BOGOR-Ketahanan pangan merupakan isu strategis yang menjadi perhatian global, termasuk di Indonesia. Menjamin ketersediaan pangan yang cukup, aman, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat menjadi tantangan kompleks, terutama di tengah dinamika perubahan iklim dan pertumbuhan penduduk. Salah satu faktor kunci dalam mewujudkan ketahanan pangan adalah meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani, khususnya generasi muda. Namun, akses terhadap permodalan menjadi kendala utama bagi para petani muda dalam mengembangkan usaha pertanian mereka.Â
Peran penting Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dan Corporate Social Responsibility (CSR) daerah menjadi sangat strategis. TPAKD memiliki manfaat untuk memperluas akses keuangan bagi seluruh masyarakat, termasuk petani muda. Sementara itu, CSR daerah dapat menjadi sumber pendanaan alternatif yang dapat dimaksimalkan untuk mendukung pengembangan usaha pertanian. Melalui sinergi yang kuat antara TPAKD dan CSR daerah, diharapkan dapat tercipta solusi permodalan yang efektif dan berkelanjutan bagi petani muda, sehingga mampu mendorong peningkatan produktivitas pertanian dan berkontribusi nyata dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.Â
Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) Programme menyelenggarakan Forum Pertanian Milenial (MAF) bersama TPAKD (Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah) Kabupaten Bogor dan sejumlah perusahaan melalui CSR (Corporate Social Responsibility) daerah mengadakan acara seminar yang diselenggarakan pada rabu (04/12/24) di Bogor, Jawa Barat
MAF Millenial Agriculture Forum adalah sebuah platform yang memfasilitasi diskusi dan kolaborasi antara para pemuda dan pemangku kepentingan dalam sektor pertanian.Â
Seperti yang disampaikan Yoyon Haryanto (kementan) bahwa diharapkan untuk kedepannya CSR dapat menunjang program progran daerah dan agenda resmi kegiatan regenerasi petani dan generasi millenial dalam sektor pertanian. Petani muda menjadi kunci dalam mengakselerasi modal dengan skill dan sumber daya.
Dede Sopyandi, Kepala BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) Kabupaten Bogor mengatakan bahwa visi misi kabupaten Bogor yaitu Mewujudkan kabupaten Bogor termaju, nyaman dan berkeadaban, menjamin ketersediaan dan mengembangkan agrobisnis berbasis perdesaan (one village one produk), dan menjadikan pertanian pengungkit utama perekonomian wilayah serta membuka pusat pertumbuhan ekonomi baru dipedesaan.
Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) hadir sebagai solusi untuk memperluas akses keuangan bagi petani muda melalui program-program yang dirancang khusus. Dengan dukungan TPAKD, petani muda dapat memperoleh pinjaman dengan bunga yang terjangkau, pelatihan manajemen keuangan, serta akses informasi pasar yang lebih baik.
Di sisi lain, Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan-perusahaan lokal juga berpotensi menjadi sumber pendanaan alternatif yang signifikan. Banyak perusahaan memiliki program CSR yang fokus pada pengembangan masyarakat, termasuk pertanian. Melalui kolaborasi antara TPAKD dan CSR, petani muda dapat mendapatkan dukungan finansial, pelatihan keterampilan, dan akses kepada teknologi pertanian modern.
Dapat disimpulkan bahwa dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan, dukungan terhadap petani muda melalui akses permodalan yang efektif menjadi sangat penting. TPAKD dan CSR memiliki peran strategis dalam menyediakan solusi yang dibutuhkan. Dengan kolaborasi yang kuat antara kedua pihak, diharapkan petani muda dapat tumbuh dan berkembang, meningkatkan produktivitas pertanian, dan berkontribusi terhadap ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H