Mohon tunggu...
Farhana Zhafira
Farhana Zhafira Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Selalu bersyukur sabar dan ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Sosial dalam Puisi "Orang-Orang Miskin" karya W.S. Rendra: Menggugat Ketidaksetaraan dan Kemiskinan dalam Masyarakat

8 Maret 2024   09:32 Diperbarui: 8 Maret 2024   09:52 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Puisi "Orang-Orang Miskin" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya sastra yang mengangkat tema kemiskinan dan ketidaksetaraan sosial. Puisi ini menggambarkan kehidupan orang-orang miskin yang sering diabaikan oleh masyarakat dan pemerintah.

Diksi yang merupakan unsur kunci pada puisi diatas adalah "orang orang miskin". Kata orang miskin berarti orang-orang yang tidak mempunyai harta benda yang hidupnya luntang lantung di jalan, seperti dalam puisi itu "yang tinggal di dalam selokan", orang miskin yang tidak memiliki tempat pulang yang nyaman. Mereka adalah individu yang kalah dalam pergulatan hidup dan seringkali diabaikan oleh masyarakat luas.

Puisi ini mengandung kritik sosial yang menuju kritik terhadap ketidaksetaraan dalam masyarakat, "janganlah mereka ditinggalkan", menggambar ketidakadilan yang dihadapi oleh orang miskin dan meminta agar mereka tidak ditinggalkan atau diabaikan.

Penyair menunjukan perbedaan orang miskin dan orang kaya dalam masyarakat "Jangan kamu bilang negara ini kaya.karna orang-orang miskin berkembang di kota dan di desa" Ia mengejek klaim bahwa negara ini kaya sementara masih ada orang miskin yang hidup dalam kondisi yang sangat sulit, jangan pernah mengklaim dirimu kaya jika masih ada tetangga yang tidak bisa makan.

Dalam puisi ini menunjukan keberpihakan penyair terhadap orang orang miskin, penyair menunjukan tentang pentingnya jangan meremehkan dan meninggalkan orang orang miskin, mereka harus diberi perhatian yang lebih dan kasih sayang yang cukup agar menjadi orang orang yang berjaya.

Penggunaan imajinasi dalan puisi ini sangat indah, "perempuan perempuan bunga raya yang menyuapi putra putra mu" mengartikan kepedulian terhadap anak anak miskin. Menurut puisi, orang orang miskin tidak akan bisa sirna dari dunia "Jumlah mereka tak bisa kamu mistik jadi nol." Menekankan bahwa orang miskin hidup di dunia ini tidak bisa menjadi hilang ataupun pergi, mereka lah bukti atas ideologi orang orang yang berada.

Dalam puisi ini ada sindiran sosial "Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa" adalah ungkapan ketika mahasiswa sedang demo dan menyampaikan suara kepada pejabat dan para pemerintah, para polisi dan penjaga lainnya mengusir dengan kasar tanpa hati, menginjak nginjak, memukuli, padahal para mahasiswa adalah perantara bagi orang orang miskin untuk menyuarakan suaranya.

Puisi WS.Rendra adalah karya sastra yang sangat menyindir sosial tentang kesenjangan sosial, ketidakadilan yang terjadi di negara ini, ketidaksetaraan serta kemiskinan. Agar orang orang berada yang jauh di sana mengerti dan paham, mereka tidak akan bisa menjadi orang kaya tanpa keberadaan "orang orang miskin".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun