal kecil pun bisa jadi sebuah karya seperti dengan menulis artikel, membuat karya seni dan hal-hal kreatif lainnya. Bukankah segala hal yang besar dimulai dari yang kecil? Dan puncak dari hasil karya kita adalah kepuasan yang tak akan ada hentinya kemudian seiring berjalannya waktu, orang lain pun akan mengakui diri kita. 

Karya yang kita telah publikasikan kemudian akan dibaca, diaplikasikan dan itu menjadi sebuah kebahagiaan yang nantinya akan kita rasakan kelak. Kita tidak perlu bersusah-susah lagi untuk mengejar arti pengakuan, karena mindset kita hanya tertuju pada sebuah karya, Kemudian bagaimana caranya kita membuat suatu karya? Segala sesuatunya harus dimulai dengan banyak membaca. Pada zaman sekarang informasi bertebar luas di mana-mana. Kita akan sangat mudah mengakses informasi dan menjadikannya ide. Bila informasi di internet masih kurang, masih ada perpustakaan yang layak dijadikan tempat mencari referensi. Intinya, waktu yang kita miliki saat ini harus benar-benar dimanfaatkan sebaik mungkin.

Mengejar arti pengakuan untuk sebuah gaya hidup yang tak akan pernah ada habisnya membuat kita tidak memaknai hakikat kehidupan yang sebenarnya. Sepuluh atau dua puluh tahun lagi kelak kita akan merasakan betapa berhasilnya karya kita dalam membuat banyak perubahan yang lebih baik untuk sekitar. Mereka akan menjadikan ini motivasi dari tulisan-tulisan kita, atau karya kita yang dijadikan sebagai referensi untuk bahan pemikiran orang lain. Kebaikan seperti ini akan terus mengalir hingga akhir hayat seperti kata pepatah "apa yang kita tanam, kelak akan kita tuai". Maka dari itu, setelah kalian membaca ini, yuk kita memulai berkarya untuk negeri.

Salam

Author

13 Agustus 2016

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun