Mohon tunggu...
Farhan Azhwin
Farhan Azhwin Mohon Tunggu... Pelajar/Mahasiswa -

A prospective Indonesian scientist | "Learning from your mistake makes you smart while learning from other people's mistake makes you genius, keep being beneficial for others who actually need it"

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Prosesi Wisuda: Antara Bahagia dan Tidak

10 Agustus 2016   22:25 Diperbarui: 11 Agustus 2016   08:21 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama kali mendengar istilah wisuda rasanya sudah tak asing difikiran kita semua. Momen yang satu ini merupakan suatu hal yang ditunggu-tunggu para calon mahasiswa mahasiswi berbagai jenjang di berbagai perguruan tinggi di indonesia. Tak hanya itu, perayaan wisuda juga dilakukan lulusan pendidikan di jenjang yang lebih rendah bahkan lulusan Taman kanak-kanak pun wajib mengikuti seremonial ini.  

Saat sebuah tanggal wisuda itu datang, kita bisa melihat ratusan mobil berjenjeng indah di sudut kampus, penjual bunga dan boneka yang terlihat di kiri jalan seolah menarik perhatian para kerabat dekat, keluarga, dan teman kuliah untuk membeli dan memberikannya sebagai hadiah atas ucapan selamat para wisudawan wisudawati yang mengenakan seragam khas beristilah "Toga". Berbagai macam hal yang dibawakan pada saat merayakan momen wisuda seperti kamera, tongsis, dan hal lainnya yang bertujuan untuk mengabadikan momen bersama menjadikan prosesi yang sakral ini sebuah modernisasi gaya hidup yang berkembang seiring perkembangan zaman. Namun fakta yang terjadi di lapangan, apakah memang kita sebahagia itu ?..

Menjadikan status sebagai sesuatu yang bermakna itu merupakan salah satu ciri khas gaya modern masa kini,  termasuk menjalani momen berharga ini. Di zaman sekarang, kita mesti berbahagia atas pencapaian yang diperoleh setelah menempuh berbagai lika-liku kehidupan di dunia pendidikan, entah itu karena kita berhasil lulus ujian atau sekalipun lulus sidang. 

Saya pun memahami, sebuah hal yang wajar apabila kita berbahagia dikarenakan mendapat banyak apresiasi setelah berjuang mati-matian demi mendapatkan sebuah tujuan yaitu kelulusan dan mendapatkan predikat gemilang baik di sekolahan maupun di institusi tertentu. Tapi satu yang perlu dicermati, tak semua orang itu berbahagia, ada satu atau lebih diantara dari kita yang mengalami kekecewaan, kesedihan yang mendalam dikarenakan tidak hadirnya seseorang yang dekat dengan kita pada saat wisuda, bisa saja itu dikeluarga kita atau mungkin another people yang banyak memberikan banyak kontribusi semasa menjalani pendidikan. Ketahuilah, Toga yang kalian pergunakan sekarang akhirnya hanya disimpan di sebuah lemari pakaian terselimuti plastik yang mungkin tidak akan diperhatikan lagi oleh kalian, kalian tidak akan mengenakkan pakaian tersebut lebih dari lima kali, momen wisuda hanya bersifat  sementara, dan sekarang kalian harus menatap dan merancang masa depan.     

Menjalani serangkaian prosesi wisuda itu memang tak bisa terlupakan di benak kepala kita. Namun, memaknai arti dari wisuda itu jauh lebih penting. karena apa, wisuda merupakan starting point kita untuk siap menghadapi berbagai challanges yang lebih besar di realita kehidupan. Wisuda tak akan menjadi bermakna bila setelahnya kita tidak mampu berbuat banyak untuk menghadapi segala konsekuensi, baik itu saat melamar pekerjaan ataupun mencoba berwirausaha. Percayalah, ini jauh lebih sulit dari yang dibayangkan. karena saya pernah mengalaminya. Orang berkata kehidupan di dunia pasca perkuliahan jauh lebih menyeramkan, Ya itu memang benar. Tapi sekali lagi, jangan  takut apabila kalian memiliki cukup bekal ilmu yang digeluti selama menjalani proses sebelum wisuda itu datang.  

Lagi lagi yang menjadi pertanyaan, apakah kalian berbahagia ?. 

Saya pribadi menjawab "YA" karena saya berhak berbahagia atas sebuah ilmu yang didapat dengan tidak mudah dan akan menjawab "TIDAK" bila saya hanya ingin sekedar lulus tanpa memaknai arti kelulusan, lulus tanpa membawa skill apa-apa justru hanya akan menyulitkan kita sendiri dan juga keluarga. Saya percaya ini bukanlah hal mudah, untuk itu jangan habiskan waktu kita untuk sebuah hal yang meaningless atau tanpa arti. Ciptakan fikiran yang positif agar menjadi penyegar kehidupan saat menjalani sekolahan maupun perkuliahan  

Balik lagi ke diri kita masing-masing. Berbahagia atau tidak itu sebuah pilihan kalian karena kalian yang menjalaninya, kalian yang menerima manis dan pahitnya. Saya hanya bisa mendoakan agar kebahagiaan itu selalu menghampiri relung jiwa kita. Maka dari itu, make the real action is the most important things to do now before it's too late. 

Last but not least, Izinkan saya mengutip sebuah quote dari Arie Pencovici yang berbunyi "Graduation is only the concept, In real life every day you graduate,. Graduation is a process that goes on until the last day of your life. If you can grasp that, you'll make a difference"

Salam

Author

10 Agustus 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun