Mohon tunggu...
Farhana Ameera Lubis
Farhana Ameera Lubis Mohon Tunggu... Lainnya - XI MIPA 3 - SMAN 28 Jakarta

:)

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Resensi Buku "The Murder on the Links" Karya Agatha Christie

7 Maret 2021   01:06 Diperbarui: 8 Maret 2021   07:02 1065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : audible.co.uk

Agatha Christie merupakan salah satu penulis terbaik yang saya ketahui. Penulis yang dikenal dengan sebutan “Ratu Cerita Misteri” tersebut selalu menyajikan sebuah cerita misteri yang sangat menyenangkan untuk dibaca, tak jarang juga membuat para pembaca ikut mencoba memecahkannya. Salah satu karyanya yang akan saya bahas pada kesempatan kali ini ialah buku “The Murder on the Links”.

Sinopsis Buku:

Buku ini lagi-lagi mengisahkan sang detektif terkenal asal Belgia, Hercule Poirot. Kali ini sang detektif bersama rekannya, Hastings, harus memecahkan sebuah kasus pembunuhan yang terjadi di sebuah lapangan golf. Sang korban ialah P.T. Renauld, yang awalnya menyurati Poirot karena ia membutuhkan bantuan seorang detektif, kemudian ditemukan oleh Poirot dalam kondisi tewas tertusuk di bagian punggung. Poirot dan Hastings pun memulai investigasinya dengan mewawancarai orang-orang terdekat P.T. Renauld.

Poirot mendapat empat fakta kunci tentang kasus ini yaitu sepotong pipa timah ditemukan di dekat mayat; hanya ada tiga pelayan wanita yang berada di vila pada saat pembunuhan karena putra Renauld, Jack dan sopirnya diusir; orang tak dikenal mengunjungi sehari sebelumnya, yang mendesak Renauld untuk segera pergi; dan Madame Daubreuil yang merupakan tetangga Renauld, telah memasukkan 200.000 franc ke dalam rekening banknya selama beberapa minggu terakhir.

Ketika sekretaris Renauld, Gabriel Stonor, kembali dari Inggris, ia menyarankan pemerasan, karena masa lalu majikannya sebelum berkarir di Amerika Selatan adalah sebuah misteri. Sementara itu, Hastings seketika bertemu dengan seorang wanita muda yang telah dia temui sebelumnya, yang dikenalnya sebagai "Cinderella". Cinderella meminta Hastings untuk membawanya pergi melihat tempat kejadian kejahatan, dan kemudian secara misterius menghilang dengan senjata pembunuh.

Poirot kemudian melakukan perjalanan ke Paris untuk meneliti kesamaan kasus itu dengan kasus pembunuhan 22 tahun lalu, yang hanya memiliki satu perbedaan yakni si pembunuh, Georges Conneau, yang dulu mengakui kejahatan tersebut. Dimana dalam pengakuannya, ia dan kekasihnya, Madame Beroldy, telah berencana untuk membunuh suami Madame Beroldy dan mengklaim bahwa pembunuhan itu dilakukan oleh penyusup bertopeng. Keduanya menghilang segera setelah itu.

Sekembalinya dari Paris, Poirot mengetahui bahwa ada mayat pria tak dikenal telah ditemukan, tertusuk di bagian hati dengan senjata sama yang digunakan pembunuh. Sebuah pemeriksaan menunjukkan bahwa dia meninggal sebelum pembunuhan Renauld karena penyakit epilepsi, dan dia ditikam setelah mati.

Giraud, seorang detektif Perancis, menangkap Jack dengan teori dia membunuh Renauld karena menginginkan uang ayahnya. Jack mengakui kepada polisi bahwa dia berdebat dengan ayahnya tentang keinginan untuk menikahi putri Madame Daubreuil bernama Marthe, yang orangtuanya tidak menyetujui keinginan tersebut. Poirot mengungkapkan kesalahan dalam teori Giraud ketika Renauld mengubah wasiatnya dua minggu sebelum pembunuhannya, mencabut hak waris Jack.

Jack dibebaskan dari penjara setelah Bella Duveen, seorang akrobat Inggris yang ia cintai, mengaku telah melakukan pembunuhan. Keduanya menemukan seorang mayat gelandangan pada malam pembunuhan, dan menganggap orang tersebutlah yang membunuh Renauld. Poirot mengungkapkan bahwa dugaan tersebut tidaklah benar, karena pembunuh sebenarnya adalah Marthe Daubreuil.

Poirot menguraikan teorinya. Renauld benar-benar Georges Conneau yang melarikan diri dari Perancis, ia mengubah namanya di Kanada untuk memulai kehidupan baru untuk dirinya sendiri. Setelah mendapatkan seorang istri dan seorang putra dan menghasilkan banyak uang di Amerika Selatan, ia kembali ke Perancis untuk menetap bersama keluarga barunya. Ia mendapati bahwa tetangga terdekatnya adalah Madame Beroldy yang juga mengubah identitasnya menjadi Madame Daubreuil.

Diperas oleh masa lalunya, situasi Renauld memburuk ketika Jack menjadi tertarik pada putri Madame Daubreuil. Ketika seorang gelandangan tewas di kebunnya, dia melihat kesempatan untuk melarikan diri dari Madame Daubreuil. Dia akan menggunakan tipu muslihat yang sama dari sebelumnya, tetapi dengan satu perbedaan. Kali ini, dia akan menggunakannya untuk memalsukan kematiannya sendiri. Rencananya sederhana, menggelar penculikannya sendiri di malam hari, ia akan merusak tubuh gelandangan dengan pipa, dan kemudian mengubur keduanya di samping lapangan golf, sebelum melarikan diri dari tempat itu dengan kereta api. Siapa pun yang akan mengenali tubuh itu bukanlah tubuhnya akan dikirim pergi, sehingga untuk memastikan bahwa Eloise, istri Renauld, akan salah mengidentifikasi tubuh itu sebagai suaminya. Poirot curiga keterlibatannya dalam skema itu, karena reaksinya terhadap kematian suaminya tidak tulus sampai dia melihat langsung tubuhnya.

Namun, rencana itu ditemukan oleh Marthe yang tidak sengaja mendengar Renauld mendiskusikannya bersama-sama. Dia akan menjadi kaya raya jika dia menikahi Jack, maka keberhasilan skema ini akan merusak semua keinginannya. Dia pun memutuskan untuk mengikuti Renauld dan menikamnya setelah Renauld menggali kuburan untuk tubuh gelandangan. Untuk mengekspos Marthe sebagai pembunuhnya, Poirot meminta Eloise untuk secara terbuka mencabut hak waris Jack.

Malam itu, Marthe mencoba membunuh Eloise ketika Jack meninggalkannya sendirian di vila, tetapi tewas saat Eloise diselamatkan oleh Cinderella. Madame Daubreuil menghilang lagi. Jack dan ibunya berencana untuk pergi ke Amerika Selatan, bergabung dengan Hastings dan Dulcie Duveen, yang terungkap sebagai Cinderella, saudara kembar Bella.

Kelebihan buku:

Buku ini mengisahkan sebuah cerita yang sangat brilian, membuat saya ingin terus lanjut membacanya. Suasana cerita dalam buku ini sangat terasa, mulai dari bahagia, sedih, sampai menegangkan, seakan-akan membawa pembacanya masuk ke dunia dalam buku. Seluruh misteri dalam buku ini terpecahkan, meninggalkan rasa puas setelah dibuat penasaran selama membaca. Setiap buku misteri pastinya memiliki kejutan, dan kejutan dalam cerita ini dikemas dengan cara yang sempurna, seperti kejutan-kejutan klasik Agatha Christie lainnya yang tak pernah gagal membuat saya tercengang dan terpukau.

Kelemahan buku:

Terlalu banyaknya tokoh dalam buku ini terkadang membuat saya lupa akan keberadaan tokoh-tokoh sampingan yang masih mengambil peran penting dalam cerita. Tokoh Cinderella dan Bella yang merupakan saudara kembar sulit untuk dibedakan.

Rekomendasi:

Buku ini menyenangkan untuk dibaca dan sangat cocok untuk mengisi waktu luang. Selain itu, dengan membaca buku ini kita dapat ikut memecahkan misteri bagaikan Hercule Poirot. Untuk seorang pecinta buku misteri-thriller, buku karya Agatha Christie yang satu ini patut untuk dibaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun